Sabtu, 14 Maret 2015

The effect of concentrate feeding amount and feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning of autumn-calving Holstein-Friesian cows. J. Dairy Sci. 98: 338-348

The tittle: The effect of concentrate feeding amount and feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning of autumn-calving Holstein-Friesian cows. J. Dairy Sci. 98: 338-348. Author: D. C. Lawrance, M. O’Donovan, T. M. Boland, E. Lewis, and E. Kennedy

Summary
Introduction: Dairy cattle usually needed forage, to synthesize acetate in reticulorumen for making up Milk fatty acid. However, for special case such as the cattle has high milk production instead was fed high input concentrate, this purpose is energy sufficient to synthesize milk. To increase milk profitability of milk production, the management of feed input should be closely examined, particulary concentrate feed input. Finally, this objective of study/experiment was to examine effect amount and strategy feeding on feed intake, milk yield, and milk production.

Material and methods: Amount cattle in this experiment 108 Head (year I: 60 head; year II 48 head) was conducted Oct-Jan 2012; 2013. In this experiment, were blocked based on calving date, parity, milk yield, milk fat, milk protein, milk lactose, body weight, body condition skors. Experimental design was randomized block desing with a 2x2 factorial, 2 treatment of amount feed (Hi feed and Lo feed), and then 2 treatment of strategy feeding (flat rate and group fed yield). Group treatment was 4 group (Hi Flat rate; Hi Group fed yield; Lo Flat rate; Lo Group fed yield). Animal measurement was analyzed dry matter intake, milk yield & composition, BW&BCS, and blood metabolites (This is case because the cattle usually are prone metabolic disease during period feeding high concentrate).


Conclusion:
-          Strategy feeding had no significant on milk production, dry matter intake, and energy partioning

-          Amount feeding had a significant effect, increase amount feeding concentrate did affect to increase TDMI, energy intake, milk production, and decrease BCS loses.

Kamis, 12 Maret 2015

Adaptasi terhadap perubahan iklim-penelusuran potensi plasma nuftah lokal-

Judul Aslinya: Adaptation to climate change-exploring the potential of locally adapted breeds

Journal Animal (2013), pp: 346-362.

Penulis: Irene Hoffman (Irene_Hoffman@fao.org

Tujuan penulisan journal review ini berdasarkan bahwa adaptasi sangat dibutuhkan, sebagai bentuk respon untuk mampu bertahan terhadap perubahan iklim. Utamanya, zaman sekarang kita sedang menemui lingkungan ekstrim, percobaan adaptasi dalam hal ini termasuk dalam apakah mampu toleran terhadap iklim suatu lingkungan tersebut, bisa jadi beradaptasi dari kualitas rendah pakan di suatu daerah. Maka jawaban dari semua ini ada pemilihan plasma yang memiliki bibit unggul dalam menghadapi masalah diatas

Dalam pembahasannya jurnal mengemukakan beberapa data yang diperoleh dari Food Agriculture Organization (FAO) bagian  Domestic Animal Diversity Information System. Salah satunya gambaran jumlah plasma nuftah Onta, Kerbau, Sapi, Ayam, Kambing, Babi, Kuda, dan Domba yang bisa beradaptasi terhadap beberapa jenis kualitas pakan didaerahnya. Lalu data adaptasi plasma terhadap pola manajemen, data adaptasi terhadap kondisi iklim (dingin, lembab, kering, basah), data adaptasi terhadap suhu-suhu ekstrim, serta data adaptasi terhadap temperature humidity yang beragam.

Efek jumlah dan strategi pemberian konsentrat terhadap produksi susu, konsumsi bahan kering, dan energi pada Sapi Perah Frisien Holstein pada musim gugur (Autumn): Baca Jurnal

Judul aslinya: The effect of concentrate feeding amount and feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning of autumn-calving Holstein-Frisien cows.

Journal Dairy Science. 98: 338-348.

Penulisnya: D. C. Lawrence, M. O. Donovan, T. M. Boland, E. Lewis, and E. Kennedy.

Latar belakang
Tujuan utama penelitian ini adalah, untuk membandingkan produksi susu, konsumsi bahan kering, dan masukan energi pada sapi FH yang melahirkan pada musim gugur (Autumn) dengan 2 macam jumlah dan cara pemberian masing-masing.

Materi dan Metode
Penelitian ini dilakukan di Teagasc, Animal, and Grassland Research and Innovation Centre, Moorepark, Femoy, Co, Cork, Ireland.
Pada tahun pertama digunakan 60 ekor sapi, sedangkan pada tahun kedua menggunakan 48 ekor sapi. Desain eksperimennya menggunakan randomized block design dengan pola faktorial 2x2. Perlakuannyanya terdiri dari 2 macam jumlah konsentrat yaitu konsentrate dalam jumlah yang banyak (yaitu sekitar 7 kg BK/Ekor) dan Konsentrate dalam jumlah yang sedikit (yaitu sekitar 4 kg BK/Ekor), lalu 2 macam strategi pemberian pakan konsentrat yaitu secara flat rate dan Group fed to yield/ GFY( untuk ini akan berlaku pemberian konsentrat berdasarkan produksi susu yang dihasilkan). Pada GFY sapi yang produksi rendah (Misal  produksi susu 20 Kg) maka akan menerima  5,3 kg untuk jumlah konsentrate dalam jumlah banyak, dan 2,3 kg untuk jumlah konsentrate ang sedikit (sekali lagi dingat bahwa ini adalah pola faktorial antara jumlah dan strategi pemberian), sedangkan untuk sapi yang memiliki produksi tinggi (misal Produksi susu 26 Kg) maka pada jumlah pemberian yang banyak akan mendapatkan 8,7 kg, dan pada jumlah pemberian yang sedikit mendapatkan 5,7 kg. Sedangkan untuk flat rate, merupakan pola pemberian yang tidak memandang pola produksi susu, sehingga juma pemberian banyak atau sedikit sesuai awal yaitu masing-masing 7 dan 4 kg/sapi.
Pengukuran Data
Data konsumsi pakan, diperoleh dari kalkulasi dan rekaman  dengan sistem Griffith Elder MealMaster System. Data produksi susu dan komposisinya, secara otomatis terekam pada waktu pemerahan pagi hari dan sorehari, sedangkan untuk komposisi susunya menggunkan Milkoscan 203. Data berat badan dan body condition skor (skor nilai tubuh), berat badan direkan per minggu dengan menggunakan  Portable weighing scale and Winweigh software package (tru-test Limited, Auckland, New Zealand). Metabolit darah, untuk mendapatan data glukosa, NEFA, BHBA, dan urea dengan menggunakan prinsip enzimatic colorimetri menggunkan suitable kits. Komposisi kimia pakan dan keseimbangan energi, untuk keseimbangan energi diperoleh dengan mengestimasi dari berapa jumlah energi pakan yang masuk, berapa jumlah energi pakan yang dibutuhkan untuk maintenance, prooduksi susu, dan pertumbuhan.
Pengolahan data menggunakan SAS. 
Kesimpulan
Pada penelitian ini pola pemberian berdasarkan jumah produksi susu dan tidak, memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Pada penelitian ini pemberian flat rate (tanpa memandang produksi susu) sama sekali tidak mengurangi produksi susu dan keseimbangan energi. Sedangkan pada perlakuan jumlah pemberian memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi susu, dengan meningkatnya jumlah konsentrat yang diberikan maka meningkatkan total konsumsi pakan, jumlah energi yang masuk, sehingga menghasilkan produksi susu, dan mengurangi keseimbangan negatif energi dan susut nilai skor tubuh ternak.






Sabtu, 14 Februari 2015

Profil Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah, Pusat Kolaka-Sulawesi Tenggara

Profil Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah,
 Pusat Kolaka-Sulawesi Tenggara

LOGO YAYASAN PONDOK PESANTREN AL MAWADDAH WARRAHMAH
Sejarah Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Pusat Kolaka, berawal dari refleksi renungan spritual dalam pembinaan Taman Pendidikan Al Qur’an(TPQ) di Masjis Al Mawaddah SMPN 2 Kolaka pada Tahun 1998, selanjutnya di tangan kreatif Dr. K. H. M . Zakariah, M. A selaku pendiri untuk merangkul beberapa mujahid dan dermawan muslim diantaranya H. Umar Tebu, S. Sos, M. Si, H. M. Natsir Malik, H. Madeli HS, H. Muh. Yunus, H. M. Nurwahid, H.M Satar Arfah, H. M. Ramli Badawi, H. Pamma, H. Syahrir Hasan, dan H. Ajuddin Ali. Mereka menanam saham kebahagian akhirat melalui Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah, Koalak dengan tujuan suci, membangun kecerdasan dan lifeskill masyarakat bernafaskan islam di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

 DR. K.H.M. ZAKARIAH, M.A (PIMPINAN PONDOK PESANTREN DAN KETUA STAI AL MAWADDAH WARRAHMAH).


TAMPAK DEPAN KAMPUS I PONPES AL MAWADDAH WARRAHAMAH



Meski terhitung muda, wujud nyata pembinaaan dapat dirasakan masyarakat dengan hadirnya kader-kader mubaligh, imam hafidz 30 Juz, serta memiliki alumni yang diakui untuk melanjutkan studi di Mahad Madinah, Arab Saudi. Berkat upaya keikhlasan dan kerja keras, kini Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka telah memiliki beberapa jenjang pendidikan dari kelompok Bermain/Play Group, Tingkat Raudhatul Athfal/TK Akreditasi A, Madrasah Ibtidayyah/SD Akreditasi A, Madrasah Tsnawiyah/SMP Akreditasi A, Madrasah Aliyah/SMA Akreditasi A, Madrasah Diniyyah (Kepesantrenan). Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan masyrakat yang berkeinginan agar anaknya mengenyam sistem kepesantrenan, maka dibuatlah embaga pendiikan model kepesantrenan terpadu, yang terdiri dari TK Islam Terpadu, SD Islam Terpadu, SMA Islam Terpadu. Mengingat banyaknya lulusan Madrasah Aliyah, SMA se Kolaka yang ingin melanjutan studinya ke perguruan tinggi negeri maka, pihak pondok mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warrahamah, beralamat di Jalan Pondok Pesantren No. 10 Kolaka, Kelurahan Lamokato, Kecematan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sekarang, Sekolah Tinggi Al Mawaddah Warrahmah memiliki beberapa program studi, yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam Terakreditasi B- BAN PT, dan Ekonomi Islam Terakreditasi B-BAN PT.
Untuk mendukung amaliah-amaliah Pesantren, maka dibentuklah beberapa lembaga amal dan sosial seperti Koperasi, Lembaga Amil Zakat, dan Baitul Mal Watamwil. 

Rabu, 22 Januari 2014

1. Pengaruh Pakan Berserat untuk menurunkan Kolestrol daging.
2. Evaluasi kecernaan beberapa bahan pakan di indonesia
3. fermentasi asam laktat pada silase.
4.Kontrol kualitas beberapa bahan pakan di indonesia.
5.Pemanfaatan lahan kering marginal melalui integrated farming system.
6.Pengaruh dosis pemupukan urea terhadap pertumbuhan, produksi serta kecernaan hijauan pakan ternak.
7.Pengembangan tanaman hijauan pakan dibawah naunangan tanaman perkebunan sawit.
8.Penggunaan probiotik untuk meningkatka produktivitas ternak ruminansia
9.Pengaruh nilai Km yang berbeda terhadap aktivitas bakteri methanogenesis dan bakteri acetogenik.
Artikel diatas dapat didownload di:
https://sites.google.com/site/askarizakariah91/download

Kamis, 11 April 2013

Perencanaan Pabrik Pakan Ternak (Feed Mill Plant Lay Out and Design)

          Industri pakan ternak menjadi daya tarik usaha pada dekade terkhir ini, untuk menunjang wawasan perencanaan pabrik pakan ternak maka kami akan memperlihatkan video tentang pabrik pakan ternak (ruang kontrol, warehouse, dan beberapa mesin yang terdapat dalam sebuah feed mill/pabrik pakan)

       

      Perencenaan Pabrik Makanan Ternak ternak harus memperhatikan beberapa aspek produksi:

a. analisis potensi pasar. Pasar yang merupakan tempat penjualan produk pakan ternak menjadi poin sentral dari suatu pabrik pakan ternak, pabrik pakan ternak yang memiliki produksi besar tentunya memiliki pasar yag besar pula. Kekuatan kompetitor dalam sebuah pasar sebelumnya telah harus dikalkulasikan, sehingga produk baru yang akan kita launch ke pasaran apat bersaing dengan produk lama kompetitor. Kalkulasi pasar sangat rumit, tetapi dengan team work yang berpengalaman masalah analisis pasar dapat terpecahkan (Pilihlah salah satu team work yang mengetahui analisis ekonomi makro).

b. analisis finansial. Finansial menjadi masalah terberat bagi perencanaan pabrik pakan ternak, hal ini mungkin dipengaruhi karena view public terhadap pabrik pakan ternak masyarakat hanya tertuju pada perusahaan pakan ternak yang memiliki skala besar. Padahal pabrik yang cukup besar seperti PT. JAFPA Comfeed, Tbk atau PT. Charoen Pokphand, Tbk tidaklah secara kedipan mata lalu menjadi perusahaan raksasa di indonesia, tetapi melalui proses yang panjang dan keras. Analisis finansial menjadi juru kunci dari keberhaslan suatu usaha pabrik pakan ternak. Analisis biaya untuk memulai, sumber dana, dan kapan titik impas/ Break event point tercapai menjadi hal yang perlu diperhitungkan sebelumnya.

c. Pemilihan Lokasi. Lokasi menjadi sangat penting, konflik antara masyrakat biasanya terjadi karena kesalahan dalam menentukan lokasi pendirian pabrik pakan ternak. Jarak pasar dan tempat supply bahan baku dari pabrik menjadi modal pertimbangan untuk penentuan lokasi pabrik.

d. pemilihan jenis mesin dan lay out design pabrik pakan ternak. Pemilihan jenis mesin dipengaruhi oleh target produksi dan luas tempat. lay out design pabrik pakan ternak harus memenuhi syarat: 
-Profitability
-Efficiency
-Quality
-Low first cost
-Apperance
-Location
-Expendability
-Storage capacity
-Low maintenance
-Safe working condition
-Flexibility.

      sehingga untuk memenuhi syarat diatas dibutuhkan sebuah teknorat/desginer yang handal. Jika terdapat masalah dalam pendirian dan pengelolaan suatu pabrik pakan ternak maka ada beberapa cara/langkah dasar dalam pengananannya:
1. Proses Penggumpulan Informasi Fakta Lapangan.
2.  Proses Pengolahan Informasi: mengorganisir, menganalisis dan mengevaluasi.
3. Pemberian beberapa kemungkinan solusi terhadap masalah tersebut.
4. Analisis perbandingan terhadap berbagai solusi yang ditawarkan.
5. Keputusan untuk mengambil solusi yang tepat dan terbaik.

Beberapa contoh Jalur alur produksi dan Design Pabrik pakan ternak:
Alur produksi pakan










Mixing: Sebuah Tahapan Proses Fabrikasi Pakan Ternak


Mixing adalah proses pencampuran bahan pakan sesuai dengan formulasi ransum yang akan dibuat, hasil mixing harus bersifat homogen sehingga jika sampel diambil pada suatu titik mixer akan menghasilkan nilai yang refresentatif. Refresentatif memiliki arti bahwa sampel tersebut dapat mewakili data nutrisi dan kualitas hasil mixing tersebut. Homogenitas dari suatu hasil mixing sangat penting. Penambahan antibiotik, hormon, dan additive lainnya dalam jumlah yang relatif sedikit dalam proses mixing harus homogen, hasil mixing yang tidak memiliki homogenitas yang cukup tinggi akan berdampak pada produktivitas ternak, bahkan dapat mengakibatkan kematian jika penambahan obat-obatan dalam proses mixing tidak tercampur secara baik dan optimal sehingga obat-obatan tersebut akan terakumulasi pada suatu titik yang dapat menjadikan overdosis pada ternak nantinya.
Tipe horizontal memiliki kelebihan dibandingkan tipe mesin mixer yang lain. Homogenitas yang lebih seragam dihasilkan dari mesin mixer tipe horizontal. Mesin mixer horizontal memiliki prinsip pencampuran dengan pengaduk yang berputar seperti helix sehingga alir pengadukan menjadi berlawanan antara alir dalam dan luar. Proses mixing dalam proses produksi sangat memegang peranan penting karena kapasitas produksi pakan ternak dalam suatu feedmill sangat dipengaruhi besar oleh kapasitas kinerja mesin mixerFaktor-faktor yang mempengaruhi kerja proses mixing adalah ukuran bahan, jenis bahan, densitas bahan, dan waktu pencampuran. Waktu pencampuran dapat mempengaruhi efisiensi mixing, waktu mixing yang terlalu cepat dapat menyebabkan belum maksimalnya pencampuran sedangkan waktu mixing yang terlalu lama dapat memungkinkan terjadinya segresi (pemisahan partikel). Jenis dan densitas bahan baku dapat berpengaruh dalam urutan pemasukan bahan baku ke dalam mesin mixing. Menurut Soeparjo (2010), urutan bahan baku dapat menyebabkan penyebaran bahan baku selama pencampuran. Mixer mempunyai ambang batas dimana bahan dalam jumlah yang kecil tidak dapat tercampur secara homogen kedalam formulasi.
        Mixing merupakan titik pusat dari proses produksi. Mixing dapat dianggap sebagai “Ibu” dari semua proses produksi. Mixing merupakan operasi dasar dari suatu feed manufacturing yang sangat dibutuhkan. Pakan komplit yang merupakan campuran bahan pakan harus melalui proses mixing. Keseragaman harus dihasilkan dari proses mixing untuk memaksimalkan penggunaan nutrient. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan, produksi, kesehatan maka ternak haruslah mendapatkan pakan yang seimbang asupan nutrisi, feed additive pada konsentrasi yang diinginkan. Homogenitas yang sempurna merupakan hal yang sangat diharapkan dari proses mixing. Penggunaan indikator merupakan salah satu pengujian homogenitas. Indikator yang digunakan merupakan bahan baku yang digunakan dalam jumlah yang cukup sedikit dalam formulasi. Indikator seperti garam merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam pengujian homogenitas. Sampel yang mengandung garam dalam formulasinya  diuji dengan menggunakan teknik pengujian Na (sodium). Teknik pengujian kadar garam dapat menggunakan teknik Na ataupun Cl. Konsentrasi garam dan variasi antar sampel dihitung untuk menghasilkan koefisien keragaman (Coefficient Of Variation). Pencampuran yang baik adalah nilai CV dibawah 10%. Tindakan koreksi yang dapat dilakukan jika nilai CV lebih dari 10% adalah dengan menambah waktu mixing  



Mesin Mixer horizontal
Tampak Dalam Ribbon (pengaduk) Mixer horizontal

Aliran pakan di dalam mixer horizontal
Alir pakan di dalam mixer vertikal
Tampak luar mesin mixer vertikal.