Minggu, 03 Mei 2015

Pengaruh Stress panas terhadap metabolisme energi pada Sapi Perah Holstein

Judul asli : Effect of heat stress on energetic metabolism in lactating Holstein cows
Penulis: J. B. Wheelock , R. P. Rhoads , M. J. VanBaale , S. R. Sanders , and L. H. Baumgard
Diperoleh dari : J. Dairy Sci. 93 :644–655.

Pendahuluan
Heat stress sangat memiliki dampak yang cukup besar pada dunia peternakan. Kerugian pada peternakan perah di USA selama setahun mencapai 1 juta dollar, angka yang cukup fantastis. Angka itu dipengaruhi oleh penurunan produksi susu, timbulnya gangguan metabolik dan kesehatan. Heat stress mungkin mempengaruhi proses metabolik yang secara langsung memiliki dampak pada produksi susu.
Berkurangnya Total Feed Intake menjadi salah satu faktor mediated (tidak langsung) yang disebabkan oleh Heat stress, ya betul sekali Heat stress menjadikan turunnya feed intake, dengan turunnya feed intake mempenaruhi hasil metabolik. Kurangnya asupan energi dapat menjadikan mobilisasi non esterified fatty acid (NEFA) untuk dijadikan sebagai sumber energi.
Objek pada penelitian ini adalah: mengetahui karakteristik perubahan parameter energi dan metabolik yang terpapar heat stress tanpa dipengaruhi oleh penurunan feed intake (tanpa dipengaruhi faktor mediated reduced feed intake).

Materi dan Metode
Sapi yang digunakan adalah sapi Holstein sebanyak 22 ekor. terbagi menjadi 2 kelompok. Penelitian ini terdiri dari 3 periode, Periode 1st, terdiri dari 2 kelompok yaitu dengan perlakuan yang sama berada di ruangan dengan suhu netral (thermo neutral). Periode 2nd terdiri dari 2 kelompok, kelompok 1 yang dipapar heat stress (cycle 29-40*C), dan kelompok 2 pada suhu netral, tetapi pakannya dibatasi (PF). Periode 3th, modelny sama dengan periode ke-2, cuma ditambahkan recombinan bovine somatotropin (semacam growth promotor).

Hasil
- Parameter fisiologi seperti temperatur rektal dan respirasi pada perlakuan heat stress lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang berada pada suhu netral (20*C)
- DMI antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki DMI lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.
- Produksi susu antar periode signifikan berbeda (Periode pertama memiliki produksi susu lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.), tetapi antar grup dalam periode tidak signifikan kecuali pada periode 3, grup PF memiliki produksi susu lebih tinggi dari HS.
- Kandungan protein susu antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki protein susu lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.
- Kandungan glukosa darah antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki glukosa darah lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.
- Kandungan NEFA antar grup signifakan, antar periode signifikan.Grup dengan paparan Heat stress (HS) akan memiliki NEFA yang rendah dibandingkan restricted feed (PF).
- Kandungan Plasma Urea Nitrogen dan Insulin antar grup signifakan, antar periode signifikan.Grup dengan paparan Heat stress (HS) akan memiliki PUN dan Insulin yang tinggi dibandingkan restricted feed (PF).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar