Kamis, 11 April 2013

Mixing: Sebuah Tahapan Proses Fabrikasi Pakan Ternak


Mixing adalah proses pencampuran bahan pakan sesuai dengan formulasi ransum yang akan dibuat, hasil mixing harus bersifat homogen sehingga jika sampel diambil pada suatu titik mixer akan menghasilkan nilai yang refresentatif. Refresentatif memiliki arti bahwa sampel tersebut dapat mewakili data nutrisi dan kualitas hasil mixing tersebut. Homogenitas dari suatu hasil mixing sangat penting. Penambahan antibiotik, hormon, dan additive lainnya dalam jumlah yang relatif sedikit dalam proses mixing harus homogen, hasil mixing yang tidak memiliki homogenitas yang cukup tinggi akan berdampak pada produktivitas ternak, bahkan dapat mengakibatkan kematian jika penambahan obat-obatan dalam proses mixing tidak tercampur secara baik dan optimal sehingga obat-obatan tersebut akan terakumulasi pada suatu titik yang dapat menjadikan overdosis pada ternak nantinya.
Tipe horizontal memiliki kelebihan dibandingkan tipe mesin mixer yang lain. Homogenitas yang lebih seragam dihasilkan dari mesin mixer tipe horizontal. Mesin mixer horizontal memiliki prinsip pencampuran dengan pengaduk yang berputar seperti helix sehingga alir pengadukan menjadi berlawanan antara alir dalam dan luar. Proses mixing dalam proses produksi sangat memegang peranan penting karena kapasitas produksi pakan ternak dalam suatu feedmill sangat dipengaruhi besar oleh kapasitas kinerja mesin mixerFaktor-faktor yang mempengaruhi kerja proses mixing adalah ukuran bahan, jenis bahan, densitas bahan, dan waktu pencampuran. Waktu pencampuran dapat mempengaruhi efisiensi mixing, waktu mixing yang terlalu cepat dapat menyebabkan belum maksimalnya pencampuran sedangkan waktu mixing yang terlalu lama dapat memungkinkan terjadinya segresi (pemisahan partikel). Jenis dan densitas bahan baku dapat berpengaruh dalam urutan pemasukan bahan baku ke dalam mesin mixing. Menurut Soeparjo (2010), urutan bahan baku dapat menyebabkan penyebaran bahan baku selama pencampuran. Mixer mempunyai ambang batas dimana bahan dalam jumlah yang kecil tidak dapat tercampur secara homogen kedalam formulasi.
        Mixing merupakan titik pusat dari proses produksi. Mixing dapat dianggap sebagai “Ibu” dari semua proses produksi. Mixing merupakan operasi dasar dari suatu feed manufacturing yang sangat dibutuhkan. Pakan komplit yang merupakan campuran bahan pakan harus melalui proses mixing. Keseragaman harus dihasilkan dari proses mixing untuk memaksimalkan penggunaan nutrient. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan, produksi, kesehatan maka ternak haruslah mendapatkan pakan yang seimbang asupan nutrisi, feed additive pada konsentrasi yang diinginkan. Homogenitas yang sempurna merupakan hal yang sangat diharapkan dari proses mixing. Penggunaan indikator merupakan salah satu pengujian homogenitas. Indikator yang digunakan merupakan bahan baku yang digunakan dalam jumlah yang cukup sedikit dalam formulasi. Indikator seperti garam merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam pengujian homogenitas. Sampel yang mengandung garam dalam formulasinya  diuji dengan menggunakan teknik pengujian Na (sodium). Teknik pengujian kadar garam dapat menggunakan teknik Na ataupun Cl. Konsentrasi garam dan variasi antar sampel dihitung untuk menghasilkan koefisien keragaman (Coefficient Of Variation). Pencampuran yang baik adalah nilai CV dibawah 10%. Tindakan koreksi yang dapat dilakukan jika nilai CV lebih dari 10% adalah dengan menambah waktu mixing  



Mesin Mixer horizontal
Tampak Dalam Ribbon (pengaduk) Mixer horizontal

Aliran pakan di dalam mixer horizontal
Alir pakan di dalam mixer vertikal
Tampak luar mesin mixer vertikal.



1 komentar: