Sabtu, 23 Maret 2013

Nutrisi Pakan Ruminansia


RUMINANSIA



    Perbedaan antara ternak ruminansia dengan ternak non ruminansia adalah ternak ruminansia dikaruniakan tuhan sebuah perut jamak yang sering disebut kompleks retikulorumen. Kompleks retikulorumen ini mengandung populasi mikrobia, salah satu mikrobia yang terdapat di dalam rumen adalah mikrobia selulolitik, yaitu mikrobia pendegradasi selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti Volatil fatty acid (VFA), VFA inilah yang dijadikan ternak inang seperti sapi sebagai sumber energi dan asam lemak susu (untuk sapi perah). Bayangkan saja, ketika ternak sapi dengan bobot badan 500 kg tidak dikaruniakan tuhan sebuah komplek retikulorumen, kemungkinan tidak dapat menggunakan selulosa sebagai substratnya sehingga kebutuhan akan jagung, bungkil kedelai atau pakan konsentrat lainnya akan sangat banyak. Ternak ruminansia adalah kelompok ternak yang mempunyai tulang belakang, mempunyai rahang, dan pada bagian alat reproduksinya mempunyai plasenta. Ternak ruminansia mempunyai empat bagian perut yaitu :
Rumen
1.    Rumen merupakan bagian perut yang paling depan dengan kapasitas paling besar. Rumen berfungsi sebagai tempat penampungan pakan yang dikonsumsi untuk sementara waktu. Di dalam rumen pakan tercampur dengan cairan berlendir yang disebut saliva. Setelah beberapa saat pakan ditampung, pakan dikembalikan lagi kedalam mulut untuk dikunyah. Proses ini berlangsung beberapa kali terutama bagi jenis makanan yang mempunyai konsentrasi serat kasar tinggi.
Retikulum
 2.    Retikulum merupakan bagian perut yang mempunyai bentuk permukaan menyerupai sarang tawon dengan struktur yang halus dan licin serta berhubungan langsung dengan rumen.

3.    Omasum adalah bagian perut setelah retikulum yang mempunyai bentuk permukaan berlipat-lipat dengan struktur yang kasar. Bentuk fisik ini dengan gerakan peristaltik berfungsi sebagai penggiling makanan yang melewatinya dan juga berperan menyerap sebagian besar air.

Omasum
4.    Abomasum merupakan bagian perut yang terakhir. Sebetulnya bagian inilah yang sebenarnya merupakan perut ternak ruminansia. Keempatnya tidak mempunyai perbedaan yang nyata ketika dilahirkan. Bagian perut yang terakhit (abomasum) mempunyai ukuran lebih besar dibanding ketiga bagian perut yang lain. Fungsi ketiga bagian perut (rumen, retikulum dan omasum) ternak ruminansia adalah(1) alat pencerna mekanis (2) penghasil bakteri pencerna serat kasar (3) penghasil protein dan asam amino esensial (4) pensintesis vitamin B.


Abomasum

Kambing Peranakan Ettawa
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo (2007) menyatakan bahwa kambing peranakan etawah (PE) merupakan hasil persilangan kambing etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing kacang (kambing asli Indonesia). Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia, mudah dipelihara, dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu. Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang. Bobot badan kambing PE jantan dewasa antara 65 sampai 90 kg dan yang betina antara 45 sampai 70 kg. Produksi susu mencapai 1 sampai 3 liter/hari. Ciri-ciri kambing PE adalah sebagai berikut: postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba atau pundak mencapai 90 sampai 110 cm dan betina 70 sampai 90 cm; kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu atau rambut panjang; profil tampak cembung; telinga panjang (25 sampai 40 cm) terkulai ke bawah; dan warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat, tetapi ada juga yang polos putih, hitam, atau coklat.
Kambin Peranakan Ettawa.

BAHAN PAKAN
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, tidak membahayakan bagi pemakannya dan bermanfaat bagi ternak.
Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai dengan kegunaannya maka bahan pakan  dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu:
Kelas 1: Hijauan kering  dan jerami  kering
Kelas 1, meliputi berbagai hijauan pakan yang sengaja dipanen dan dikeringkan, dan juga berbagai jerami kering yang sengaja dipanen dan dirawat. Kelas 1 ini mengandung serat  kasar dan  dinding sel yang tinggi yaitu masing - masing > 18%  dan  > 35 % dalam bahan kering, sehingga rendah kandungan energi tersedia per unit bobot.


Kelas 2: Hijauan segar dan jerami segar
Kelas 2, meliputi berbagai hijauan pakan dan jerami yang belum ataupun sudah dipanen dan diberikan kepada ternak masih dalam keadaan segar.



Kelas 3: Silase (silage)
Kelas 3, meliputi berbagai hijauan pakan yang telah dipotong-potong  dan telah mengalami proses fermentasi terkontrol, tidak termasuk silase ikan, butir-butiran sebangsa padi, biji-bijian sebangsa legum , dan umbi-umbian.
Kelas 4: Sumber Energi
Kelas 4, meliputi berbagai bahan pakan   yang   mengandung   protein   kasar  < 20% dan  serat kasar < 18% atau dinding sel < 35% dalam bahan kering. Kelas 4 ini termasuk pula sumber energi yang telah mengalami proses fermentasi (silase).
Kelas 5: Sumber Protein
Kelas 5, meliputi berbagai  bahan  pakan yang  mengandung  protein kasar ³ 20% dalam bahan kering. Kelas 5 ini ada yang berasal dari hewan dan ada yang berasal dari tanaman. Sumber protein ini disebut pula sebagai konsentrat protein.
Kelas 6: Sumber Mineral
Kelas 6, meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan mineralnya. Kelas ini ada yang sebagai sumber mineral makro dan ada yang sebagai sumber mineral mikro, baik yang mengandung satu macam atau lebih dari satu macam mineral. Sumber mineral ini disebut pula sebagai konsentrat mineral.

Kelas 8: Sumber Vitamin
Kelas 7, meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya dan termasuk pula preparat vitamin. Kelas 7 ini ada yang mengandung satu macam vitamin ataupun lebih dari satu macam vitamin. Sumber vitamin ini disebut pula sebagai konsentrat vitamin.

Kelas 8: Additif  pakan
              Kelas 8, meliputi berbagai bahan yang tidak berfungsi sebagai sumber nutrien  atau non nutrien. Penggunaannya adalah dengan cara ditambahkan atau diimbuhkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan tujuan tertentu. Misalnya untuk memacu pertumbuhan, memacu produksi, memberi warna, memberi bau ataupun sebagai bahan pengisi.

PAKAN

Pakan adalah satu macam atau campuran lebih dari satu macam bahan pakan yang khusus disediakan untuk ternak.
Konsentrat. Konsentrat adalah bahan pakan yang rendah kandungan serat kasar dan tinggi kandungan nutriennya. Pangan demikian dapat dinyatakan pula bahwa bahan pakan konsentrat adalah setiap bahan pakan yang kandungan serat kasarnya kurang dari 18% dan TDN-nya di atas 60% berdasarkan bahan kering. Dalam penggolongan bahan makanan secara internasional, ada dua golongan konsentrat berdasarkan kadar proteinnya, yaitu sumber energi dan sumber protein. Termasuk dalam kelompok konsentrat sumber energi adalah bahan-bahan dengan protein kasar kurang dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dab dinding sel kurang dari 35%. Sebagai contoh konsentrat sumber energi adalah biji-bijian, limbah penggilingan, buah-buahan, kacang-kacangan, akar-akaran, serta umbi-umbian. Termasuk dalam konsentrat sumber protein adalah bahan-bahan yang mengandung protein kasar 20% atau lebih dari bahan yang berasal dari hewan maupun berasal dari bungkil, bekatul, dan lain-lain.
Hijauan. Hijauan merupakan makanan utama kambing atau bagi ternak ruminansia lainnya dan berfungsi sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral. Untuk penyediaan hijauan yang berkelanjutan maka pembudidayaan hijauan makanan ternak yang unggul perlu ditingkatkan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya mutu hijauan yang diberikan dapat dilakukan secara cepat dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai patokan, seperti lembut atau tidaknya permukaan bahan pakan tersebut, bentuk bahan pakan dan waktu potong bahan pakan atau hijauan tersebut. Adapun hijauan unggul yang sudah banyak dikenal antara lain rumput gajah, kolonjono, Gliricideae maculata, lamtoro, kaliandra.

PENYUSUNAN RANSUM
Ransum adalah sejumlah pakan yang dikonsumsi ternak selam 24 jam tanpa memperhatikan nutrien yang ada untuk seekor ternak
Ransum seimbang atau ransum serasi (balanced ration) adalah ransum yang mengandung semua nutrien yang dibutuhkan ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Kegunaan dari formulasi ransum adalah untuk menuangkan pengetahuan tentang zat atau bebrapa zat makanan, bahan atau beberapa bahan makanan menjadi suatu bahan makanan (ransum) yang dapat memenuhi kebutuhan ternak yang mempunyai tingkat produksi tertentu yang dikehendaki oleh peternak
Tipe ransum yang diberikan ada dua yaitu complete feed (ransum lengkap) dan pemberian terpisah antara konsentrat dan hijauan. Complete feed (ransum lengkap) adalah ransum yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan lagi tambahan bahan makanan atau zat makanan apapun dari luar; siap diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Membuat atau menyusun ransum ternak yang seimbang dibutuhkan data yang meliputi :
1. Kebutuhan ternak, dapat menggunakan data dari Nutrient Requerment of Goat (NRC, 1981)
2. Komposisi bahan pakan atau kandungan gizi bahan pakan. Dapat diperoleh dari publikasi ilmiah misal Hari Hartadi et., al (1980), atau hasil analisis yang ada di referensi lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun ransum adalah sebagai berikut:
a.    Menentukan bahan pakan apa saja yang akan digunakan dalam menyusun ransum.
b.    Mengetahui kandungan nutrien masing-masing bahan pakan. Kandungan nutrien dapat dilihat pada NRC (1994), hasil analisis laboratorium, peneliti, lembaga penelitian ternak atau yang lainya.
c.    Mencari data kebutuhan standar ternak. Hal ini dapat dilihat pada tabel NRC (1994), ARC (British), INRA (Prancis), Morrison’s Feeding Standar, Lembaga penelitian atau tabel lainnya,
d.    Mengetahui harga bahan pakan per kg.
Formulasi ransum dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
a.   metode coba-coba (Trial and Error Method)
b.   metode bujur sangkar (square method)
c.   metode eksak (exact method)
d.   simultaneous equation method
e.   linier programing method

PENCAMPURAN

Pencampuran atau Mixing merupakan proses pencampuran bahan pakan yang mencakup proses pengadukan dan pengacakan. Pengadukan berarti meningkatkan keseragaman, sedang pengacakan berarti meningkatkan keragaman. Pencampuran bahan pakan menggunakan mixer horisontal dan mixer vertikal. Teknik pencampuran konsentrat dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga mekanis (mixer) maupun manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran konsentrat maupun ransum yaitu: kestabilan bahan pakan, jarak waktu pencampuran dengan penggunaan dan peralatan yang digunakan.
Dalam formulasi ransum tujuan pencampuran adalah untuk mengkombinasikan kedua proses diatas yaitu pengacakan komponen pakan yang berbeda menjadi satu bentuk campuran. Pencampuran pakan melibatkan kombinasi pencampuran antara bahan bentuk padat dan padat-cair. Bahan pakan utama dicampur pertama kali kemudian diikuti dengan material cair. Vitamin dan berbagai mineral ditambahkan setelah premix. Berbagai tipe pencampuran pakan ditujukan agar bahan pakan dapat tercampur menjadi campuran yang homogen.
Prinsip pencampuran yaitu menggabungkan beberapa bahan dengan cara menyebarkan bahan sehingga pada jumlah tertentu dari campuran terdapat komponen bahan dalam perbandingan tetap. Kualitas mixing dipengaruhi oleh ukuran partikel, bentuk partikel, berat spesifik, higroskopisitas dari partikel, kepekaan terhadap muatan elektronik, daya rekat sejati pada permukaan yang kasar atau ditimbulkan akibat penambahan minyak.

1 komentar:

  1. :D info bagus ... kunjung balik yha ... nambah relasi yang suka dunia peternakan

    http://wsejati.wordpress.com/

    BalasHapus