tag:blogger.com,1999:blog-46162737933784178062024-02-24T23:29:44.770-08:00Nutrisi Makanan TernakPakan merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pembiayaan suatu industri peternakan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.comBlogger27125tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-58751580197049644752016-04-03T01:11:00.001-07:002016-04-03T01:11:07.842-07:00Surat Pengesahan PP IPNU terhadap Susunan Pengurus PC. IPNU Kab. Kolakassalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Selamat Siang,</div>
<div>
Melalu
blog resmi PC. IPNU Kolaka, kami pengurus menyampaikan bahwa surat
pengesahan dari PP IPNU telah diterima Nomor 281/PP/SP/XV/X/2015</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tentang Susunan Pengurus Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten Kolaka Masa Khidmat 2015-2017</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Pelindung: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Kolaka</b></div>
<div>
<b>Dewan Pembina: </b></div>
<div>
DR. KH. M. Zakariah, MA</div>
<div>
KH. M. Duana Said, S. Ag, MA</div>
<div>
Drs. KH. M. Tamrin Haddi, MA</div>
<div>
Alamsyah, S. Pd. I, MA</div>
<div>
Hartono, S. Ag, MA</div>
<div>
Rasyidin, S. Pd</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Pengurus Harian:</b></div>
<div>
<b>Ketua: M. Askari Zakariah</b></div>
<div>
Wakil ketua: Suhardin</div>
<div>
Wakil ketua Fathurrahman Al Putra Sudirman</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Sekertaris: Ibrahim Tawile</b></div>
<div>
Wakil sekertaris: Ade Saputra</div>
<div>
Wakil sekertaris: Ilham Umar</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Bendahara: Moh. Abd. Azis</b></div>
<div>
wakil bendahara: Ahmad Al Badri</div>
<div>
wakil bendahara: Haerul Ambo</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen-Departemen:</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b>Departemen organisasi:</b></div>
<div>
Wandi Pratama Putra</div>
<div>
Kamaruddin</div>
<div>
Abdul Kadir</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen Kaderisasi:</b></div>
<div>
Akmir</div>
<div>
Abdurrahaman Al Hafidz</div>
<div>
Aidiel febri</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen Jaringan Pesantren, Sekolah dan Perguruan Tinggi</b></div>
<div>
Anas Bukhori</div>
<div>
Sudarmansyah</div>
<div>
Rustam</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen Olahraga, Seni dan Budaya</b></div>
<div>
Imam Setyawan</div>
<div>
Ahmad Fadhullah</div>
<div>
Iksan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen Dakwah dan Kajian Keislaman</b></div>
<div>
Askahar</div>
<div>
Hastolani</div>
<div>
Salman</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Departemen Kajian Pendidikan, Sosial Politik</b></div>
<div>
Rijal</div>
<div>
Mukmin</div>
<div>
Arham Mukarram</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Lembaga-Lembaga:</b></div>
<div>
<b>Lembaga corps brigade pembangunan</b></div>
<div>
Ismail haka</div>
<div>
Bayu sasongko</div>
<div>
Hasan Nursalim</div>
<div>
Husen Nursalim</div>
<div>
Idham Idris</div>
<div>
Dandi Dakir</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Lembaga pers dan penerbitan</b></div>
<div>
Muzakkir</div>
<div>
M. Fadli Syam</div>
<div>
M. As'ad</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Badan-Badan:</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b>Badan Survey dan Penelitian</b></div>
<div>
Sasmin Taming</div>
<div>
Sultan</div>
<div>
Irwan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ditetapkan di Jakarta</div>
<div>
Pada tanggal 16 Muharram 1437 H/ 29 oktober 2015 M</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Khairul Anam (Ketua Umum PP IPNU)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
H. Muhammad Nahdhy (Sekertaris Jenderal PP IPNU)</div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-74269801529855165282015-05-03T22:01:00.002-07:002015-05-04T06:23:41.500-07:00Pengaruh Stress panas terhadap metabolisme energi pada Sapi Perah HolsteinJudul asli : Effect of heat stress on energetic metabolism in lactating Holstein cows<br />
Penulis: J. B. Wheelock , R. P. Rhoads , M. J. VanBaale , S. R. Sanders , and L. H. Baumgard<br />
Diperoleh dari : J. Dairy Sci. 93 :644–655.<br />
<br />
Pendahuluan<br />
Heat stress sangat memiliki dampak yang cukup besar pada dunia peternakan. Kerugian pada peternakan perah di USA selama setahun mencapai 1 juta dollar, angka yang cukup fantastis. Angka itu dipengaruhi oleh penurunan produksi susu, timbulnya gangguan metabolik dan kesehatan. Heat stress mungkin mempengaruhi proses metabolik yang secara langsung memiliki dampak pada produksi susu.<br />
Berkurangnya Total Feed Intake menjadi salah satu faktor mediated (tidak langsung) yang disebabkan oleh Heat stress, ya betul sekali Heat stress menjadikan turunnya feed intake, dengan turunnya feed intake mempenaruhi hasil metabolik. Kurangnya asupan energi dapat menjadikan mobilisasi non esterified fatty acid (NEFA) untuk dijadikan sebagai sumber energi.<br />
Objek pada penelitian ini adalah: mengetahui karakteristik perubahan parameter energi dan metabolik yang terpapar heat stress tanpa dipengaruhi oleh penurunan feed intake (tanpa dipengaruhi faktor mediated reduced feed intake).<br />
<br />
Materi dan Metode<br />
Sapi yang digunakan adalah sapi Holstein sebanyak 22 ekor. terbagi menjadi 2 kelompok. Penelitian ini terdiri dari 3 periode, Periode 1st, terdiri dari 2 kelompok yaitu dengan perlakuan yang sama berada di ruangan dengan suhu netral (thermo neutral). Periode 2nd terdiri dari 2 kelompok, kelompok 1 yang dipapar heat stress (cycle 29-40*C), dan kelompok 2 pada suhu netral, tetapi pakannya dibatasi (PF). Periode 3th, modelny sama dengan periode ke-2, cuma ditambahkan recombinan bovine somatotropin (semacam growth promotor).<br />
<br />
Hasil<br />
- Parameter fisiologi seperti temperatur rektal dan respirasi pada perlakuan heat stress lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang berada pada suhu netral (20*C)<br />
- DMI antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki DMI lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.<br />
- Produksi susu antar periode signifikan berbeda (Periode pertama memiliki produksi susu lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.), tetapi antar grup dalam periode tidak signifikan kecuali pada periode 3, grup PF memiliki produksi susu lebih tinggi dari HS.<br />
- Kandungan protein susu antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki protein susu lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.<br />
- Kandungan glukosa darah antar periode signifikan berbeda, tetapi antar grup dalam periode tidak siginifakan. Periode pertama memiliki glukosa darah lebih tinggi dibandngkan periode 2 dan 3.<br />
- Kandungan NEFA antar grup signifakan, antar periode signifikan.Grup dengan paparan Heat stress (HS) akan memiliki NEFA yang rendah dibandingkan restricted feed (PF).<br />
- Kandungan Plasma Urea Nitrogen dan Insulin antar grup signifakan, antar periode signifikan.Grup dengan paparan Heat stress (HS) akan memiliki PUN dan Insulin yang tinggi dibandingkan restricted feed (PF).<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-74977651561440880092015-04-14T18:57:00.001-07:002015-04-15T02:08:48.941-07:00Pengaruh Stress Panas terhadap Produksi dan Reproduksi Ternak (Effect of heat stress on Beef and Dairy Production)Kenaikan panas dalam tubuh sebagai tanda proses metabolisme terjadi. Kenaikan panas yang dihasilkan dari proses metabolisme ini berbanding lurus dengan kenaikan produksi pada ternak. Misalnya: kenaikan panas dari metabolisme menaikkan produksi susu pada Frisien Holstein. Hal ini karena kenaikan panas cerminan dari seberapa banyak nutrient dalam tubuh termetabolisme, nutrient yang termetabolisme lalu akan digunakan untuk aktivitas sehari (istilahnya Net Energy for Maintenence), dan dapat disalurkan untuk produksi (Net Energy for Lactating/Gain).<br />
<br />
Kita tidak mengingkari bahwa kondisi lingkungan juga memberi efek panas pada tubuh ternak, sehingga anda dapat bayangkan bahwa "Kenaikan panas pada tubuh ternak selain dari proses metabolisme dapat juga dari lingkungan". Istilah comfort zone (zona nyaman) untuk ternak memang layak difikirkan, dibeberapa jurnal disebutkan, efek stress pada ternak telah banyak merugikan peternak-peternak di USA dan eropa, ya benar, peternak-peternak di daerah 4 musim (sub tropik) paling merasakan dampaknya. Tapi tunggu dulu, jangan dibilang peternak di indonesia, malaysia ataupun di asia tidak merasakannya. Misal di indonesia, sekrang sudah banyak peternakan sapi perah, tetapi hasil dari produksi susunya tidak sebanyak sapi di eropa dan USA, kenapa? salah satunya comfort zone ini, selain efek genetiknya.<br />
<br />
Ya, comfort zone. Istilah di peternakan untuk mengambarkan confort zone adalah "Temperature Humidity Index". untuk menghitung THI, tersedia banyak rumus dengan beberapa variabel yang dihitung: Temperatur, Kelembaban, radiasi matahari, dan kecepatan angin bertiup.<br />
<br />
Efek yang bisa ditimbulkan dari stress panas:<br />
1. Perilaku ternak. Stress panas tentunya akan mempengaruhi perilaku ternak, seperti bertambahnya waktu lama berdiri, berkurannya waktu berbaring 3 jam per hari,dan terdapat lesi/luka diakibatkan oleh tanduknya.<br />
2. Fisiologi ternak. Kenaikan stress panas dapat berakibat meningkatnya temperatur rektal, kecepatan respirasi, dan denyut nadi.<br />
3. Reproduksi. Perubahan siklus estrus, conception rate, fungsi uterus, status endokrin, pertumbuhan dan perkembangan folikel, mekanisme luteolitik, perkembangan embrio, dan pertumbuhan fetus ternak.<br />
4. Produksi. Turunnya konsumsi pakan yang mengakibatkan penurunan ADG dan produksi susu. Selain itu, dapat menurunkan level Imunoglobulin/Ig (protein dalam sistem kekebalan tubuh) pada ternak, dengan turunnya level Ig maka ternak dapat dengan mudah terinfeksi penyakit.<br />
<br />
Apa yang bisa dilakukan untuk mempertahankan produksi pada saat stress panas:<br />
1. Pemilihan Bibit Unggul. Orang-orang menyangka bibit unggul adalah yang menghasilkan produksi tinggi, tetapi dalam hal ini selain produksi kita ingin mencari bibit yang produksinya dapat bertahan walaupun pada kondisi stress panas. Dalam beberapa jurnal disebutkan, persilangan dengan sapi yang berasa dari Asia (telah beradaptasi dengan kondisi panas) dapat digunakan sebagai alternatif. Nah, sampai poin ini semoga terjawab pertanyaan "Kenapa sapi perah di indonesia, produksinya tidak seperti eropa dan USA? ya, karena sapi perah kita telah persilangan, sehingga kita biasa sebut dengan PFH, tujuannya jelas supaya mereka mampu menghadapi stress panas yang selalu ada di daerah tropik.<br />
2. Manajemen nutrisi. turunnya konsumsi pakan pada ternak yang mengalami stress panas, menjadikan peternak harus memutar otak untuk memikirkan kecukupan nutrien untuk ternaknnya. Manajemen nutrisi perlu untuk itu, meng-formulasi ulang pakan yang diberikan adalah jawabannya, turunnya konsumsi pakan, berarti kita harus meningkatkan kandungan nutrien pada pakan yang diberikan: Misal jika biasanya dalam 1 kg pakan hanya mengandung 13% PK, maka dalam kondisi stress panas kita dapat mengubahnya menjadi 20%PK, istilahnya meningkatkan "Nutrient density". Orang-orang bertanya sampai 20% PK, banyak juga ya?? ya, betul. Dalam beberapa jurnal saran untuk "menurunkan jumlah forage dan menaikkan jumlah pakan konsentrat" juga disebutkan.<br />
<br />
Rekayasa pakan yang lain yang dapat digunakan adalah pemilihan jenis bahan pakan yang mengandung Rumen Undegrable Protein (istilah ini digunakan untuk bahan pakan yang sukar dipecah proteiinya di dalam rumen) yang tinggi seperti Tepung darah, Tepung Ikan ataupun Meat bone meal. Wow, Bahan Pakannya cukup mahal ya, teman-teman saya di fakultas juga banyak menghasilkan penelitian untuk dapat menghasilkan RUP itu tanpa menggunakan bahan pakan diatas dengan menggunakan agen seperti Penyemprotan Tanin (istilah ini adalah senyawa yang berasal dari beberapa tanaman sepeti dauh teh, daun lamtoro, dan beberapa jenis daun legume/kacang-kacangan) ke bungkil kedelai atau bahan pakan sumber protein tinggi lainnya, harapannya dengan penyemprotan tanin itu, terdapat ikatan tanin dan protein sehingga tidak dapat digunakan oleh mikrbia rumen, sehingga dapat llos dari rumen, dan dapat dicerna di usus halus. Cara yang lain: adalah proses pemasakan/pemberian panas pada pakan, pemberian panas ini akan menghasilkan browning reaction (atau istilah bekennya Maillard Reaction) antara karbohidrat dan protein, dan diharapkan tidak digunakan oleh mikrobia rumen, tapi bisa dicerna dan diserap di usus halus.<br />
<br />
3. Pemberian Atap, Kipas anging (fan, blower), dan Sprinkler (semprot air).<br />
Kalau ini tips secara fisik. Perusahaan besar biasanya menggunakannya, apalagi untuk produksi sapi perah, kayak hotel ya, pake kipas angin dan sprinkler. Ya, pemberian atap berfungsi untuk menghindari dari efek radiasi panas matahari, tetapi tidak menghalangi dari panasnya suhu lingkungan yang ditiupkan ole kecepatan angin. Kipas angin mebutuhkan Energi listrik yang cukup besar, sedangkan untuk sprinkler membutuhkan tandon air yang cukup besar. Ya, semuanya punya konsenkuensi, tetapi semua itu dilakukan untuk mengurangi efek stress panas pada ternak.<br />
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<br />
<br />
<br />
Body heat production associated with milk yield increases as metabolic processes. Increasing body heat mirrors nutrient metabolism on the body. Nutrient was metabolized, that will be used for maintenance and production (gain or lactating). Environment adds heat to cattle bodies, till we can dream "heat metabolism plus heat weather" accumulating on body cattle How about cattle condition? Based on this bacground, The cattle needs comfort zone to live, till It can produce gain and milk. Comfort zone for cattle was described with Temperature Humidity Index (THI), It's formula can be found at any journal related to heat stress. Ambient temperature, humidity, solar radiation, and wind speed as variable of THI.<br />
<br />
Effect heat stress on Cattle:<br />
1. On behavioral. Heat stress increases standing time, claw horn lesion, and decreases lying time 3 hours per day.<br />
2. On physiological. It can impact to increase rectal temperature, heart rate, and respiration rate.<br />
3. On reproduction. It can impact to alteration estrus cycle, conception rate, endocrine status, follicular growth/development, luteolytic mechanism, embriogenic development and fetal growth.<br />
4. On production. It can impact to decrease feed intake (Dry matter intake), reduced feed intake mediated to decrease average daily gain and milk yield. Beside that, heat stress can influence level Immunoglobulin on colustrum (transfer from Lactating cow to calf) and respond body cattle.<br />
<br />
What is the solution???<br />
1. Genetic selective. Crossbreed Bos taurus and Bos Indicus was tried to be make breed adapted warmer condition/weather.<br />
2. Nutrional management. Heat stress affects to reduced feed intake, till we must think to re-formulation feed. Nutrient density is one of nutritional management to handle heat stress. Exp: Before Heat stress we always fed to cattle 1 kg contain 12% Crude protein, when Heat stress re-formulation feed as many as 1 kg contain 20%CP. Beside that, feed enginering such as adding Feedstuff High Rumen Undegrable Protein, or Agent binding High protein (like a tannin etc).<br />
3. Using Shade, Cooler, Blower, and sprinkler.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-51342968753287608752015-04-04T04:58:00.001-07:002015-04-04T04:58:06.332-07:00Immune systemImmune system has important role in health cattle. For this session, I wanna discuss about immune system. Immune system was divided two types: Innate immune system and adaptive immune system. Innate immune system is the first line of defense again micoorganisme pathogen, and essentiak for control bacterial infections. For this function, neutrophyl and macrophage will recognize and destroy pathogen miroorganisme. Macrophage will send signal to adaptive immune system, this signal has function for remembering (as memory). Adaptive immune system is the second times of defense. It was divided two group, was Humoral (B. Cell) and Cell mediated (T. Cell).<br />
Activated macrophage secrete cytokines, which are defined as protein released by cell that affect the behavior of other cell that bear receptor them. They are also release protein known as chemokines. Effect of cytokines in blood vassel will be seen from inflamation. inflamation is heat, pain. redness, and swelling, all of which reflect the effect of cytokines.<br />
<br />
Heat strees can increase endotoximia, this is associating with immune system. Heat stress on mice (female mouse) can decrease pregnancy rate, and increase inflamation. Using blood as form Spray Dried Plasma on feeding can decrease inflamation, was showed that Interferon and Tumor Necrosis have lower level than control (without Spray Dried Plasma).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-74383676216004792722015-03-14T21:41:00.003-07:002015-03-14T21:46:47.702-07:00The effect of concentrate feeding amount and feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning of autumn-calving Holstein-Friesian cows. J. Dairy Sci. 98: 338-348<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">The
tittle</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">: The effect of concentrate feeding amount and
feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning
of autumn-calving Holstein-Friesian cows. J. Dairy Sci. 98: 338-348. <b>Author</b>: D. C. Lawrance, M. O’Donovan,
T. M. Boland, E. Lewis, and E. Kennedy<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Summary<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Introduction: Dairy
cattle usually needed forage, to synthesize acetate in reticulorumen for making
up Milk fatty acid. However, for special case such as the cattle has high milk
production instead was fed high input concentrate, this purpose is energy
sufficient to synthesize milk. To increase milk profitability of milk
production, the management of feed input should be closely examined,
particulary concentrate feed input. Finally, this objective of study/experiment
was to examine effect amount and strategy feeding on feed intake, milk yield,
and milk production.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Material and methods:
Amount cattle in this experiment 108 Head (year I: 60 head; year II 48 head)
was conducted Oct-Jan 2012; 2013. In this experiment, were blocked based on
calving date, parity, milk yield, milk fat, milk protein, milk lactose, body
weight, body condition skors. Experimental design was randomized block desing
with a 2x2 factorial, 2 treatment of amount feed (Hi feed and Lo feed), and
then 2 treatment of strategy feeding (flat rate and group fed yield). Group
treatment was 4 group (Hi Flat rate; Hi Group fed yield; Lo Flat rate; Lo Group
fed yield). Animal measurement was analyzed dry matter intake, milk yield &
composition, BW&BCS, and blood metabolites (This is case because the cattle
usually are prone metabolic disease during period feeding high concentrate).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Conclusion: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Strategy feeding had no significant on
milk production, dry matter intake, and energy partioning<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Amount feeding had a significant effect,
increase amount feeding concentrate did affect to increase TDMI, energy intake,
milk production, and decrease BCS loses.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-27713359372249256102015-03-12T07:52:00.001-07:002015-03-12T07:52:29.670-07:00Adaptasi terhadap perubahan iklim-penelusuran potensi plasma nuftah lokal-Judul Aslinya: Adaptation to climate change-exploring the potential of locally adapted breeds<br />
<br />
Journal Animal (2013), pp: 346-362.<br />
<br />
Penulis: Irene Hoffman (Irene_Hoffman@fao.org<br />
<br />
Tujuan penulisan journal review ini berdasarkan bahwa adaptasi sangat dibutuhkan, sebagai bentuk respon untuk mampu bertahan terhadap perubahan iklim. Utamanya, zaman sekarang kita sedang menemui lingkungan ekstrim, percobaan adaptasi dalam hal ini termasuk dalam apakah mampu toleran terhadap iklim suatu lingkungan tersebut, bisa jadi beradaptasi dari kualitas rendah pakan di suatu daerah. Maka jawaban dari semua ini ada pemilihan plasma yang memiliki bibit unggul dalam menghadapi masalah diatas<br />
<br />
Dalam pembahasannya jurnal mengemukakan beberapa data yang diperoleh dari Food Agriculture Organization (FAO) bagian Domestic Animal Diversity Information System. Salah satunya gambaran jumlah plasma nuftah Onta, Kerbau, Sapi, Ayam, Kambing, Babi, Kuda, dan Domba yang bisa beradaptasi terhadap beberapa jenis kualitas pakan didaerahnya. Lalu data adaptasi plasma terhadap pola manajemen, data adaptasi terhadap kondisi iklim (dingin, lembab, kering, basah), data adaptasi terhadap suhu-suhu ekstrim, serta data adaptasi terhadap temperature humidity yang beragam.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-79483898400259921782015-03-12T07:36:00.002-07:002015-03-12T07:37:21.612-07:00Efek jumlah dan strategi pemberian konsentrat terhadap produksi susu, konsumsi bahan kering, dan energi pada Sapi Perah Frisien Holstein pada musim gugur (Autumn): Baca JurnalJudul aslinya: The effect of concentrate feeding amount and feeding strategy on milk production, dry matter intake, and energy partioning of autumn-calving Holstein-Frisien cows.<br />
<br />
Journal Dairy Science. 98: 338-348.<br />
<br />
Penulisnya: D. C. Lawrence, M. O. Donovan, T. M. Boland, E. Lewis, and E. Kennedy.<br />
<br />
Latar belakang<br />
Tujuan utama penelitian ini adalah, untuk membandingkan produksi susu, konsumsi bahan kering, dan masukan energi pada sapi FH yang melahirkan pada musim gugur (Autumn) dengan 2 macam jumlah dan cara pemberian masing-masing.<br />
<br />
Materi dan Metode<br />
Penelitian ini dilakukan di Teagasc, Animal, and Grassland Research and Innovation Centre, Moorepark, Femoy, Co, Cork, Ireland.<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun pertama digunakan 60 ekor sapi, sedangkan pada tahun kedua menggunakan 48 ekor sapi. Desain eksperimennya menggunakan randomized block design dengan pola faktorial 2x2. Perlakuannyanya terdiri dari 2 macam jumlah konsentrat yaitu konsentrate dalam jumlah yang banyak (yaitu sekitar 7 kg BK/Ekor) dan Konsentrate dalam jumlah yang sedikit (yaitu sekitar 4 kg BK/Ekor), lalu 2 macam strategi pemberian pakan konsentrat yaitu secara flat rate dan Group fed to yield/ GFY( untuk ini akan berlaku pemberian konsentrat berdasarkan produksi susu yang dihasilkan). Pada GFY sapi yang produksi rendah (Misal produksi susu 20 Kg) maka akan menerima 5,3 kg untuk jumlah konsentrate dalam jumlah banyak, dan 2,3 kg untuk jumlah konsentrate ang sedikit (sekali lagi dingat bahwa ini adalah pola faktorial antara jumlah dan strategi pemberian), sedangkan untuk sapi yang memiliki produksi tinggi (misal Produksi susu 26 Kg) maka pada jumlah pemberian yang banyak akan mendapatkan 8,7 kg, dan pada jumlah pemberian yang sedikit mendapatkan 5,7 kg. Sedangkan untuk flat rate, merupakan pola pemberian yang tidak memandang pola produksi susu, sehingga juma pemberian banyak atau sedikit sesuai awal yaitu masing-masing 7 dan 4 kg/sapi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengukuran Data</div>
<div style="text-align: justify;">
Data konsumsi pakan, diperoleh dari kalkulasi dan rekaman dengan sistem Griffith Elder MealMaster System. Data produksi susu dan komposisinya, secara otomatis terekam pada waktu pemerahan pagi hari dan sorehari, sedangkan untuk komposisi susunya menggunkan Milkoscan 203. Data berat badan dan body condition skor (skor nilai tubuh), berat badan direkan per minggu dengan menggunakan Portable weighing scale and Winweigh software package (tru-test Limited, Auckland, New Zealand). Metabolit darah, untuk mendapatan data glukosa, NEFA, BHBA, dan urea dengan menggunakan prinsip enzimatic colorimetri menggunkan suitable kits. Komposisi kimia pakan dan keseimbangan energi, untuk keseimbangan energi diperoleh dengan mengestimasi dari berapa jumlah energi pakan yang masuk, berapa jumlah energi pakan yang dibutuhkan untuk maintenance, prooduksi susu, dan pertumbuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengolahan data menggunakan SAS. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada penelitian ini pola pemberian berdasarkan jumah produksi susu dan tidak, memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Pada penelitian ini pemberian flat rate (tanpa memandang produksi susu) sama sekali tidak mengurangi produksi susu dan keseimbangan energi. Sedangkan pada perlakuan jumlah pemberian memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi susu, dengan meningkatnya jumlah konsentrat yang diberikan maka meningkatkan total konsumsi pakan, jumlah energi yang masuk, sehingga menghasilkan produksi susu, dan mengurangi keseimbangan negatif energi dan susut nilai skor tubuh ternak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-90120942826628759902015-02-14T05:20:00.001-08:002015-02-14T05:37:12.279-08:00Profil Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah, Pusat Kolaka-Sulawesi Tenggara<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Profil Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah,</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"> Pusat Kolaka-Sulawesi Tenggara</span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47c7xyLC1YGhMNjc_5XGGZLGVL81hsJSJ3VoLcHp53EQW3EK1SnlBdn8kAlbaSRPeYoeAxCr1Wv5odZaNgBhGjlZczuENlpLlSf6-EaV0Ae0EpCxxvhmpiiyCliKYLOVQaH_NODMSdsSg/s1600/logo+al+mawaddah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg47c7xyLC1YGhMNjc_5XGGZLGVL81hsJSJ3VoLcHp53EQW3EK1SnlBdn8kAlbaSRPeYoeAxCr1Wv5odZaNgBhGjlZczuENlpLlSf6-EaV0Ae0EpCxxvhmpiiyCliKYLOVQaH_NODMSdsSg/s1600/logo+al+mawaddah.jpg" height="320" width="308" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">LOGO YAYASAN PONDOK PESANTREN AL MAWADDAH WARRAHMAH</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVZ8mzZKbFoGWv4ZHEV54tjmI_iml4-7SOIu8tj42zqrfQlo5cjtcPUGSEvxI66EmJnaFRmKuvQOG94y1WP641c_gXuOgIjQShOuJH5Iy4NyNmAL2LB1dg3ne9gWBxcLy2FPuxhaDEXfGh/s1600/420656_104521823086251_12425153_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify; text-indent: 24px;"></span></div>
<div style="text-align: left;">
Sejarah Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Pusat Kolaka, berawal dari refleksi renungan spritual dalam pembinaan Taman Pendidikan Al Qur’an(TPQ) di Masjis Al Mawaddah SMPN 2 Kolaka pada Tahun 1998, selanjutnya di tangan kreatif Dr. K. H. M . Zakariah, M. A selaku pendiri untuk merangkul beberapa mujahid dan dermawan muslim diantaranya H. Umar Tebu, S. Sos, M. Si, H. M. Natsir Malik, H. Madeli HS, H. Muh. Yunus, H. M. Nurwahid, H.M Satar Arfah, H. M. Ramli Badawi, H. Pamma, H. Syahrir Hasan, dan H. Ajuddin Ali. Mereka menanam saham kebahagian akhirat melalui Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah, Koalak dengan tujuan suci, membangun kecerdasan dan lifeskill masyarakat bernafaskan islam di Kolaka, Sulawesi Tenggara.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibo4-LfUFFbIPjzrSWTzDYMNuBwBzbV4SnYMfIDjUckbRdYcFPucwXPLzwsRKcXFsjBrDa0iJufMH3minTGvDJep_Jt4KQUmaMwjGjmfhlHH2X77Vb_H972jgbOqWlqT3HSJ7PeXuy57zW/s1600/1392004394924.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibo4-LfUFFbIPjzrSWTzDYMNuBwBzbV4SnYMfIDjUckbRdYcFPucwXPLzwsRKcXFsjBrDa0iJufMH3minTGvDJep_Jt4KQUmaMwjGjmfhlHH2X77Vb_H972jgbOqWlqT3HSJ7PeXuy57zW/s1600/1392004394924.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> DR. K.H.M. ZAKARIAH, M.A (<span style="font-size: 12.8000001907349px;">PIMPINAN PONDOK PESANTREN DAN KETUA STAI AL MAWADDAH WARRAHMAH).</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVZ8mzZKbFoGWv4ZHEV54tjmI_iml4-7SOIu8tj42zqrfQlo5cjtcPUGSEvxI66EmJnaFRmKuvQOG94y1WP641c_gXuOgIjQShOuJH5Iy4NyNmAL2LB1dg3ne9gWBxcLy2FPuxhaDEXfGh/s1600/420656_104521823086251_12425153_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ78vbN-R6eGPjEkup7TU63PhqU3lNHEHW4iUrQ6__S8OLlqZkAKGZFgexBO6tTJO6VhE88-NdSCXkTuKVAbnOkqFaoZbaU6ET_ceu4inb5lm7RbBEk7mt2tgWq5F43eKjqwZrc75r1OCD/s1600/tampak+ddepan+480x336.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ78vbN-R6eGPjEkup7TU63PhqU3lNHEHW4iUrQ6__S8OLlqZkAKGZFgexBO6tTJO6VhE88-NdSCXkTuKVAbnOkqFaoZbaU6ET_ceu4inb5lm7RbBEk7mt2tgWq5F43eKjqwZrc75r1OCD/s1600/tampak+ddepan+480x336.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">TAMPAK DEPAN KAMPUS I PONPES AL MAWADDAH WARRAHAMAH</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVZ8mzZKbFoGWv4ZHEV54tjmI_iml4-7SOIu8tj42zqrfQlo5cjtcPUGSEvxI66EmJnaFRmKuvQOG94y1WP641c_gXuOgIjQShOuJH5Iy4NyNmAL2LB1dg3ne9gWBxcLy2FPuxhaDEXfGh/s1600/420656_104521823086251_12425153_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVZ8mzZKbFoGWv4ZHEV54tjmI_iml4-7SOIu8tj42zqrfQlo5cjtcPUGSEvxI66EmJnaFRmKuvQOG94y1WP641c_gXuOgIjQShOuJH5Iy4NyNmAL2LB1dg3ne9gWBxcLy2FPuxhaDEXfGh/s1600/420656_104521823086251_12425153_n.jpg" height="143" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Meski
terhitung muda, wujud nyata pembinaaan dapat dirasakan masyarakat dengan
hadirnya kader-kader mubaligh, imam hafidz 30 Juz, serta memiliki alumni yang
diakui untuk melanjutkan studi di Mahad Madinah, Arab Saudi. Berkat upaya
keikhlasan dan kerja keras, kini Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka
telah memiliki beberapa jenjang pendidikan dari kelompok Bermain/Play Group, Tingkat
Raudhatul Athfal/TK Akreditasi A, Madrasah Ibtidayyah/SD </span></span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18.3999996185303px;">Akreditasi A</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">, Madrasah Tsnawiyah/SMP </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18.3999996185303px;">Akreditasi A</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">, Madrasah Aliyah/SMA </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18.3999996185303px;">Akreditasi A</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;">,
Madrasah Diniyyah (Kepesantrenan). Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan masyrakat yang berkeinginan agar anaknya mengenyam sistem kepesantrenan, maka dibuatlah embaga pendiikan model kepesantrenan terpadu, yang terdiri dari TK Islam Terpadu, SD Islam Terpadu, SMA Islam Terpadu. Mengingat banyaknya lulusan Madrasah Aliyah, SMA se Kolaka yang ingin melanjutan studinya ke perguruan tinggi negeri maka, pihak pondok mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mawaddah Warrahamah, beralamat di Jalan
Pondok Pesantren No. 10 Kolaka, Kelurahan Lamokato, Kecematan Kolaka, Kabupaten
Kolaka, Sulawesi Tenggara. Sekarang, Sekolah Tinggi Al Mawaddah Warrahmah memiliki beberapa program studi, yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam Terakreditasi B- BAN PT, dan Ekonomi Islam Terakreditasi B-BAN PT.</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 18.3999996185303px;">Untuk mendukung amaliah-amaliah Pesantren, maka dibentuklah beberapa lembaga amal dan sosial seperti Koperasi, Lembaga Amil Zakat, dan Baitul Mal Watamwil. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-81702534120158002522014-01-22T03:45:00.001-08:002014-01-23T15:51:38.889-08:001. Pengaruh Pakan Berserat untuk menurunkan Kolestrol daging.<br />
2. Evaluasi kecernaan beberapa bahan pakan di indonesia<br />
3. fermentasi asam laktat pada silase.<br />
4.Kontrol kualitas beberapa bahan pakan di indonesia.<br />
5.Pemanfaatan lahan kering marginal melalui integrated farming system.<br />
6.Pengaruh dosis pemupukan urea terhadap pertumbuhan, produksi serta kecernaan hijauan pakan ternak.<br />
7.Pengembangan tanaman hijauan pakan dibawah naunangan tanaman perkebunan sawit.<br />
8.Penggunaan probiotik untuk meningkatka produktivitas ternak ruminansia<br />
9.Pengaruh nilai Km yang berbeda terhadap aktivitas bakteri methanogenesis dan bakteri acetogenik.<br />
Artikel diatas dapat didownload di:<br />
<a href="https://sites.google.com/site/askarizakariah91/download" target="_blank">https://sites.google.com/site/askarizakariah91/download</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-54754549935273912872013-04-11T16:44:00.001-07:002013-04-11T16:44:24.068-07:00Perencanaan Pabrik Pakan Ternak (Feed Mill Plant Lay Out and Design)<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Industri pakan ternak menjadi daya tarik usaha pada dekade terkhir ini, untuk menunjang wawasan perencanaan pabrik pakan ternak maka kami akan memperlihatkan video tentang pabrik pakan ternak (ruang kontrol, warehouse, dan beberapa mesin yang terdapat dalam sebuah feed mill/pabrik pakan)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dznA-J4SFIe_IfHhaK1J3yV9qU8upZgGWSoHId0047P33HLMvwAZOuYh-l_H_ZKGxO9P2ypbN3gkaNdftqYAw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Perencenaan Pabrik Makanan Ternak ternak harus memperhatikan beberapa aspek produksi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. analisis potensi pasar. Pasar yang merupakan tempat penjualan produk pakan ternak menjadi poin sentral dari suatu pabrik pakan ternak, pabrik pakan ternak yang memiliki produksi besar tentunya memiliki pasar yag besar pula. Kekuatan kompetitor dalam sebuah pasar sebelumnya telah harus dikalkulasikan, sehingga produk baru yang akan kita <i>launch</i> ke pasaran apat bersaing dengan produk lama kompetitor. Kalkulasi pasar sangat rumit, tetapi dengan team work yang berpengalaman masalah analisis pasar dapat terpecahkan (Pilihlah salah satu team work yang mengetahui analisis ekonomi makro).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. analisis finansial. Finansial menjadi masalah terberat bagi perencanaan pabrik pakan ternak, hal ini mungkin dipengaruhi karena view public terhadap pabrik pakan ternak masyarakat hanya tertuju pada perusahaan pakan ternak yang memiliki skala besar. Padahal pabrik yang cukup besar seperti PT. JAFPA Comfeed, Tbk atau PT. Charoen Pokphand, Tbk tidaklah secara kedipan mata lalu menjadi perusahaan raksasa di indonesia, tetapi melalui proses yang panjang dan keras. Analisis finansial menjadi juru kunci dari keberhaslan suatu usaha pabrik pakan ternak. Analisis biaya untuk memulai, sumber dana, dan kapan titik impas/ <i>Break event point </i>tercapai menjadi hal yang perlu diperhitungkan sebelumnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c. Pemilihan Lokasi. Lokasi menjadi sangat penting, konflik antara masyrakat biasanya terjadi karena kesalahan dalam menentukan lokasi pendirian pabrik pakan ternak. Jarak pasar dan tempat supply bahan baku dari pabrik menjadi modal pertimbangan untuk penentuan lokasi pabrik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">d. pemilihan jenis mesin dan lay out design pabrik pakan ternak. Pemilihan jenis mesin dipengaruhi oleh target produksi dan luas tempat. lay out design pabrik pakan ternak harus memenuhi syarat: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Profitability</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Efficiency</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Quality</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Low first cost</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Apperance</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Location</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Expendability</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Storage capacity</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Low maintenance</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Safe working condition</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-Flexibility.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> sehingga untuk memenuhi syarat diatas dibutuhkan sebuah teknorat/desginer yang handal. Jika terdapat masalah dalam pendirian dan pengelolaan suatu pabrik pakan ternak maka ada beberapa cara/langkah dasar dalam pengananannya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Proses Penggumpulan Informasi Fakta Lapangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Proses Pengolahan Informasi: mengorganisir, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menganalisis </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">mengevaluasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Pemberian beberapa kemungkinan solusi terhadap masalah tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Analisis perbandingan terhadap berbagai solusi yang ditawarkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Keputusan untuk mengambil solusi yang tepat dan terbaik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beberapa contoh Jalur alur produksi dan Design Pabrik pakan ternak:</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKU-SCMlJqX4X_ry97pVr_cfjPiH-Zr_C6GxONYiDySju7_RlsSnI2K77kppy4q1nOCIDtgdmCiNoXWPQShk2MfFjsVPVSerTfNA56mSPCI-iU8jyCjR2l-XiQkz5yxSRfbyLxYbT2rOc5/s1600/1-s2.0-S0378382012002445-gr1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKU-SCMlJqX4X_ry97pVr_cfjPiH-Zr_C6GxONYiDySju7_RlsSnI2K77kppy4q1nOCIDtgdmCiNoXWPQShk2MfFjsVPVSerTfNA56mSPCI-iU8jyCjR2l-XiQkz5yxSRfbyLxYbT2rOc5/s640/1-s2.0-S0378382012002445-gr1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Alur produksi pakan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-34919786887881488432013-04-11T15:26:00.001-07:002013-04-11T15:26:24.400-07:00Mixing: Sebuah Tahapan Proses Fabrikasi Pakan Ternak<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Mixing</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">
adalah proses pencampuran bahan pakan sesuai dengan formulasi ransum yang akan
dibuat, hasil <i>mixing</i> harus bersifat
homogen sehingga jika sampel diambil pada suatu titik <i>mixer</i> akan menghasilkan nilai yang refresentatif. Refresentatif
memiliki arti bahwa sampel tersebut dapat mewakili data nutrisi dan kualitas
hasil <i>mixing</i> tersebut. Homogenitas
dari suatu hasil <i>mixing</i> sangat
penting. Penambahan antibiotik, hormon, dan additive lainnya dalam jumlah yang relatif
sedikit dalam proses <i>mixing</i> harus homogen,
hasil <i>mixing</i> yang tidak memiliki
homogenitas yang cukup tinggi akan berdampak pada produktivitas ternak, bahkan
dapat mengakibatkan kematian jika penambahan obat-obatan dalam proses <i>mixing</i> tidak tercampur secara baik dan
optimal sehingga obat-obatan tersebut akan terakumulasi pada suatu titik yang
dapat menjadikan overdosis pada ternak nantinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Tipe
horizontal memiliki kelebihan dibandingkan tipe mesin <i>mixer</i> yang lain. Homogenitas yang lebih seragam dihasilkan dari
mesin <i>mixer</i> tipe horizontal. Mesin <i>mixer</i> horizontal memiliki prinsip
pencampuran dengan pengaduk yang berputar seperti helix sehingga alir
pengadukan menjadi berlawanan antara alir dalam dan luar. <o:p></o:p></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Proses </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
dalam proses produksi sangat memegang peranan penting karena kapasitas produksi
pakan ternak dalam suatu </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">feedmill</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
sangat dipengaruhi besar oleh kapasitas kinerja mesin </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixer</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja proses </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
adalah ukuran bahan, jenis bahan, densitas bahan, dan waktu pencampuran. Waktu
pencampuran dapat mempengaruhi efisiensi </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">,
waktu </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> yang terlalu cepat dapat
menyebabkan belum maksimalnya pencampuran sedangkan waktu </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> yang terlalu lama dapat memungkinkan terjadinya segresi
(pemisahan partikel). Jenis dan densitas bahan baku dapat berpengaruh dalam
urutan pemasukan bahan baku ke dalam mesin </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">mixing</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">.
Menurut Soeparjo (2010), urutan bahan baku dapat menyebabkan penyebaran bahan
baku selama pencampuran. </span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Mixer</i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
mempunyai ambang batas dimana bahan dalam jumlah yang kecil tidak dapat
tercampur secara homogen kedalam formulasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> </span><i style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Mixing</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> merupakan titik
pusat dari proses produksi. <i>Mixing</i>
dapat dianggap sebagai “Ibu” dari semua proses produksi. <i>Mixing </i>merupakan operasi dasar dari suatu <i>feed manufacturing </i>yang sangat dibutuhkan. Pakan komplit yang
merupakan campuran bahan pakan harus melalui proses <i>mixing</i>. Keseragaman harus dihasilkan dari proses <i>mixing </i>untuk memaksimalkan penggunaan
nutrient. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan, produksi, kesehatan maka ternak
haruslah mendapatkan pakan yang seimbang asupan nutrisi, <i>feed additive </i>pada konsentrasi yang diinginkan. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Homogenitas
yang sempurna merupakan hal yang sangat diharapkan dari proses <i>mixing</i>. Penggunaan indikator merupakan
salah satu pengujian homogenitas. Indikator yang digunakan merupakan bahan baku
yang digunakan dalam jumlah yang cukup sedikit dalam formulasi. Indikator
seperti garam merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam pengujian
homogenitas. Sampel yang mengandung garam dalam formulasinya diuji dengan menggunakan teknik pengujian Na
(sodium). Teknik pengujian kadar garam dapat menggunakan teknik Na ataupun Cl. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Konsentrasi garam dan variasi antar sampel dihitung
untuk menghasilkan koefisien keragaman (<i>Coefficient
Of Variation</i>). Pencampuran yang baik adalah nilai CV dibawah 10%. Tindakan
koreksi yang dapat dilakukan jika nilai CV lebih dari 10% adalah dengan
menambah waktu <i>mixing</i> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span></div>
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsWdA3DANZA4h67iGmvL2HMPmoOtUU7sstTrMGmFYaXqsZdmOXbq6xDfW83m74ZCapHjIcA3YfRlXgwsuEB2pvPu5V0X9mcL93qeApFMz-2nbzgmjFSE9wV7dNgBL3pXF1u7W13w5aUBCR/s1600/images+(6).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsWdA3DANZA4h67iGmvL2HMPmoOtUU7sstTrMGmFYaXqsZdmOXbq6xDfW83m74ZCapHjIcA3YfRlXgwsuEB2pvPu5V0X9mcL93qeApFMz-2nbzgmjFSE9wV7dNgBL3pXF1u7W13w5aUBCR/s400/images+(6).jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mesin Mixer horizontal</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCDSWcgkbb3PWo_sAimbibfJbDeKUGS2jdG83rrNYC2NtY6Hnf16cp3S931ZColvewRBDJaHfysVEcUxOXJDVIMy7-EA5Hj24o0cbPHRRqfoBf0LTMlgNSa36affbG5vTicQpiRTT6tIPJ/s1600/Ribbon_Mixer_Blades_by_felix_chen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCDSWcgkbb3PWo_sAimbibfJbDeKUGS2jdG83rrNYC2NtY6Hnf16cp3S931ZColvewRBDJaHfysVEcUxOXJDVIMy7-EA5Hj24o0cbPHRRqfoBf0LTMlgNSa36affbG5vTicQpiRTT6tIPJ/s400/Ribbon_Mixer_Blades_by_felix_chen.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampak Dalam Ribbon (pengaduk) Mixer horizontal<br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHe3eq6ZRoQFAFvky1YNAP98Q02kQ0wtRdzmO1ayLOqHj7G6YcAsoscN-I30ySZO8Q_PwU_NzDm4LNqR5rHPfd3mf3i6ije7pEntmkqrDzDacV9akCXF_tIIrNrrUqZXu-lUCz1VmW-AJC/s1600/young23.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHe3eq6ZRoQFAFvky1YNAP98Q02kQ0wtRdzmO1ayLOqHj7G6YcAsoscN-I30ySZO8Q_PwU_NzDm4LNqR5rHPfd3mf3i6ije7pEntmkqrDzDacV9akCXF_tIIrNrrUqZXu-lUCz1VmW-AJC/s1600/young23.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aliran pakan di dalam mixer horizontal</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-3bx0H9XdyGiq0kowHhEaXIo5XiFhMRIbUC334eDe8sNrlaTGBtcvrbUthgGbc5rB0PzfqBOUx-mdTsCO-kgQ9X8UPzPtTnEXI87p__P2-cSzjQokIb54Oltqn-OiByjZ_xtOFiNh4QFJ/s1600/mesin-mixer-vertikal-import-kapasitas-besar-agrowindo2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-3bx0H9XdyGiq0kowHhEaXIo5XiFhMRIbUC334eDe8sNrlaTGBtcvrbUthgGbc5rB0PzfqBOUx-mdTsCO-kgQ9X8UPzPtTnEXI87p__P2-cSzjQokIb54Oltqn-OiByjZ_xtOFiNh4QFJ/s400/mesin-mixer-vertikal-import-kapasitas-besar-agrowindo2.jpg" width="398" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Alir pakan di dalam mixer vertikal</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmEU0Mez2zzsDb2nqMcFYlb66S-7yQzzIcr0Traq4QB7nKlsSVPkL9qLjxLuK8FBf31JwU3W_sw0L0tCw98jWEue8_29Me0RIRbRtqSbJpSCmJu1v5O7bDbLw74g2kMjOAkzO5-gmVbysp/s1600/1537835_mixervertikal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmEU0Mez2zzsDb2nqMcFYlb66S-7yQzzIcr0Traq4QB7nKlsSVPkL9qLjxLuK8FBf31JwU3W_sw0L0tCw98jWEue8_29Me0RIRbRtqSbJpSCmJu1v5O7bDbLw74g2kMjOAkzO5-gmVbysp/s400/1537835_mixervertikal.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampak luar mesin mixer vertikal.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-31218150586455668612013-04-11T02:36:00.002-07:002013-04-11T02:51:02.926-07:00FEED MANUFACTURING: Quality Control of Raw Material in Animal Feed<div style="text-align: center;">
INDUSTRI PAKAN TERNAK: Kontrol Kualitas Bahan Baku Pakan</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Industri pakan terna merupakan bagian dari suatu mata rantai pada sektor peternakan. keberhasilan sektor peternakan salah satunya ditentukan oleh ketersediaan pakan ternak. pakan ternak yang tersedia bukan hanya dari segi kuantitas saja, tetapi juga dari segi kualitas. Produsen pakan ternak wajib menghasilkan dan mempertahankan kualitas ransum yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Produsen harus menjamin bahwa ransum yang dihasilakn tidak membahyakan kesehatan ternak dan manusia sebagai konsumen produk peternakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Produsen harus menjamin bahwa semua bahan baku telah memenuhi standar kualitas, tidak terdapat benda asing pada bahan baku, butiran dan bahan lain mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai, ransum diproduksi sesuai formulasi, pellet dan crumble mempunyai ukuran yang sempurna dan ketahanan yang sesuai standar, tidak terdapat mikroorganisme patogen, serta kualitas pakan sesuai dengan permintaan konsumen.</div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah awal program penjaminan kualitas adalah melalui pengawasan mutu. pengawan mutu dilakukan pada setiap aktivitas dalam menghasilkan produk mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Bahan baku yang digunakan sebagai <i>Input </i>dalam industri pakan ternak diperoleh dari berbagai sumber, mempunyai kualitas yang sangat bervariasi. bervariasinya kualitas bahan baku disebabkan oleh variasi alami, pengolahan, pencampuran, dan penurunan kualitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
variasi alamin dan pengolahan bahan baku dapat disebabkan kandungan zat makanan yang berbeda. bahan baku sering terkontaminasi atau sengaja dicampur dengan benda-benda asing sehingga perlu adanya pengecekan kualitas. Penurunan kualitas dapat juga terjadi karena penanganan, pengolahan atau penyimpanan yang kurang tepat. Kerusakan dapat terjadi karena serangan jamur akibat kadar air yang tinggi, ransiditas dan invasi/serangan serangga. Pengawasan mutu bahan pakan harus dilakukan secara ketat saat penermaan dan penyimpanan. pemilihan dan pemiliharaan kualitas bahan baku menjadai tahapan yang sangat penting dalam menghasilkan produk ransum yang berkualitas tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan sangat penting dalam pengawasan mutu bahan baku adalah pengambilan sampel. Laboratorium yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan didukung dengan tenaga ahli, tidak akan mampu memberikan data yang akurat tanpa didukung teknik penyiapan dan pengambilan sampel yang tepat. Teknik, jumlah dan peralatan yang tepat diperlukan untuk memperoleh sampel yang refresentatif.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkNt_Hk8R9U8onSvNaLjq6P9qMQHfl4QYIrU_GcgsiSkvQqM2jolR1l8KEjMZKnGY_KNnVEnvenLEErc86jt1oXBSYdORgBR9fuprD12pK8R7PDfZjseBxkHOGC9yMbfJ5qqA9hD8NnqZk/s1600/nirr.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkNt_Hk8R9U8onSvNaLjq6P9qMQHfl4QYIrU_GcgsiSkvQqM2jolR1l8KEjMZKnGY_KNnVEnvenLEErc86jt1oXBSYdORgBR9fuprD12pK8R7PDfZjseBxkHOGC9yMbfJ5qqA9hD8NnqZk/s400/nirr.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Gambar. Mesin Near Infra Red/NIR (kiri), kotak tempat sampel analisis (kanan)</div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-45665017076232702772013-04-05T08:05:00.001-07:002013-04-05T08:05:44.029-07:00Majalah-Majalah Teknologi dan Fabrikasi Pakan Ternak<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxUFWpci7EvKV7mFbV4w2lM65eLQtk40wv7rVGBmuL6fvhgTxn8fcRLqqrXCUg2ljO6vKr-3R4dyGWgrajd4tA1RVHdDaaJkPIGDBEg0n8vaTXk1dy7xG7bu_Vz9kq4OQ3PnUWqLhhTWFL/s1600/3.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxUFWpci7EvKV7mFbV4w2lM65eLQtk40wv7rVGBmuL6fvhgTxn8fcRLqqrXCUg2ljO6vKr-3R4dyGWgrajd4tA1RVHdDaaJkPIGDBEg0n8vaTXk1dy7xG7bu_Vz9kq4OQ3PnUWqLhhTWFL/s320/3.png" width="228" /></a>Majalah yang berhubungan dengan Teknologi dan Fabrikasi Pakan Ternak :<br />
1.All About Feed <a href="http://www.allaboutfeed.net/digital-magazine/magazine-3/">http://www.allaboutfeed.net/digital-magazine/magazine-3/</a><br />
2.American Feed Industry Associaation <a href="http://www.afia.org/Afia/NewsAndPress/AFIAJournal.aspx">http://www.afia.org/Afia/NewsAndPress/AFIAJournal.aspx</a><br />
3. Animal Feed Manufacturers Association <a href="http://www.afma.co.za/Matrix.htm">http://www.afma.co.za/Matrix.htm</a><br />
4. Positive Action Publication (Food Hygiene, Hatchery practice, Meat Topic, Pig Topic, Dairy Topic, Poultry production) <a href="http://www.positiveaction.info/">http://www.positiveaction.info/</a><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-10172910395191576012013-04-05T07:41:00.003-07:002013-04-05T07:41:31.503-07:00Silage: Lactic Acids Fermentation<br />
<div class="Section1">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Introduction<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="hps"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Forage</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
<span class="hps">fodder</span> <span class="hps">has</span> <span class="hps">a very
important meaning</span> <span class="hps">to</span> <span class="hps">the lives of</span>
<span class="hps">ruminants. the availability of</span> <span class="hps">Forage</span>
<span class="hps">is strongly influenced by</span> <span class="hps">seasonal
factors</span>.<span class="hps"> The dry season</span> <span class="hps">that
struck</span> <span class="hps">the country of Indonesia</span> <span class="hps">became</span>
<span class="hps">the main factor</span> <span class="hps">that causes</span> <span class="hps">stockpile</span> <span class="hps">the feed</span> of <span class="hps">forage</span>
<span class="hps">crop</span> <span class="hps">for ruminants</span> <span class="hps">is limited, plant growth is disturbed, quantity and quality of the
forage decreases, in some area forage plants cease to grow or oven die. Animal
performance in dry season is poor because quality of forage is poor too. At rain
fall season the forage have high production. For availability forage during the
year, needed technology of stroge and preservation forage with nutrition of
quality almost same. Silage one of technology have purpose for preservation
forage, till amount forage as sources of fiber feed is sufficient.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fermentation Lactic acids at Silage<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">The Fermentation can increase availability of nutrient
such as protein , energy, with process break down complex component into simple
component (Kompiang et al. 1994). Fermentation is the process biological for
convertion complex structure thus be simple structure, till the digestibility
of livestock more efficient (Hanafi, 2008). Silage is Feed of forage
preservation with anaerobic fermentation process, have moisture 40-70%. Result
of silage can be stored without break down nutrition essential in containing of
forage. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Stefani et al. (2010), The ensiling process can be divided
into 4 stage: aerobic phase, fermentation phase, stable phase, and feed out
phase or aerobic spoilage phase.to avoid failures, it is important to control
and optimize each phase of the ensiling process. In aerobic phase, good silo
filling tehniques will help to minimize the amount of oxygen present between
the plant particles in the silo. Good harvesting techniques combined with good
silo filling tehniques will thus minimize water soluble carbohydrate (WSC)
losses through aerobic respiration in the field and in the silo, and in turn
will leave more WSC available for lactic acid fermentation in fermentation
phase.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br clear="all" style="mso-break-type: section-break; page-break-before: always;" />
</span>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">The quality of silage depends on the speed of
fermentation process resulting lactic acid till depresses pH to approximately 4,
at wich point baterial pathogens growth is inhibited. Using additive silage
often used to supporting enhancement accumulation lactic acid at ensiling.
Various of additive silage can be devided 2 group: fermentation stimulant and
fermentation inhibitor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">Factor affecting of lactic acids productions: amount
inoculum, time of incubation, amount substrat, type of plant and treatment
before ensiling. Amount inoculum, adding lactic acids bacteria to ensiling <i>Pennicetum purphoides </i>can be improve
quality silage with shown decrease pH and concentration N-NH<sub>3</sub> significantly, and increase lactic acids from
Fleigh value significantly than control.
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-language: IN;"> Antaribaba <i>et
al. </i>(2009), adding lactic acids with doses 3% (v/b) resulting silage
quality more better than 2 and 4 % (v/b). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5bzXhK3A1PhCcFNOgFFxg6xnsB5WrTCwuOhL0JakuuJcos9TuLSAtDuTTmapijSvhATOy3sr4N1NENXcnOBwHR8pha04rIEHKA2U2-M1JWjhMmTW02c5kMbKsWDbtU-clllwA7hMfJi8u/s1600/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5bzXhK3A1PhCcFNOgFFxg6xnsB5WrTCwuOhL0JakuuJcos9TuLSAtDuTTmapijSvhATOy3sr4N1NENXcnOBwHR8pha04rIEHKA2U2-M1JWjhMmTW02c5kMbKsWDbtU-clllwA7hMfJi8u/s320/1.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">The
Production of lactic acids which yielded with addition lactic acid inoculums
more better than without addition inoculums. R0 (without inoculums), R1
(inoculums 2%), R2 (inoculums 3%), R3 (inoculums 4%). Concentration of VFA
composing acetic, propionic, butyric
acid representative of it isn’t
efficiency fermentation or secunder fermentation. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Amount lactic acid bacteria at early
time of incubation as importance factor can be determine for resulting quality
of silage (Santoso <i>et al</i>.,2008). Population
of lactic acid bacteria must be measured for efficiency fermentation, till many
of research have purpose to looking for doses adding lactic acid in ensiling.
Native population lactic acid there are forage, but various quantity. Concept of adding lactic acid bacteria to
improve growth of lactic acid homofermentation can be producing lactic acid for
decrease pH. Basic charactersitic of inoculums lactic acid for using in
ensiling are can be adaptation in substrat with high moisture, can be
adaptation temperature of environment, tolerant with acids condition, producing
bacteriocyn, and have role as probiotic.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Time of incubation. Period of fermentation is one of
importance factor to establish the time of feed out from silo. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-language: IN;">Thalib <i>et al. </i>(2000), using inoculums from buffalo rumens, quality of
straw silage at anaerobic condition during 2 week have criteria as good silage<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5JsGxusUm87PUBW5_-uDLL38w0mJChdXQKzFQxLEMgGNa5t0h0jpPSGN4zLY9wqKovzux-n70Q2Sov72L1oDzVTyQUyDOXrV1VYXZ-nEVe0Ytui4OHGkc-zB7WYgBzoe-GrNbip9oDdYB/s1600/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5JsGxusUm87PUBW5_-uDLL38w0mJChdXQKzFQxLEMgGNa5t0h0jpPSGN4zLY9wqKovzux-n70Q2Sov72L1oDzVTyQUyDOXrV1VYXZ-nEVe0Ytui4OHGkc-zB7WYgBzoe-GrNbip9oDdYB/s1600/2.png" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Amount of substrat.
Ensiling is fermentation of glucose for converting to lactic acid, in there
process have needed glucose as substrat (Water soluble carbohydrate). Minimum
amount of water soluble carbohydrate to supporting fermentation process worked
is approximately 3-4% Dry Matter. Species of tropical forage have low content
of WSC until for reaching WSC becoming is very suggested. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<b style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<b style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Literature cited </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 150%; text-indent: -37.7952766418457px;">Antaribaba, M. A., N. K. Tero, B. T. Hariadi, dan B. Santoso. 2009. Pengaruh taraf inokulum bakteri asam laktat dari ekstrak rumput terfermentasi terhadap kualitas fermentasi silase rumput raja. JITV Vol 14(4):278-283.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; text-indent: -37.7952766418457px;">Hanafi, N.D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 150%; text-indent: -1cm;">Kompiang, L.P., J. Dharma, T. Purwadaria, A. Sinurat, dan
Supriyati. 1994. Protein enrichment: Study cassava enrichment melalui bioproses
biologi untuk ternak monogastrik. Kumpulan Hasil-Hasil Penelitian APBN Tahun
Anggaran 1993/1994. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: x-small; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; line-height: normal; text-indent: -1cm;">Santoso, B., B. T. Hariadi, H. Manik, dan H. Abubakar. 2008. Kualitas rumput unggul tropika hasil ensilase dengan bakteri asam laktat dari ekstrak rumput terfermentasi. Media peternakan Vol 32(2):137-144. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; line-height: normal; text-indent: -1cm;">Stefani, J. W. H., F. Driehuis, J. C. Gottschal, and
S. F. Spoelstra. 2010. Silage
fermentation processes and their manipulation: 6-33. Electronic conference on
tropical silage. Food Agriculture Organization. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: x-small; text-indent: -1cm;">Thalib, A., J. Bestary., Y.widyawati, dan D. Suherman.
2000. Pengaruh perlakuan silase jerami padi dengan mikrobia rumen kerbau
terhadap daya cerna dan ekosistem rumen sapi. JITTV Vol 5(1): 276-281</span></div>
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-language: IN;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-87520777982198141502013-03-27T19:09:00.000-07:002013-03-28T18:02:55.619-07:00Gelatinisasi: Tahapan pada proses Steam Conditioning (Pemberian Uap bertekanan) ataupun pada proses Extrusion<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxpYS3KTrv1n84-CzZmDpHy48p0u74SC9xu2NijCqtL3fWFV0F_cE-Xci7DkmT6QTfUQjL17POPXX4aiL_4pw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Steam Conditioning </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">menjadikan
pakan yang memiliki pati akan mengalami proses gelatinisasi. Menurut <i>California Pellet Mill Coo </i>(2000), bahwa
gelatinisasi didefinisikan sebagai Proses pemecahan sempurna pada granula pati
dengan kombinasi air, panas, dan tekanan serta mekanisme <i>shear.</i> Umumnya hasil gelatinisasi memiliki dua hal yang sangat
penting untuk pencernaan, yaitu a.) proses gelatinisasi meningkatkan kemampuan
pati untuk diserap serta fraksi yang lain sehingga mempengaruhi <i>feed convertion ratio. </i>b.) proses
gelatinisasi meningkatkan kecepatan enzim untuk mendegradasi substrat pada
ikatan pati, sehingga menjadi molekul sederhana yang lebih <i>soluble.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Suhu
<i>conditioning </i>yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan reaksi Maillard, reaksi Maillard yaitu reaksi interaksi antara
senyawa protein dan karbohidrat, hasil reaksi ini menyebabkan protein akan
sangat sulit untuk terdigesti di usus halus dan termanfaatkan oleh tubuh
ternak.<i> </i>Menurut Stark and Ferket
(2011), faktor-faktor yang mempengaruhi <i>steam
conditioning </i>ukuran partkel bahan, <i>retention
time, </i>sudut pengaduk, kecepatan pada saat di terowongan, dan penambahan
air.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Proses pemberian uap dengan tekanan<i> </i>memiliki pengaruh terhadap
perubahan sifat nutrient seperti pati, protein. Granula pati akan membengkak
dan putus, meningkatnya solubiitas, berkurangnya viskositas pati dan
menghasilkan amilosa dan amilopektin. Ketika proses </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px;">pemberian uap</span><i style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px;"> </i><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px;">dengan tekanan</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><i> </i>terjadi pada kandungan air bahan baku rendah maka akan
terjadi fragmentasi granula pati dan akan menmbuat suatu formasi fase
homogenitas yang biasa disebut gelatinisasi. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px;">pemberian uap dengan tekanan</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 22px;"> memiliki </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><i> </i>pengaruh terhadap lipid untuk menginaktifkan lipase
dan lipoxidase yang hadir dalam bahan baku, sehingga mengurangi terkadinya
oksidasi asam lemak selama penyimpanan. Perlakuan panas selama proses<i> </i>dapat menyebabkan inaktifnya
protein ataupun denaturasi protein, sehingga panas yang dihasilkan diharapkan
tidak merusak asam amino ataupun membuat reaksi Maillard. Panas yang cukup pada
proses pemberian uap dengan tekanan akan menigkatkan kecernaan
protein dan ketersediaan asam amino sulfur melalui dua cara yaitu, panas akan
membentangkan globulin biji dan panas juga akan menginaktifkan tripsin
inhibitor dan lectin.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-34050839153574304082013-03-27T18:56:00.002-07:002013-03-27T18:56:43.101-07:00Pelleting: Proses Produksi Fabrikasi Pakan Ternak<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Pelleting</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">
adalah suatu proses menggabungkan campuran beberapa bahan pakan secara mekanik
dengan tekanan tertentu, campuran bahan
pakan diberikan tekanan secara mekanik akan melalui <i>die </i>sehingga menghasilkan <i>Agglomerated
feed </i>yang kompak. Keuntungan pakan berbentuk <i>pellet</i> adalah mengurangi debu, mengurangi sifat memilih ternak,
menyeragamkan kandungan nutrisi, dan meningkatkan produktivitas ternak serta
meningkatkan <i>density</i> sehingga
mempermudah dalam penanganan dan penyimpanan. Menurut Baudon dan Hancock
(2003), pakan <i>pellet </i>memiliki
keunggulan dibanding pakan berbentuk <i>mash
</i>yaitu dapat meningkatkan kecernaan <i>Dry</i>
<i>Matter</i>, <i>Nitrogen</i>, dan <i>Gross Energy</i>
serta menurunkan ekskresinya pada ternak babi, sehingga menghasilkan peternakan
yang ramah lingkungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dzc8E7nszv4wPSMyi6__dO2ZQyLPSoWKshYnmRCagRy1Z2uJy7AKzBZXrKs4-DHgJ0wxBIhG-33yshIdcE8hw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Mesin <i>pelleting</i> terbagi menjadi beberapa bagian utama yaitu <i>feeder, conditioning chamber, </i>dan <i>pelleting device. Feeder </i>berfungsi untuk
mengatur rata-rata aliran yang masuk ke mesin <i>pelleting</i>, <i>conditioning
chamber </i>berfungsi untuk memberikan <i>steam
</i>ke campuran bahan pakan, <i>pelleting
device </i>berfungsi untuk membentuk campuran bahan pakan menjadi pakan
berbentuk <i>pellet</i> yang kompak.
Pemberian <i>steam </i>(uap air)<i> </i>pada proses <i>conditioning </i>berfungsi meningkatkan gelatinisasi pati, meningkatkan
<i>Pellet Durability Index </i>(PDI),
mengurangi jumlah mikroorganisme patogen serta menghancurkan telur serangga. Plattner
and Rockey (2006), pemberian <i>conditioning
</i>pada bahan pakan dapat menurunkan total mikrobia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-56452737836889918822013-03-24T00:08:00.001-07:002013-03-30T02:46:57.956-07:00Tim Audit Internal PT. Charoen Pokphand Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Foto bersama Penulis (Askari Zakariah) bersama rekan-rekan PKL dan Tim Audit Internal PT. Charoen Pokphand </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO47MkrO67t0RkW_8TYVlT-VXjBUPGqf4Kwlwu-93OuM5WEcCemjS5m34jmQo_9_OcHf4KgYTH4GvuvWo3wAt1isadntnIup8CqIGxtK_gxea_ZUNHZn7aR6yFUYyM2qpze_qCxkUM6BvA/s1600/PT-Charoen-Pokphand-Indonesia-Tbk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO47MkrO67t0RkW_8TYVlT-VXjBUPGqf4Kwlwu-93OuM5WEcCemjS5m34jmQo_9_OcHf4KgYTH4GvuvWo3wAt1isadntnIup8CqIGxtK_gxea_ZUNHZn7aR6yFUYyM2qpze_qCxkUM6BvA/s640/PT-Charoen-Pokphand-Indonesia-Tbk.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhynXZhVhlOBP5o7cG3dxoRspVarAUrGAWoev1beVx_p-ZbDk3HF-N0zpxfZ7rxCY8UsIRhVcSAfovVnW2__ulbj-xu0Lc-Vw50bjoZBEf2Vk3Fz3QSHpRQin3KR-rr49DouwqUOBitn9RH/s1600/IMG_2261.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhynXZhVhlOBP5o7cG3dxoRspVarAUrGAWoev1beVx_p-ZbDk3HF-N0zpxfZ7rxCY8UsIRhVcSAfovVnW2__ulbj-xu0Lc-Vw50bjoZBEf2Vk3Fz3QSHpRQin3KR-rr49DouwqUOBitn9RH/s1600/IMG_2261.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpnaoXLlwtRR4pqqjlQBx3XD2QTSagaaPFf-Te5drQf4kuxZC4Y0VirPJZbolPuFTcD0y5zDwa1U6jQX6Z9kswZxkr9bLnbHOVT-FbpnxnFKoWx49FuIN6WYhkRELaLaFitrH2JCUySZ90/s1600/IMG_2262.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpnaoXLlwtRR4pqqjlQBx3XD2QTSagaaPFf-Te5drQf4kuxZC4Y0VirPJZbolPuFTcD0y5zDwa1U6jQX6Z9kswZxkr9bLnbHOVT-FbpnxnFKoWx49FuIN6WYhkRELaLaFitrH2JCUySZ90/s1600/IMG_2262.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPjB5aT4ye3MZo-hHLppfvhR0TVKcGdKr8tInglY6e97L1jh6nRPFJtKpDNvOwnh8xQlFOzFU-R1toBGcsnQPfhnT4X-R4ElcNBOw-oQbFaIUgaiALbESIsfAP364TGqBBZL9UaDab_D7A/s1600/IMG_2273.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPjB5aT4ye3MZo-hHLppfvhR0TVKcGdKr8tInglY6e97L1jh6nRPFJtKpDNvOwnh8xQlFOzFU-R1toBGcsnQPfhnT4X-R4ElcNBOw-oQbFaIUgaiALbESIsfAP364TGqBBZL9UaDab_D7A/s1600/IMG_2273.JPG" width="640" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-89256153152075317832013-03-23T23:58:00.005-07:002013-04-08T16:16:20.242-07:00<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 24px;">EFEK PEMBERIAN TANIN TERHADAP FERMENTASI RUMEN</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 24px;"><br /></span>
<span style="font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 24px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 2.0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: SV;"> Pakan utama
ternak ruminansia, hijauan atau limbah pertanian seperti jerami padi, memiliki kadar serat kasar yang tinggi.
Komponen terbesar dari serat kasar adalah berupa dinding sel yang terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Produk akhir dari aktivitas mikroba dalam
mendegradasi substrat dinding sel tanaman adalah berupa asam lemak terbang
(VFA). Komponen VFA yang utama adalah asam asetat, asam propionat, asam
butirat, dan sejumlah kecil asam valerat. Selain menghasilkan asam lemak rantai
pendek (short-chain fatty acid-SCFA), fermentasi karbohidrat dalam rumen akan
menghasilkan sejumlah gas dan sel mikroba.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: SV;"> Asam lemak terbang yang dihasilkan dari fermentasi karbohidrat merupakan
sumber energi bagi ternak inang. Pada proses fermentasi ini juga dihasilkan
produk-produk yang tidak berguna bagi ternak seperti CH<sub>4</sub>, ammonia,
dan nitrat. Usaha-usaha peningkatan efisiensi penggunaan energi dari pakan
telah banyak dan terus dilakukan, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah
dengan cara manipulasi proses fermentasi yang terjadi dalam rumen dalam cara
mengubah ekologi rumen yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan produk
fermentasi yang diharapkan dan dapat menekan hasil fermentasi yang kurang
bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b style="font-weight: bold;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"> </span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Manipulasi rumen dengan
memproteksi protein dan tanin dengan kadar tanin tertentu dapat meningkatkan
produksi ternak ruminansia. Kadar tanin yang digunakan harus dapat lepas pada
saat memasuki kompleks intestinum sehingga dapat diabsorbsi. Protein yang
seharusnya diproteksi adalah protein yang berkualitas. Protein yang berkualitas
memilki susunan asam amino esnsial dan dapat terabsorbsi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Tanin merupakan senyawa polifenolik dengan bobot molekul yang tinggi dan
mempunyai kemampuan mengikat protein. Tanin terdiri dari katekin,
leukoantosiannin dan asam hidroksi yang masing-masing dapat menimbulkan warna
bila bereaksi dengan ion logam. Tanin terdiri dari dua kelompok, yaitu
condensed tanin dan hydrolizeable tanin. Kelompok condensed tanin merupakan
tipe tanin yang terkondesasi,tahan terhadap degradasi enzim, tahan terhadap
hidrolisa asam, dimetilasi dengan penambahan metionin. Condensed tanin
diperoleh dari kondesasi flavanol-flavanol yang tidak mengandung gula dan
mengikat protein sangat kuat sehingga menjadi rusak ( Widodo, 2005 ).</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDEnBK8nUInDvYFsbzbRWS4i6n_cEHG8PJCWVV6NVFr1T0vGrHetapMO3r8aJavumfBcsdr_ZUBjWe_6_Qsryon2LlP9VPJXj3bv8ZBCaG1JsUuvxOT5gzZ5D74Opq4U7kfgyBuDpvgkkz/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDEnBK8nUInDvYFsbzbRWS4i6n_cEHG8PJCWVV6NVFr1T0vGrHetapMO3r8aJavumfBcsdr_ZUBjWe_6_Qsryon2LlP9VPJXj3bv8ZBCaG1JsUuvxOT5gzZ5D74Opq4U7kfgyBuDpvgkkz/s1600/images.jpg" /></span></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar. Struktur Tanin</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tanin dapat berpengaruh terhadap ternak ruminansia
semenjak bahan pakan yang mengandung tanin dikonsumsi, perlu diketahui bahwa
tanin merupakan metabolite skunder yang ekskrsikan untuk sistem proteksi,
sistem proteksi dengan mekanisme pengikatan protein menjadikan protein akan
sukar terdegradasi. Menurut makkar (1993), tanin dapat menonaktifkan
enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikrobia rumen, disamping dapat mengakibatkan
keracunan bagi mikrobia. Hal ini mungkin diakibatkan oleh ikatan antara lain
dengan dinding sel yang dapat mengganggu permiabilitas dinding sel mikrobia
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tanin dapat berfungsi untuk memproteksi protein
dengan kadar dan konsentrasi tertentu. Menurut Suryahadi et al., (2000), meode
ini dikenal sebagai metode by passing dimana zat makanan dilindungi dari proses
degradasi oleh mikrobia rumen karena degradasi oleh mikrobia rumen dapat
menurunkan suplai zat makanan yang dapat dimamfaatkan langsung oleh hewan
inang. </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Nyachoti et al ( 1997), interaksi
tanin dengan protein terjadi melalui ikatan kovalen. Setiap intraksi
protein-tanin memperlihatkna kinetic yang berbeda-beda tergantung pada struktur
tanin, pH dan senyawa lainnya. Komposisi
dan polimerasi tanin merupaan faktor penting dalam menentukan kemampuannya
membentuk kompleks tanin dan protein.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daftar
pustaka<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -35.45pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; text-indent: -36pt;">Makkar, H. P. S. and K. Bukker. 1995. Degradation of condesed tannins by
rumen mikrobes exposed to quebracho tannins (QT) in rumen simulation technique
(RUSITEC) and effect of</span><span style="font-size: 12pt; text-indent: -36pt;"> </span><span style="font-size: 12pt; text-indent: -36pt;">QT on
fermentative processes in the RUSITEC. J. Sci. Food Agric. 69: 495-500.</span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Nyachoti, C. M., J. L, Atkinson and S. Lesson. 1997
Shorgum tannins: a review. World’s journal poultry sci. 53:5-21.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -36pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Suryahadi, F. Y.,
1995. Studi Awal terhadap kandungan protein, tanin dan serat detergen netral
daun Caliandra colotyhrsus dengan perlakuan poliethilina glikol dan kapur dalam
saluran pencernaan kelinci. FMIPA. Universitas Pakuan. Bogor <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">Widodo, W. 2005. Tanaman beracun dalam
khidupan ternak. UMM Press. Malang.</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-20926261894890243932013-03-23T23:47:00.002-07:002013-03-28T18:32:10.158-07:00Sistem Agroforestry (Pola Pertanian Terpadu) Di Daerah Istimewa Yogyakarta<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pakan merupakan faktor yang
sangat penting dalam sebuah peternakan. Biaya untuk pakan sebesar 70-80% dari
biaya produksi, sehingga dirasa perlu adanya perhatian dalam persedian pakan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tanaman hijauan pakan untuk ternak
ruminansia menjadi <i>point central </i>demi
tercapainya swasembada daging sapi dan kerbau 2014. Kebutuhan pokok konsumsi
tanaman hijauan untuk setiap harinya berkisar 10% dari berat badan ternak,
sehingga dirasa perlu untuk meningkatkan produktivitas suatu lahan untuk
mencukupi kebutuhan tersebut. Menurut (Sunarminto, 2010) sukses tidaknya
industri peternakan di Indonesia, khususnya industri ternak ruminansia
tergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor yang sangat penting adalah
pengemabangan tanaman untuk penyedian pakan utamanya yang berupa hijauan. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyText2" style="tab-stops: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> S</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">e</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">makin menyempitnya lahan pertanian subur
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">karena</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">banyak </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">digunakan sebagai pemukiman,
perkantoran, </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">maupun </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">fasilitas umum lainnya</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">,</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">menyebabkan perlunya </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">upaya pemanfaatan lahan kering secara lebih intensif untuk
budi daya tanaman pangan, perkebunan dan tanaman pakan serta peternakan.
Perlunya peningkatan produktivitas</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> untuk
mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">TINJAUAN PUSTAKA<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Struktur lahan di daerah
pantai berbeda dengan di daerah pengunungan, demikian pula susunan vegetasinya
di kota berlainan dengan di daerah pedesaan. Umumnya struktur vegetasi lahan
terutama pekarangan di pedesaan mempunyai keanekaragaman tanaman yang besar,
mulai dari tanaman yang tumbuh menjalar diatas permukaan tanah sampai tanaman
yang mempunyai tinggi lebih besar dari 20 meter (Karyono,1980). Budidaya lorong (<i>alley
cropping</i>) dengan menggunakan leguminosa sebagai tanaman pagar (misalnya
lamtoro) dinilai mampu meningkatkan keberadaan bahan organik tanah. Pada lahan kering di daerah beriklim kering,
pengembangan usaha tani diarahkan untuk memanfaatkan lahan datar di pelembahan,
dengan kendala populasi gulma yang tinggi.
Pada kondisi demikian tampaknya sistem tumpang sari dan introduksi
tanaman tahunan cukup memberikan harapan. Menurut </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Beets (1982)</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">, </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">pola tanam tumpangsari adalah bentuk pertamanan campuran
antara jenis – jenis tanaman yang ditanam dalam jarak dan baris – baris yang
teratur. Salah satu bentuk pola tanam tumpangsari termasuk juga pertamanan
campuran antara tanaman ekonomi dengan tanaman makanan ternak (Humphreys,
1979).</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-no-proof: yes;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Edris dan soessono (1987),
komposisi jenis merupkan susunan dan jumlah jenis yang terdapat dalam komunitas
tumbuhan. Untuk mengetahui komposisi jenis suatu tegakan, maka identifikasi
jenis, jumlah serta susunannya menjadi hal yang wajib yang tak boleh dilupakan.
Menurut Mahendra (2009), komposisi jenis pada pekarangan/ hutan tanaman
merupaka komposisi yang disengaja, artinya jenis-jenis yang ditanam di
pekarangan/ hutan tanaman merupakan jenis-jenis yang terpilih, sesuai keinginan
pemilik. Akibat pemilihan jenis ini, maka terjadi kekhasan yaitu cendrung pada
jenis-jenis ang bermamfaat dan memilki nilai ual tinggi.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Soetikno (1990),
vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tanaman di suatu wilayah atau
daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran
tumbuhan yang ada baik secara ruang maupun waktu. Menurut mahendra (2009),
penerapan sistem agroforestry membuat struktur dan komposisi jenis suatu
kawasan menjadi berbeda. Hal ini bisa kita bandingkan dengan tegakan murni atau
penanaman dengan monokultur. Komposisi jenisnya pasti akan berbeda. Sistem
agroforestry yang meniru hutan alam, memilki jenis yang beragam, struktur
vegetasinya pun bisa mendekati hutan alam. Kelimpahan seedling, sapling, poles
dan treesnya semakin tinggi seiring dengan pertamabahan fase agroforestrinya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div align="center" class="MsoBodyText2CxSpFirst" style="tab-stops: 36.0pt; text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoBodyText2">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">HASIL DAN PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoBodyText2">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Secara umum sistem agroforestry pada suatu
daerah tidak dapat langsung ditiru, meskipun perkembangannya ditempat asalnya
sangat maju. Hal ini disebabkan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
bentuk agroforestry yang akan diterapkan disuatu daerah sistem agroforestry
yang baik adalah sistem yang bersifat produktif, sustainable dan bisa diadopsi
oleh warga pada suatu daerah. Siste<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">m
Agroforestry merupakan alternatip pengembangan pertanian lestari di lahan
kering dataran tinggi perlu mendapat perhatian, serta kesungguhan untuk dicoba
penerapannya dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan
keluarganya. Sistem agroforetry yang berprinsip LEISA (Low External Input
Sustainable Agriculture) memanfaatkan bahan lokal, benih lokal, teknologi
lokal, dan kearifan lokal sangat dapat berkembang baik disuatu wilayah<o:p></o:p></span></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: black; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Fungsi agroforestry pada suatu daerah akan pasti berbeda. Secara kesuluruhan peran agroforestry dalam ekosisitem menurut mahendra (2009) adalah menjaga kestabilan ekosisitem ditandai dengan keanekaragaan hayati yang tinggi, menjaga kestabilan tanah dan ketersediaan unsure hara dalam tanah, menjaga tata air dan ketersedian air tanah untuk proses fisiologi tanaman, memperbaiki struktur tanah, meminimalisisr dampak pemanasan global, meninkatkan swasembada dan mengurangi resiko hilangnya pendapatan karena pengaruh pasar atau biologi pada tanaman tertentu. </span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white;"> Penerapan agroforestry memiliki dua sisi yaitu sisi ekologi dan ekonomi, sehingga aspek pemilihan dan rencana jangka panjang akan menentukan yang dominan diantara keduanya. Banyak kasus dilapangan seperti over logging dan over area sering terjadi karena kurang memperhatikan aspek ekologi. Pendekatan ekonomi menjadikan produksi tanaman pokok yang ditanam untuk dijual akan dominan disuatu lahan menggeser tanaman kayu. Kondisi dan pengetahuan petani akan mempengaruhi penerapan agroforestry yang akan diterapkan. </span><span style="background-color: white;">Pola tanam pada suatu daearah akan berbeda dengan daerah lain. Hal ini dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam, kontur tanah, dan lain-lain. Menurut Mahendra (2009), sistem agroforestry memilki pola tanam tertentu dalam mengkombinasikan komponen penyusunnya dalam satu ruang dan waktu. Pola ini dibentuk agar tidak terjadi interaksi negative antar komponen penyusunya. Interaksi negative dapat berupa kompetisi antar tanaman. </span></span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span></div>
</div>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbbv5yue3mFE7XGlQ-R-NsaaxmbVnNvdH57XpyxxgyQAGV8rE6Zqc6hkwioKCZspvPu2KQQtd8iMhtTnTYfTKtR2yq-RGnIynjpu5G7rP-mZkbtlsxkGgvGp8jG-MTBXsDGKmHcTPLrFTJ/s1600/100_2059.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbbv5yue3mFE7XGlQ-R-NsaaxmbVnNvdH57XpyxxgyQAGV8rE6Zqc6hkwioKCZspvPu2KQQtd8iMhtTnTYfTKtR2yq-RGnIynjpu5G7rP-mZkbtlsxkGgvGp8jG-MTBXsDGKmHcTPLrFTJ/s1600/100_2059.JPG" width="320" /></span></a></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiekJ1nqblVLBIgkvAHD6U7YQNReixZx_TFJ1ES3-guI_Lc4loEUQcmdzkR3LwDjfJ_2lftyTlcY5pbcqczgSQdjsfpRSD35BupK9XpKYeUn_NB7A7psmrh7tP9FwZ56QufEA6S4f6-JHTq/s1600/100_2075.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiekJ1nqblVLBIgkvAHD6U7YQNReixZx_TFJ1ES3-guI_Lc4loEUQcmdzkR3LwDjfJ_2lftyTlcY5pbcqczgSQdjsfpRSD35BupK9XpKYeUn_NB7A7psmrh7tP9FwZ56QufEA6S4f6-JHTq/s1600/100_2075.JPG" width="320" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36pt;">Gambar 1. Pola tanam Random pada dataran
tinggi</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="background-color: white;">Pola tanam pada dataran tinggi yang diamati ada dua yaitu random dan alley cropping. Pola tanam random terbentuk karena tidak adanya perencanaan awal dalam tata letak dan guna lahan. Para petani dengan bebas menanam tanaman disuatu lahan tanpa memperhatikan pola tanam. </span><span style="background-color: white; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pola
tanam alley cropping pada dataran tinggi berfungsi untuk mengurangi laju air
pada saat hujan,sehingga mengurangi erosi, hilangnya unsur hara tanah,
meningkatkan daya ikat air oleh tanah.Menurut Huke dan Plecan (1992),
keuntungan dari pola alley cropping adalah melindungi tanaman dari angin
kencang dan cahaya yang berlebihan, menghasilkan pakan ternak dan konservasi
tanah. </span></span></div>
</div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
<br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI_QfLVBulKk7rlmOBUHaUjbMOrJV9dV8StMKFePKtJ6cL-I9-nC6qvdAm7lEnJQ6GQR_8cg9HJduBm7SxwCM9YNSzW3A7OY-dPoIZTrytLLSVEDicXY-2VFYBnhjRQG1D8TFLqCDu526b/s1600/100_2095.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI_QfLVBulKk7rlmOBUHaUjbMOrJV9dV8StMKFePKtJ6cL-I9-nC6qvdAm7lEnJQ6GQR_8cg9HJduBm7SxwCM9YNSzW3A7OY-dPoIZTrytLLSVEDicXY-2VFYBnhjRQG1D8TFLqCDu526b/s1600/100_2095.JPG" width="320" /></span></a></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36pt;">Gambar 2. Pola tanam Alley cropping pada
dataran tinggi</span></span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> Pola
tanam alley cropping yang terlihat pada gambar diatas memiliki komponen berupa
tanaman jagung dan kedelai. Kedelai merupakan salah satu tanaman penambat
nitrogen, h</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">ampir
tidak ada tanaman dapat tumbuh tanpa adanya nitrogen (N) dan kebanyakan tanah
di daerah tropis telah diketahui memiliki cadangan N rendah. Namun, tidak
demikian halnya dengan tanaman penambat N, mereka semata-mata tidak tergantung
dengan cadangan N dalam tanah tetapi mereka mampu menambatnya melalui simbiosis
dengan mikroba tanah.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Oleh karena itu beberapa spesies tanaman penambat N
menjadi penting bagi kelangsungan hidup keluarga pedesaan di daerah tropis
sebagai penyedia berbagai produk dan jasa.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">
Karda dan Spudiati (2012) </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">melaporkan berbagai fungsi tanaman penambat N antara lain
sebagai sumber kayu api dan arang, pakan, penyubur tanah, kayu bangunan dan
sebagai pangan untuk manusia. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pola
tanam pada dataran rendah dan daerah pesisir pantai memiliki pola yang sama
yaitu Trees along border, hal ini dimungkinkan karena berfungsi sebagai
pelindung. Daerah pesisir pantai sangat membutuhkan pelindung, angin yang
berasal dari arah pantai akan membawa molekul-molekul garam yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman bahkan mematikan. Agen <i>wind break </i>sangat diperlukan seperti tanaman cemara ekor udang dan
pandan. Untuk mencapai keberhasilan usaha tani
berkelanjutan di lahan kering perlu memperhatikan beberapa faktor yang
mendukung peningkatan produksi serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses
degradasi lahan. Peningkatan produksi di
lahan kering dapat dicapai melalui cara budidaya tanaman yang tepat seperti :
diversifikasi tanaman (<i>multiple cropping</i>),
penggunaan varietas unggul, pengolahan tanah yang tepat, pola tanam sesuai
ekosistem, pemupukan, pengelolaan air, pengendalian hama terpadu, pengendalian
gulma, serta upaya konservasi tanah dan air. Pola Trees along border
sangat cocok untuk dikombinasikan dengan tanaman cemara ekor udang yang
berfungsi sebagai melindungi dari uap garam yang dapat menghambat tanaman
pokok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisUWnxJr05K6gjxnqRfPbOCOYiDIV6AVmGLacjnx8DGtP6GgjVLtEhk_7JRPVb4JV46jHCl1tqZ6mZOB1PPVTowVnmbOryQCOv7pIp8ewmU2YLXEvOSVZfzpuC3k1VlQzv7myxA0kDGXPX/s1600/100_2113.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisUWnxJr05K6gjxnqRfPbOCOYiDIV6AVmGLacjnx8DGtP6GgjVLtEhk_7JRPVb4JV46jHCl1tqZ6mZOB1PPVTowVnmbOryQCOv7pIp8ewmU2YLXEvOSVZfzpuC3k1VlQzv7myxA0kDGXPX/s1600/100_2113.JPG" width="320" /></span></a></div>
<div class="MsoBodyText2CxSpLast">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gambar 3. Pohon cemara ekor udang
(kiri), pandan yang mengililigi lahan (kanan)<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Tanah
pada daerah pesisir yang berpasir menyebabkannya tidak subur dan mendukung
pertumbuhan tanaman maka perlu penambahan bahan organic pada lahan tersebut, biasanya
ditambahkan biomulsa dan pupuk organic. Upaya untuk meningkatkan manfaat ternak sapi adalah
mengusahakannya secara terpadu dengan tanaman atau dikenal dengan sistem
integrasi tanaman-ternak. Sistem ini
memberikan keuntungan kepada petani-peternak karena : 1) pupuk kompos dari
kotoran ternak sapi dapat meningkatkan kesuburan tanah dan sebagai sumber
pendapatan, 2) ternak dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja dan juga sumber
pendapatan bila disewa oleh petani lain yang tidak memiliki ternak sapi, 3)
limbah tanaman pokok bermanfaat sebagai
pakan sehingga mengurangi biaya penyediaan pakan (Elly <i>et al</i>., 2008).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Ada tiga komponen
teknologi utama dalam sistem integrasi tanaman-ternak di lahan kering : (a)
teknologi budidaya ternak; (b) teknologi budidaya tanaman; (c) teknologi
pengolahan limbah pertanian untuk pakan dan pembuatan kompos. Teknologi dalam budidaya ternak adalah
pengandangan ternak dalam pola kelompok, yang dibarengi dengan penerapan
teknologi pemeliharaan ternak, termasuk strategi pemberian pakan. Teknologi budidaya tanaman yang biasa
diusahakan di lahan kering berupa sistim tumpang sari. Teknologi pengolahan limbah pertanian sebagai
pakan ternak menjadi salah satu kunci keberhasilan sistem integrasi
tanaman-ternak, disamping teknologi pengolahan dan pemanfaatan kompos untuk
meningkatkan kesuburan lahan. Agar
komponen teknologi tersebut dapat diintegrasikan secara sinergis, maka
pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak dilakukan dengan pendekatan
kelembagaan sebab kalau diserahkan kepada petani secara perorangan tidak akan
menguntungkan mengingat penguasaan lahan yang sempit dan pemilikan ternak yang
terbatas (Haryanto <i>et al</i>., 2002 <i>cit</i> Sukar <i>et al.</i>, 2005). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sistem
agroforstry yang akan dilakukan pada suatu daerah seharusnya memperhatikan
berbagai aspek khususnya kearifan lokal setempat, dan harus memperhatikan
produktivitas, keberlanjutan dan adoptable. Pemilihan arah agroforestry
dipikirkan secara tepat dan teliti, antara <i>ecomic
approach</i> atau <i>ecology approach. </i>Penyusunan pola tanam pada sistem agroforestry akan dipengaruhi oleh fungsi tata guna
lahan, kondisi dan letak lahan. Jenis vegetasi yang akan menjadi komponen dalam
sistem akan sangat ditentukan oleh Iklim dan jenis tanah yag terdapat pada
daerah tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Edris, I. dan
Soeseno, O.Silvika. Fakultas Kehutanan. Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-size: 12pt;">Elly,
F.H., B.M. Sinaga, S.U. Kuntjoro, dan N. Kusnadi. 2008.
Pengembangan Usaha Ternak Sapi Rakyat Melalui Integrasi </span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">Sapi-Tanaman di Sulawesi Utara.
Jurnal Litbang Pertanian, 27 (2).</span><span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Humphreys, L. R.
2005. Tropical Pasture Utilitisation. Cambridge university press. Cambridge.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-left: 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Karda,
I.W. dan Spudiati. 2012. Meningkatkan Produktifitas Lahan Marginal
Melalui Integrasi Tanaman Pakan dan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Mataram. </span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">ntb.litbang.deptan.go.id diakses tanggal 1 </span><span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">juli</span><span lang="IN" style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">
2012.</span><span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Karyono. 1980.
Pengalaman dengan agroforestry di jawa, indonesia. Fakultas kehutanan.
Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Mahendra, F. 2009.
Sistem Agroforestri . Graha Ilmu. Yogyakarta <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Soetikno, S. 1990.
Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background: white; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">Sukar, W.I. Werdhani, dan Soeharsono. 2005.
Sistem Integrasi Tanaman-Ternak di Lahan Kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.</span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 6pt 1cm; text-indent: -1cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Sunarminto, B. H.
2010. Pertanian Terpadu Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. BPFE UGM.
Yogyakarta.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
<br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqy_-4f5sKAqL8rcP8Y14aUWsCDxGTj2B9Mfr7nvBDEg_m0glmPoKKCiiJKfSl4Wxv_RKWW4_F9dnxZSBZpXoaaYcTpC9mcaxxmybLF-wo6e7m5uEZAjehW-FvaprOBarVszrm_i4ADKd4/s1600/100_2089.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqy_-4f5sKAqL8rcP8Y14aUWsCDxGTj2B9Mfr7nvBDEg_m0glmPoKKCiiJKfSl4Wxv_RKWW4_F9dnxZSBZpXoaaYcTpC9mcaxxmybLF-wo6e7m5uEZAjehW-FvaprOBarVszrm_i4ADKd4/s1600/100_2089.JPG" width="640" /></span></a></div>
<div class="MsoBodyText2CxSpLast">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-no-proof: yes;">(Pengarahan Singkat dari Prof. Dr. Ir. Soemitro P, M. Sc, dan Bambang Sowiegnyo S. Pt, M.Sc, Ph. D kepada penulis dan rekan-rekan penulis, sebelum pengambilan data)</span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-84573875850625434222013-03-23T23:28:00.000-07:002013-04-08T16:19:50.703-07:00<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Fungsi
Membran Untuk Proses Transpor Dan Peran Kestabilan Membran Pada Mikrobia Dalam
Suhu Ekstrim</span></b></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 19px; font-weight: bold; line-height: 21px;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 19px; font-weight: bold; line-height: 21px;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Fungsi membran dalam proses transpor nutrien<o:p></o:p></span></b></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membran plasma atau
membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak terdiri atas
dua lapis, terdapat di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat
lapisan protein perifer (protein tepi), yang menyusun tepi luar dan dalam
membran. Selain protein perifer, terdapat pula molekul-molekul protein tertentu
yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan ada yang masuk hingga menembus dua
lapisan lemak. Protein yang masuk ke lapisan lemak itu disebut protein
integral. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suatu membran tetap
berwujud fluida begitu suhu turun, hingga akhirnya, pada bebe</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">apa suhu kritis, fosfolipid
mengendap dalam suatu susunan yang rapat dan membrannya membeku, seperti</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> halnya</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> minyak babi yang membentuk
kerak lemak ketika minyaknya mendingin. Suhu beku membran tergantung pada
komposisi lipidnya. Membran tetap berwujud fluida pada suhu yang lebih rendah
jika membran itu mengandung banyak fosfolipid dengan </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">asam lemak</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tak jenuh.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bilayer
lipid merupakan penyusun utama dari membran, tetapi protein yang menentukan
fugsi spesifik membran. Terdapat dua lapisan utama protein, yaitu protein
integral dan poriferal. </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Protein integral umumnya
merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik
protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino non polar
yang biasanya bergulung menjadi heliks α. Ujung hidrofilik molekul ini
dipaparkan ke larutan aqueous pada kedua sisi membran.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Protein poriferal tidak menembus lipid bilayer,
biasanya berada pada di salah satu permukaan.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Fungsi
protein membran :<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Fungsi transpor material, protein integral yang
membentang sehingga menembus lipid bilayer menjadi saluran hidrofilik sehingga
material/nutrien dapat melewati membran sel yang bersifat spesifik.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">
Protein membran dapat berfungsi sebagai pembawa (carrier) senyawa-senyawa yang
melewati membran baik secara difusi atau transport aktif. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Protein yang
ada di membran dapat menghasilkan ATP untuk digunakan sebagai energi untuk
memompa bahan nutrien ke dalam sel(contohnya mineral Na dan K).<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aktivitas enzimatik, salah satu penyusun membran
adalah protein yang salah satu sisi aktifnya dapat menjadi enzim, sehingga
diketahui terjadi banyak proses enzimatik yang terjadi di sekitar membran sel.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemberiaan sinyal, protein dapat membentuk menjadi
senyawa yang spesifik sehingga menjadi sinyal/penanda.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Beberapa metode/cara yang digunakan untuk melakukan transpor nutrien
sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Difusi sederhana, molekul yang dapat melewati membran
dengan bebas adalah air, oksigen dan karbondioksida. Difusi sederhana ini
memiliki ciri pergerakan molekul dari </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah (menurut gradien konsentrasi)</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">. </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mikromolekul dalam bentuk hidrofobik dapat
melewati plasma dengan mudah, sedang makromolekul dan bentuk ion sulit melewati
membran plasma. Molekul yang hidrofobik
dengan mudah melewati lapisan lemak karena larut dalam lemak atau pori pada
lapisan lemak. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Difusi dengan adanya carrier/pembawa, </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">yaitu
difusi yang memerlukan penggandeng (carrier) dan bukan memerlukan ATP dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Gerakan transport ini lebih cepat
dibandingkan difusi sederhana. Molekul yang
membawa adalah protein, karena protein mempunyai bagian tertentu yang dapat
menggandeng dengan molekul yang
diangkut.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Transpor aktif, yaitu perpindahan molekul dengan
adanya bantuan energi sehingga dapat memindahkan nutrien dari gradien rendah ke
tinggi.<o:p></o:p></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOJ9wXOkAvCe2GlRdzDFQFJLdMPbQmCyJ7yca4pCWIIelvAwNXIQ_7Y8xwfcDjidpsOTuqQCQGJdiCnBRpWogtu87_tCEnDOdo4tl3rAuPYqJqP8TTfB6N43mFgzsl40iFwn08DuzdSUQd/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOJ9wXOkAvCe2GlRdzDFQFJLdMPbQmCyJ7yca4pCWIIelvAwNXIQ_7Y8xwfcDjidpsOTuqQCQGJdiCnBRpWogtu87_tCEnDOdo4tl3rAuPYqJqP8TTfB6N43mFgzsl40iFwn08DuzdSUQd/s320/unduhan.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gambar. Membran Sel Bakteri Gram negatif dan Positif</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran membran pada mikrobia yang dapat tahan suhu
ekstrim (suhu tinggi ataupun suhu rendah)<o:p></o:p></span></b></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Derajad ketidakstabilan membran tergantung pada
tingkat kejenuhan asam lemak. Asam lemak
jenuh akan memberikan sifat yang kaku, berbeda dengan asam lemak yang tidak
jenuh akan memberikan struktur yang lebih cair.
Selain itu fluiditas membran juga dipengaruhi oleh suhu, dimana sel yang
hidup pada daerah suhu yang rendah mempunyai asam lemak tidak jenuh yang lebih
tinggi dibanding dengan sel yang hidup pada suhu tinggi. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; text-indent: 18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Proses metabolisme yang terjadi dalam sel mikrobia
terjadi secara enzimatik, protein merupakan penyusun dari enzim, protein sangat
peka oleh faktor suhu sehingga terdapat titik optimal enzim dapat bekerja.
Mikrobia yang dapat tumbuh di suhu rendah menunjukkan bahwa enzim yang dimiliki
oleh mikrobia tersebut optimal pada suhu tersebut.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-69294677200081136892013-03-23T23:20:00.000-07:002013-03-23T23:25:52.946-07:00Dokumentasi Manajemen Industri Peternakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Praktikum Manajemen Industri Pakan di PT. JAFPA Sragen. Foto bersama Penulis (Askari Zakariah) dengan Direksi Perusahaan, Dosen Fakultas Peternakan UGM (Prof. Dr. Drh. Soejono, M. Sc, M. Si, Prof. Dr. Ir. Ristianto Utomo, Prof. Dr. Ir. Ali Agus) dan rekan-rekan Mahasiswa</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiISYxZsZ08kPRtFfSQzC91VusxdI1kAhqPimJpcl8l0ILoqQhLTBqpPmf6D_-23J5tnw5iYyfov17WfnjFcbBiz8JwGE5rEHVEYK5yM_xxIEkFMiqyN6pJJ_UW7qYNz9cGN0lTm6Acn7x3/s1600/jafpa+sragen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiISYxZsZ08kPRtFfSQzC91VusxdI1kAhqPimJpcl8l0ILoqQhLTBqpPmf6D_-23J5tnw5iYyfov17WfnjFcbBiz8JwGE5rEHVEYK5yM_xxIEkFMiqyN6pJJ_UW7qYNz9cGN0lTm6Acn7x3/s1600/jafpa+sragen.jpg" height="480" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXncjZU6xcatNYZbNy_JR7HeJWOQYrU0tOv3O-pEZiWqvdg1_vyIjvucZ8wpN6fp9yE-IfThghn-PgTVsahlvrd1mzGl9gbqYCrm1kGx68P08JTnLLQHSanS6nH6ScGe0ulVS6HKUXx87L/s1600/japfa+sragen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXncjZU6xcatNYZbNy_JR7HeJWOQYrU0tOv3O-pEZiWqvdg1_vyIjvucZ8wpN6fp9yE-IfThghn-PgTVsahlvrd1mzGl9gbqYCrm1kGx68P08JTnLLQHSanS6nH6ScGe0ulVS6HKUXx87L/s1600/japfa+sragen.jpg" height="480" width="640" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-48016192804093928502013-03-23T23:08:00.001-07:002013-03-28T18:09:28.118-07:00Industri Pakan Ternak<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Konsumsi
protein hewani masyarakat Indonesia, semakin hari semakin meningkat. Konsumen
mulai memperhatikan kualitas protein hewani yang dikonsumsinya. Kualitas
protein hewani sangat ditentukan oleh nutrient pakan yang diberikan ke ternak.
Fungsi pakan menjadi sangat penting dalam memelihara kesehatan, daya tahan
tubuh, dan pertumbuhan bagi ternak, sehingga ternak tumbuh sesuai yang
diinginkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Pakan adalah segala sesuatu yang
dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, diabsorbsi
dan bermanfaat bagi ternak (Kamal, 1994; Mc Donald et al., 2002). Pakan
merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak, sering dihitung 50%
sampai 75% dari biaya total (Kellems dan Church, 2010). Pakan sebagai central
point dalam usaha peternakan dalam memaksimalkan potensi genetik dari seekor
ternak, menjadikan pakan sebagai faktor yang selalu dikelola secara efektif dan
efisien dalam menekan biaya total produksi untuk memperoleh <i>profit </i>sebesar-besarnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Perusahaan pabrik pakan ternak di
Indonesia memiliki peran dalam industri peternakan. Peluang bisnis yang terbuka
di Indonesia menjadikan perusahaan pabrik pakan ternak memiliki peluang yang
cukup baik dalam pengembangannya. Beberapa perusahaan pabrik makanan ternak di
Indonesia yang cukup besar seperti PT. Charoen Pokphand, PT. Japfa Comfeed, PT.
Sierad Produce, dan PT. CJ Feed.
Ketersediaan pakan menjadi persoalan besar bagi perusahaan pabrik pakan ternak,
selain kuantitas permintaan pasar dalam jumlah besar yang harus dipenuhi oleh
pabrik, masalah kualitas tidak dapat diabaikan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Perusahaan pabrik pakan ternak di
Indonesia memiliki fokus pada produksi
pakan konsentrat. Menurut Agus (1999), pengolahan pakan konsentrat memiliki
tujuan </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">bert</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">ujuan
</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">untuk</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> me</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ng</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">ubah ukuran partikel, mengubah kadar air,
mengubah densitas pakan, meningkatkan palatabilitas, mengubah kandungan
nutrien, mempertahankan kualitas selama penyimpanan dengan menurunkan kadar
air, dan meningkatkan keuntungan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> <i>Feed
Manufacturing </i>merupakan proses konversi bahan baku menjadi pakan
serasi/seimbang (<i>balance diet</i>) yang dibutuhkan oleh ternak. <i>Feed Manufacturing </i>dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk
menghasilkan produk dalam suatu <i>feed mill
</i>yang memiliki suatu perlengkapan yang dapat memproroses bahan pakan
(misalnya proses <i>grinding</i> dan <i>extruding</i>). <i>Feed Labeling </i>menjadi salah satu poin dalam <i>Feed Manufacturing. </i>Fungsi <i>Labeling</i> adalah sebagai sumber
informasi, termasuk di dalamnya daftar analisis komposisi dan jaminan (Cheeke,
2005).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Proses
produksi pada sebuah pabrik pakan ternak meliputi Pre-<i>mixing</i>, <i>Grinding</i>, <i>mixing</i>, processing, <i>packing</i>. Adanya proses pengolahan bahan baku dalam industri pakan
ternak ternyata menimbulkan dampak, baik menguntungkan maupun merugikan.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses tersebut dapat dilihat dari segi
biaya, operasional, dan bahan. Ditinjau dari segi biaya, proses pengolahan
bahan baku dapat menurunkan biaya(tenaga kerja, energi, dan produksi); dari
segi operasional akan memudahkan penanganan (<i>handling</i>), pencampuran, dan pengubah bentuk; serta dari segi bahan
akan meningkatkan daya cerna dan palatabilitas. Adapun kerugian proses
pengolahan dalam industri pakan ternak, antara lain adalah terbentuknya debu,
penurunan kadar air, dan berkurangnya volume bahan (Retnani, 2011).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;"> Variasi kualitas dalam pakan jadi
dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu kondisi/kualitas bahan baku, pengaruh
processing, <i>packing</i>, dan penyimpanan
dalam gudang. Kualitas bahan baku dipengaruhi dari faktor perlakuan prapanen, panen, pascapanen, dan
kesuburan tanah serta varietas tanaman. Tanah yang mengandung nitrat yang cukup
tinggi akan memberikan pengaruh pada kandungan nitrat tanaman yang berada disekitar area tersebut.
Jenis varietas antar tanaman akan memberikan kualitas yang berbeda pula,
tanaman yang dirancang tahan terhadap serangan serangga penggerek akan memiliki
serat kasar yang lebih tinggi dibandingkan varietas yang lain.
Perlakuan/penanganan pasca panen dapat mempengaruhi
kualitas bahan baku, penyimpanan bahan baku setelah panen tanpa memperhatikan
kadar air dan kondisi penyimpanan pasca panen dapat menyebabkan penurunan
kualitas bahan baku (ransiditas/tengik, tumbuhnya jamur dan bakteri, serta
invasi serangga).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Efek
dari processing dapat mempengaruhi nilai nutrisi dari suatu pakan jadi,
misalnya dalam proses <i> steam pelleting </i>dengan menggunakan tekanan
yang berbeda akan menghasilkan nilai yang berbeda pula. Metode processing pakan jadi akan sangat mempengaruhi nilai
nutrisinya. Interaksi antar bahan pakan dalam processing sangat mungkin dapat
terjadi, reaksi <i>browning reaction </i>(reaksi
ikatan kompleks senyawa karbohidrat dengan protein yang terjadi pada saat
adanya panas), panas dihasilkan dapat berasal dari metodenya (seperti pada <i>pelleting</i>) atau dari gesekan mesin.
Pencemaran atau kontaminasi dapat berasal dari mesin, metode dan penanganan.
Penggunaan molasses dalam pakan jadi dapat menyebabkan beberapa bahan terikat
dan menempel dengan molasses di dinding mesin, sehingga pada proses pengolahan
pakan jadi dengan komposisi pakan jadi tanpa molasses atau bahan yang menempel
bersama molasses dapat mempengaruhi nila nutrisi pakan jadi. Penambahan
senyawa-senyawa penga<i>wet</i> seperti
antioksidan dalam processing dapat mempengaruhi persentase komposisi kimia
pakan jadi. Menurut Agus (2008), pakan konsentrat seperti tepung ikan yang
dimanfaatkan sebaai pakan ternak dapat ditambahkan senyawa antioksidan seperti
ethoxyquin untuk mencegah minyak menjadi tengik. <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-58888828072261164102013-03-23T23:02:00.003-07:002013-03-28T18:12:36.670-07:00TEKNOLOGI HASIL IKUTAN TERNAK DASAR: POTENSI GELATIN IKAN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">M Askari Zakariah<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(09/288529/PT/5771)<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 115%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">FAKULTAS
PETERNAKAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 115%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">UNIVERSITAS
GADJAH MADA<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 115%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">YOGYAKARTA<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2012</span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Indonesia yang merupakan Negara yang
memiliki 2/3 bagian areanya adalah laut, sehingga memiliki potensi yang sangat
besar dalam pengembangan <i>aquaculture. </i>Limbah
ikan yang dapat berupa tulang dan kulit menjadi masalah terhadap kerusakan
lingkungan,pasalnya bahan organic dapat menjadi sumber penyakit, dan bau.
Pengembagan teknologi hasil ikutan ternak merupakan solusi cerdas dalam
pemanfaatan hal tersebut. Pembuatan gelatin dari tulang dan kulit ikan menjadi
salah satu <i>alternative environmental friendyl. </i>Gelatin merupakan turunan protein
dari kolagen yang terdenaturasi akibat adanya panas. Pemanfaatan gelatin sangat
luas, salah satunya adalah pada makanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemakaian gelatin di bidang pangan
mencapai 70% dari total produksi gelatin dunia. Di dalam industri pangan,
gelatin adalah salah satu polimer yang larut air, dapat dipakai sebagai agen
pembentuk gel (gelling), pengental (thickening) dan penstabil (stabilizing).
Gelatin dapat membentuk gel, dan sesuai suhu bersifat reversible, dan gel akan
meleleh pada suhu dibawah suhu tubuh</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, sehingga memberikan
sifat organoleptik yang unik. Lebih luas gelatin bisa dipakai sebagai
penggumpal, pembentuk sifat elastis, pengemulsi, pembentuk busa, pengikat air,
pelapis tipis (film) dan pemerkaya gizi. Berikut adalah contoh aplikasi gelatin
pada berbagai produk pangan;</span></div>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk daging olahan: berfungsi untuk meningkatkan daya
ikat air, konsistensi dan stabilitas produk sosis, kornet dan ham.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk susu olahan: berfungsi untuk memperbaiki tekstur,
konsistensi dan stabilitas produk dan menghindari sineresis pada yoghurt,
es krim, susu asam, dan keju cottage.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk bakery: berfungsi untuk menjaga kelembaban produk,
sebagai perekat bahan pengisi pada roti-rotian.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk minuman: berfungsi sebagai penjernih sari buah
(juice), bir dan wine.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk buah-buahan: berfungsi sebagai pelapis (melapisi
pori-pori buah sehingga terhindar dari kekeringan dan kerusakan oleh
mikroba) untuk menjaga kesegaran dan keawetan buah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk permen dan sejenisnya: berfungsi untuk mengatur
konsistensi produk, mengatur daya gigit dan kekerasan serta tekstur
produk, mengatur kelembutan dan daya lengket di mulut.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk penggunaan di bidang pangan,
gelatin dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan (food additive), dan telah
digolongkan dalam <i>generally regarded as
safe </i>(GRAS) (</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pranoto</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">, 2012). <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Permasalahan seperti
kekhawatiran konsumen terhadap sumber gelatin menjadi sangat serius, ternak
babi dan ternak sapi yang mengidap penyakit <i>mad
cow </i>menjadi titik penting dalam mendukung pemanfaatan sumber gelatin
alternatif. Masyarakat muslim, yahudi memiliki ajaran untuk tidak memakan babi,
lalu umat hindu tidak memakan sapi menjadi faktor hambatan penggunaan gelatin
dari babi dan sapi. Sumber gelatin yang berasal dari ikan sepatutnya harus
dicoba, tetapi perlu terus dikembangkan teknologi proses yang dapat
meningkatkan cita rasa dari makanan yang ditambahkan gelatin yang bersumber
dari ikan. Beberapa penilitian terus dikembangkan, dengan tujuan apakah gelatin
yang bersumber dari tulang dan kulit ikan dapat menggantikan proporsi gelatin
dari sapi atau babi yang ditambahkan kedalam suatu bahan makanan.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rumusan Masalah</span></b><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
</div>
<div class="Default" style="text-align: justify;">
<div style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah :</span></div>
<div style="text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 24px; text-indent: -18pt;">1. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 7pt; line-height: normal; text-indent: -18pt;"> </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Bagaimanakah
karakteristik gelatin yang berasal dari ikan ?</span></div>
<div style="text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">2. Berapa
potensi gelatin yang bersumber dari tulang dan kulit ikan ? </span></div>
<div style="text-indent: 0px;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">3. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Dapatkah
gelatin dari tulang ikan menggantikan proporsi penambahan gelatin dari ternak
sapi dan babi ?</span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">PEMBAHASAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karakteristik
gelatin antar spesies dan bangsa ternak akan pasti berbeda hal ini disebabkan
potensi genetik antar ternak berbeda. Faktor spesies, bibit, umur, pakan,
kondisi penyimpanan bahan baku, serta kondisi lingkungan hidup ternak. Menurut </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pranoto</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <span lang="IN">(2012);
Muyonga <i>et al. </i>(2004), Gelatin ikan
pada umumnya memiliki kekuatan gel lebih rendah dibandingkan gelatin mamalia.
Gelatin hasil ekstraksi dari ikan yang hidup di air hangat memiliki kekuatan
gel lebih baik daripada ikan-ikan perairan dingin dan laut dalam. Faktor yang
mempengaruhi sifat gelatin adalah spesies, bibit, umur, pakan, kondisi
penyimpanan bahan baku, serta kondisi lingkungan spesiesnya. Kekuatan gel
gelatin juga dipengaruhi oleh suhu pematangan gel nya, dimana nilai Bloom akan
meningkat 35-60% ketika suhu diturunkan dari 10<sup>o</sup>C ke 4<sup>o</sup>C.
<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perbedaan
utama dari gelatin ikan dan gelatin mamalia seperti babi dan sapi pada
komposisi asam amino yang menyusun gelatin, gelatin ikan memiliki kekuatan gel
(gel strenght) lebih rendah dan suhu leleh (gelling point) yang lebih rendah,
namun memiliki viskositas yang relatif lebih tinggi dibandingkan gelatin
mamalia. Gelatin ikan memiliki kekuatan gel dan suhu leleh yang rendah
berhubungan dengan tempat dia hidup. Dimana umumnya kolagen yang berasal dari
lingkungan temperatur rendah mempunyai kandungan asam amino (prolin dan
hidroksiprolin) yang lebih rendah dari spesies yang hidup pada suhu yang lebih
tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keunikan
gelatin ikan terletak pada kandungan asam amino penyusun gelatin. Meskipun
semua gelatin tersusun dari 20 asam amino yang sama, namun bervariasi pada
jumlah asam aminonya: prolin dan hidroxiprolin. Dengan jumlah asam amino yang
rendah, ikatan hydrogen dalam larutan air lebih sedikit, dan karenanya terjadi
penurunan pada suhu gelling. Dengan suhu gelling yang lebih rendah, penggunaan
komersial lain dari gelatin ikan sedang dikembangkan (Baziwane and He, 2003).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gelatin
dengan kadar asam amino tinggi akan memiliki titik leleh lebih tinggi (Muyonga <i>et al., </i>2004). Titik leleh gelatin akan
meningkat dengan peningkatan berat molekul proteinnya (Jamilah and Harvinder,
2002). Karakteristik gelatin ikan yang memiliki kekuatan gel dibawah kekuatan
gel sapi dan babi, menjadikan beberapa teknologi pengolahan untuk mengupayakan
peningkatan kualitas gelatin dari tulang dan kulit ikan. Penggunaan formaldehid
dan glutaraldehid menjadi salah satu teknik peningkatan kualitasnya. Menurut </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jones (</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">2004) bahwa penambahan
formaldehid dan glutaraldehid merupakan cara yang efektif, tetapi penggunaan
bahan kimia tersebut dalam pembentuk ikatan silang tersebut dapat bersifat
toksik untuk dikonsumsi, dan tidak disarankan penggunaannya dalam bidang
pangan. Menurut Draget and Haug (2004), Upaya-upaya lain seperti mengekstraksi
gelatin dari spesies ikan air hangat, hidrolisasi unit prolin, enzim
transglutaminase dan sistem biopolymer campuran. Langkah mencampur gelatin ikan
dengan biopolymer adalah yang banyak digunakan oleh masyarakt eropa. Beberapa
biopolymer yang dikaji seperti alginate, karaginan, dan agar.<o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN">
</span>
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KESIMPULAN </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 18pt;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 18pt;"> Gelatin yang berasal
dari tulang dan kulit ikan memiliki kualitas yang berbeda dengan kulit mamalia
seperti sapi dan babi, yang selama ini merupakan sumber gelatin yang sering
digunakan oleh masyarakat. Potensi gelatin yang bersumber dari ikan sangat
besar, mengingat bahwa indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
daerah lautan lebih luas dibandingkan daratan. Proses untuk mengganti sumber
gelatin dari sapi dan babi menjadi ikan dapat terjadi jika melalui proses yang
dapat meningkatkan kualitas khususnya pada faktor kekuatan gel.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Baziwane, D. and Q. He.
2003. Gelatin: the paramount food additive. Food Reviews International. Vol
(4): 423-435.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Draget, K. and I. Haugh.
2004. Optimalization fish gelatin. Bioproduct Marine Seminar. Norway.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Jamilah, B. and K. G.
Harvinder. 2002. Properties of gelatins from skin of fish-black tilapia and res
tilapia. Food Chemistry. Vol 77:81-84.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Jones, R. T. 2004. Gelatin;
manufacture and physico-chemical properties.
Phamaceutical press. London.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">Muyonga, J. H., C. G. B.,
and K. G. Doudu. 2004. Extraction and hysico-chemical characcterisation of Nile
perch (<i>Lates niloticus</i>) skin and bone
gelatin. Food Hydrocolloids. Vol. 18: 581-592.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -1cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12pt;">Pranoto. Y. 2012. </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">Pemanfaatan Gelatin Ikan dalam Industri Pangan</span><span style="font-size: 12pt;">. </span><span lang="IN"><a href="http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55706"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55706</span></a></span><span style="font-size: 12pt;">. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012.
16.30.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -1cm;"> </span><b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-52278633456489148402013-03-23T02:02:00.002-07:002013-04-11T14:40:49.002-07:00Nutrisi Pakan Ruminansia<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">RUMINANSIA<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaWIDoE2DPfBuGGfL7Obz9V_SrpGVSsMj3Yul-WSfKO1YY_AhtbCexj501w9SA2CaJmAF_PAbSa9kjbKe25HTYmEG9NsCTj7ZCaARf-JHxE-UG60Mu5wQoAbllFAIPsCH90L7H2QoUV-jq/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaWIDoE2DPfBuGGfL7Obz9V_SrpGVSsMj3Yul-WSfKO1YY_AhtbCexj501w9SA2CaJmAF_PAbSa9kjbKe25HTYmEG9NsCTj7ZCaARf-JHxE-UG60Mu5wQoAbllFAIPsCH90L7H2QoUV-jq/s400/images+(3).jpg" width="400" /></span></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoBodyTextIndent3">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></span>
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Perbedaan antara ternak ruminansia dengan ternak non ruminansia adalah ternak ruminansia dikaruniakan tuhan sebuah perut jamak yang sering disebut kompleks retikulorumen. Kompleks retikulorumen ini mengandung populasi mikrobia, salah satu mikrobia yang terdapat di dalam rumen adalah mikrobia selulolitik, yaitu mikrobia pendegradasi selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti Volatil fatty acid (VFA), VFA inilah yang dijadikan ternak inang seperti sapi sebagai sumber energi dan asam lemak susu (untuk sapi perah). Bayangkan saja, ketika ternak sapi dengan bobot badan 500 kg tidak dikaruniakan tuhan sebuah komplek retikulorumen, kemungkinan tidak dapat menggunakan selulosa sebagai substratnya sehingga kebutuhan akan jagung, bungkil kedelai atau pakan konsentrat lainnya akan sangat banyak. Ternak ruminansia
adalah kelompok ternak yang mempunyai tulang belakang, mempunyai rahang, dan
pada bagian alat reproduksinya mempunyai plasenta. </span><span lang="EN-GB" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ternak
ruminansia mempunyai empat bagian perut yaitu :</span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitwQetnuoBoBl6KTYosLa9eaqNxDsD4yWjlr9jNAvXB2dLgjLzdMoUh_J-ibYv2Yoxq7hjOTcrANS65n0Q_b2eTatIJftXAQzdcxYu3e1XYEK4aKOauLPDsCGWihUPCA2yabIw-TyNPJqW/s1600/images+(4).jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitwQetnuoBoBl6KTYosLa9eaqNxDsD4yWjlr9jNAvXB2dLgjLzdMoUh_J-ibYv2Yoxq7hjOTcrANS65n0Q_b2eTatIJftXAQzdcxYu3e1XYEK4aKOauLPDsCGWihUPCA2yabIw-TyNPJqW/s200/images+(4).jpg" width="200" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rumen</span></td></tr>
</tbody></table>
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">1.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">Rumen</span></b><span lang="EN-GB"> merupakan bagian perut
yang paling depan dengan kapasitas paling besar. Rumen berfungsi sebagai tempat
penampungan pakan yang dikonsumsi untuk sementara waktu. Di</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-GB">dalam rumen pakan tercampur
dengan cairan berlendir yang disebut saliva. Setelah beberapa saat pakan
ditampung, pakan dikembalikan lagi kedalam mulut untuk dikunyah. Proses ini
berlangsung beberapa kali terutama bagi jenis makanan yang mempunyai
konsentrasi serat kasar tinggi. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrhMq4YCgUuZpkldC6eR1AK_pH8surTGJDg7d75jDwri6lb3ugo8mdrlzQKfNzOBQKFxoAqdS3454hWvDxLiZwI2Ucna4qenTcTD-9S6xzjXZGyVZLiFmVtbuyjEVG8URopt_OuqodcO5K/s1600/rumen.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrhMq4YCgUuZpkldC6eR1AK_pH8surTGJDg7d75jDwri6lb3ugo8mdrlzQKfNzOBQKFxoAqdS3454hWvDxLiZwI2Ucna4qenTcTD-9S6xzjXZGyVZLiFmVtbuyjEVG8URopt_OuqodcO5K/s200/rumen.jpg" width="200" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Retikulum</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> <span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">2.<span style="font-size: 7pt;">
</span></span><b><span lang="EN-GB">Retikulum</span></b><span lang="EN-GB"> merupakan bagian perut
yang mempunyai bentuk permukaan menyerupai sarang tawon dengan struktur yang
halus dan licin serta berhubungan langsung dengan rumen.</span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;">3.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">Omasum </span></b><span lang="EN-GB">adalah bagian perut setelah
retikulum yang mempunyai bentuk permukaan berlipat-lipat dengan struktur yang
kasar. Bentuk fisik ini dengan gerakan peristaltik berfungsi sebagai penggiling
makanan yang melewatinya dan juga berperan menyerap sebagian besar air. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinYgMVEwkczPr2uxyMmERLVMLde8jsUEzOFOxAoFJKXxL9PtgdsPqZV9wPAXFTk5n9HH6QI_zbk9oWIMPHzPc4JitEpKDyIdOQ2wG1EYbKnVVWp8x1j-lAN0x4QMtJ2Nvh2jBNSyfJ1w_Q/s1600/unduhan+(1).jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="171" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinYgMVEwkczPr2uxyMmERLVMLde8jsUEzOFOxAoFJKXxL9PtgdsPqZV9wPAXFTk5n9HH6QI_zbk9oWIMPHzPc4JitEpKDyIdOQ2wG1EYbKnVVWp8x1j-lAN0x4QMtJ2Nvh2jBNSyfJ1w_Q/s200/unduhan+(1).jpg" width="200" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Omasum</span></td></tr>
</tbody></table>
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: Arial;">4.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><b><span lang="EN-GB">Abomasum</span></b><span lang="EN-GB"> merupakan bagian perut
yang terakhir. Sebetulnya bagian inilah yang sebenarnya merupakan perut ternak
ruminansia. Keempatnya tidak mempunyai perbedaan yang nyata ketika dilahirkan.
Bagian perut yang terakhit (abomasum) mempunyai ukuran lebih besar dibanding
ketiga bagian perut yang lain. Fungsi ketiga bagian perut (rumen, retikulum dan
omasum) ternak ruminansia adalah(1) alat pencerna mekanis (2) penghasil bakteri
pencerna serat kasar (3) penghasil protein dan asam amino esensial (4)
pensintesis vitamin B</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;">
<div style="text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJN80HIcGznWqwsv_-iw7csGXTvFcHmZNhp2DatfOi9YvYYW4AapDe_7wkwRBg153vKGTFYfubs4d9VrC60cSTwB_yMqyAKtYzVG0ALlU_nZPq0sMqgPm8Rpnzt2uiK-ug4t084qekpDfl/s1600/unduhan+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJN80HIcGznWqwsv_-iw7csGXTvFcHmZNhp2DatfOi9YvYYW4AapDe_7wkwRBg153vKGTFYfubs4d9VrC60cSTwB_yMqyAKtYzVG0ALlU_nZPq0sMqgPm8Rpnzt2uiK-ug4t084qekpDfl/s200/unduhan+%25282%2529.jpg" width="200" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Abomasum</span></td></tr>
</tbody></table>
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></b>
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Kambing Peranakan Ettawa<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo (2007)
menyatakan bahwa kambing peranakan etawah (PE) merupakan hasil persilangan
kambing etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing kacang (kambing
asli Indonesia). Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia,
mudah dipelihara, dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu.
Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang.
Bobot badan kambing PE jantan dewasa antara 65 sampai 90 kg dan yang betina
antara 45 sampai 70 kg. Produksi susu mencapai 1 sampai 3 liter/hari. Ciri-ciri
kambing PE adalah sebagai berikut: postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan
dewasa gumba atau pundak mencapai 90 sampai 110 cm dan betina 70 sampai 90 cm;
kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu atau rambut panjang; profil tampak
cembung; telinga panjang (25 sampai 40 cm) terkulai ke bawah; dan warna bulu
umumnya putih dengan belang hitam atau coklat, tetapi ada juga yang polos
putih, hitam, atau coklat.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwuH5aRmxXFyrM11z3ehGBCBmKRJ1-udHKUN5aWjYupRWwEQ1ozr-ejrlZMMi7BH1w7WQNXp3_PI8yvA3ElPic1hJjNzUUJTpEJ11VnrMLA9At5NBko4KZ7SCeypFTDAKnp4glSt7lMIBh/s1600/pe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwuH5aRmxXFyrM11z3ehGBCBmKRJ1-udHKUN5aWjYupRWwEQ1ozr-ejrlZMMi7BH1w7WQNXp3_PI8yvA3ElPic1hJjNzUUJTpEJ11VnrMLA9At5NBko4KZ7SCeypFTDAKnp4glSt7lMIBh/s320/pe.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kambin Peranakan Ettawa.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">BAHAN PAKAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Bahan pakan</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> adalah setiap bahan yang dapat
dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, tidak membahayakan
bagi pemakannya dan bermanfaat bagi ternak.<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai
dengan kegunaannya maka bahan pakan
dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu:<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.75pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.75pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Kelas 1:</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> <b>Hijauan
kering dan jerami kering</b> <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.75pt; text-align: justify; text-indent: -.2pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Kelas 1, meliputi
berbagai hijauan pakan yang sengaja dipanen dan dikeringkan, dan juga berbagai
jerami kering yang sengaja dipanen dan dirawat. Kelas 1 ini mengandung
serat kasar dan dinding sel yang tinggi yaitu masing - masing
> 18% dan > 35 % dalam bahan kering, sehingga rendah
kandungan energi tersedia per unit bobot. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="ES" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: ES;">Kelas 2: Hijauan segar dan jerami
segar<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: ES;">Kelas 2, meliputi berbagai hijauan pakan dan jerami yang belum
ataupun sudah dipanen dan diberikan kepada ternak masih dalam keadaan segar. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" id="_x0000_t202" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect">
</v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" stroked="f" style="height: 21.6pt; left: 0; margin-left: 531pt; margin-top: 66.55pt; position: absolute; text-align: left; text-indent: 0; width: 21.6pt; z-index: 251679744;" type="#_x0000_t202">
<v:textbox>
<!--[if !mso]-->
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td><!--[endif]-->
<br />
<div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
<!--[if !mso]--></td>
</tr>
</tbody></table>
<!--[endif]--></v:textbox></v:shape></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kelas 3: Silase (<i>silage)</i></span></b></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kelas 3, meliputi berbagai hijauan pakan yang telah
dipotong</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">-</span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">potong dan telah
mengalami proses fermentasi terkontrol, tidak termasuk silase ikan,
butir-butiran sebangsa padi, biji-bijian sebangsa legum , dan umbi-umbian. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kelas 4: Sumber Energi</span></b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="ES" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: ES;">Kelas 4, meliputi berbagai bahan pakan
yang mengandung protein
kasar < 20% dan serat kasar < 18% atau dinding sel <
35% dalam bahan kering. Kelas 4 ini termasuk pula sumber energi yang telah
mengalami proses fermentasi (silase). <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kelas 5:
Sumber Protein</span></b><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Kelas 5, meliputi berbagai
bahan pakan yang mengandung
protein kasar </span><span lang="EN-GB" style="font-family: Symbol; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">³</span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;"> 20%
dalam bahan kering. </span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Kelas 5 ini ada yang berasal dari hewan dan ada yang
berasal dari tanaman. Sumber protein ini disebut pula sebagai konsentrat
protein. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="IT" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IT;">Kelas 6: Sumber Mineral<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Kelas 6, meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan mineralnya.
Kelas ini ada yang sebagai sumber mineral makro dan ada yang sebagai sumber
mineral mikro, baik yang mengandung satu macam atau lebih dari satu macam
mineral. </span><span lang="EN-GB">Sumber
mineral ini disebut pula sebagai konsentrat mineral. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<h1 style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 6.0pt;">
</h1>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="IT" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IT;">Kelas 8: Sumber Vitamin</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">Kelas 7,
meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya dan termasuk
pula preparat vitamin. </span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Kelas 7 ini ada yang mengandung satu macam vitamin
ataupun lebih dari satu macam vitamin. Sumber vitamin ini disebut pula sebagai
konsentrat vitamin. <b><o:p></o:p></b></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="IT" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IT;">Kelas 8: Additif
pakan<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoBodyText2" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;"> </span></b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Kelas 8,
meliputi berbagai bahan yang tidak berfungsi sebagai sumber nutrien atau non nutrien. Penggunaannya adalah dengan
cara ditambahkan atau diimbuhkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan
tujuan tertentu. Misalnya untuk memacu pertumbuhan, memacu produksi, memberi
warna, memberi bau ataupun sebagai bahan pengisi. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">PAKAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Pakan</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> adalah satu macam atau campuran lebih dari satu macam
bahan pakan yang khusus disediakan untuk ternak.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Konsentrat</span></b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">. Konsentrat adalah bahan pakan yang rendah kandungan
serat kasar dan tinggi kandungan nutriennya. Pangan demikian dapat dinyatakan
pula bahwa bahan pakan konsentrat adalah setiap bahan pakan yang kandungan
serat kasarnya kurang dari 18% dan TDN-nya di atas 60% berdasarkan bahan
kering. Dalam penggolongan bahan makanan secara internasional, ada dua golongan
konsentrat berdasarkan kadar proteinnya, yaitu sumber energi dan sumber
protein. Termasuk dalam kelompok konsentrat sumber energi adalah bahan-bahan dengan
protein kasar kurang dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dab dinding sel
kurang dari 35%. Sebagai contoh konsentrat sumber energi adalah biji-bijian,
limbah penggilingan, buah-buahan, kacang-kacangan, akar-akaran, serta
umbi-umbian. Termasuk dalam konsentrat sumber protein adalah bahan-bahan yang
mengandung protein kasar 20% atau lebih dari bahan yang berasal dari hewan
maupun berasal dari bungkil, bekatul, dan lain-lain.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Hijauan</span></b><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">. Hijauan
merupakan makanan utama kambing atau </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">bagi ternak ruminansia lainnya dan
berfungsi sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan
mineral.</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;"> Untuk penyediaan hijauan yang berkelanjutan maka
pembudidayaan hijauan makanan ternak yang unggul perlu ditingkatkan. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya mutu hijauan yang diberikan dapat dilakukan secara
cepat dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai patokan, seperti lembut
atau tidaknya permukaan bahan pakan tersebut, bentuk bahan pakan dan waktu
potong bahan pakan atau hijauan tersebut. </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Adapun hijauan
unggul yang sudah banyak dikenal antara lain rumput gajah, kolonjono, <i>Gliricideae
maculata, </i>lamtoro, kaliandra</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">.</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-GB;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12.0pt; text-align: center; text-indent: .5in;">
<div style="text-align: center;">
<b><span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">PENYUSUNAN RANSUM<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Ransum adalah sejumlah pakan yang dikonsumsi ternak selam
24 jam tanpa memperhatikan nutrien yang ada untuk seekor ternak<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Ransum seimbang atau ransum serasi (<i>balanced ration</i>)
adalah ransum yang mengandung semua nutrien yang dibutuhkan ternak sesuai
dengan tujuan pemeliharaan. Kegunaan dari formulasi ransum adalah untuk
menuangkan pengetahuan tentang zat atau bebrapa zat makanan, bahan atau
beberapa bahan makanan menjadi suatu bahan makanan (ransum) yang dapat memenuhi
kebutuhan ternak yang mempunyai tingkat produksi tertentu yang dikehendaki oleh
peternak<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Tipe ransum yang diberikan ada dua yaitu <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4616273793378417806" name="OLE_LINK2"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4616273793378417806" name="OLE_LINK1"><i>complete feed</i> </a>(ransum
lengkap) dan pemberian terpisah antara konsentrat dan hijauan. <i>Complete feed</i> (ransum lengkap) adalah
ransum yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan lagi tambahan
bahan makanan atau zat makanan apapun dari luar; siap diberikan kepada ternak
untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Membuat atau menyusun ransum ternak yang seimbang
dibutuhkan data yang meliputi :<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Kebutuhan ternak, dapat menggunakan
data dari <i>Nutrient Requerment of Goat</i>
(NRC, 1981)<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">2. Komposisi bahan pakan atau
kandungan gizi bahan pakan. Dapat diperoleh dari publikasi ilmiah misal Hari
Hartadi <i>et., al</i> (1980)</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">,</span><span lang="EN-GB"> atau hasil analisis yang
ada di referensi lain.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;">Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun
ransum adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">a.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menentukan
bahan pakan apa saja yang akan digunakan dalam menyusun ransum.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;">b.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Mengetahui
kandungan nutrien masing-masing bahan pakan. Kandungan nutrien dapat dilihat
pada NRC (1994), hasil analisis laboratorium, peneliti, lembaga penelitian
ternak atau yang lainya.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: Arial;">c.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Mencari data kebutuhan standar ternak. Hal ini dapat
dilihat pada tabel NRC (1994), ARC (British), INRA (Prancis), Morrison’s
Feeding Standar, Lembaga penelitian atau tabel lainnya</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">,</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 145%; margin-left: .75in; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list .75in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT; mso-fareast-font-family: Arial;">d.<span style="font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Mengetahui harga bahan pakan per kg.</span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IT" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IT;">Formulasi ransum dapat dilakukan melalui beberapa metode,
antara lain: <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. metode coba-coba (<i>Trial and Error Method</i>)
<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. metode bujur sangkar (<i>square method</i>) <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c. metode eksak (<i>exact method</i>) <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">d. <i>simultaneous equation method</i> <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">e. <i>linier
programing method</i></span><i><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></i></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;">PENCAMPURAN</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-style: italic;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;">Pencampuran atau </span><i><span lang="EN-GB">Mixing</span></i><span lang="EN-GB"> merupakan proses
pencampuran bahan pakan yang mencakup proses pengadukan dan pengacakan.
Pengadukan berarti meningkatkan keseragaman, sedang pengacakan berarti
meningkatkan keragaman. Pencampuran bahan pakan menggunakan <i>mixer</i> horisontal dan <i>mixer</i> vertikal. Teknik pencampuran
konsentrat dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga mekanis (<i>mixer</i>) maupun manual. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pencampuran konsentrat maupun ransum yaitu: kestabilan bahan
pakan, jarak waktu pencampuran dengan penggunaan dan peralatan yang digunakan.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">Dalam
formulasi ransum tujuan pencampuran adalah untuk mengkombinasikan kedua proses
diatas yaitu pengacakan komponen pakan yang berbeda menjadi satu bentuk
campuran. </span><span lang="ES" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES;">Pencampuran pakan melibatkan kombinasi pencampuran antara
bahan bentuk padat dan padat-cair. </span><span lang="IT" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IT;">Bahan pakan utama dicampur pertama
kali kemudian diikuti dengan material cair. Vitamin dan berbagai mineral
ditambahkan setelah premix. Berbagai tipe pencampuran pakan ditujukan agar
bahan pakan dapat tercampur menjadi campuran yang homogen. </span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: IN;">Prinsip pencampuran yaitu menggabungkan beberapa bahan
dengan cara menyebarkan bahan sehingga pada jumlah tertentu dari campuran
terdapat komponen bahan dalam perbandingan tetap. Kualitas <i>mixing</i> dipengaruhi oleh ukuran partikel, bentuk partikel, berat
spesifik, higroskopisitas dari partikel, kepekaan terhadap muatan elektronik,
daya rekat sejati pada permukaan yang kasar atau ditimbulkan akibat penambahan
minyak.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4616273793378417806.post-44987797966153111202013-03-23T02:00:00.001-07:002013-03-23T02:05:52.425-07:00Fermentasi Gas Metan<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Gas
metan termasuk gas rumah kaca (<i>greenhouse</i>
gas), bersama dengan gas karbondioksida (CO<sub>2</sub>) memberikan efek rumah
kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas
metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian
permasalahan global. Terdapat berbagai sumber metan, seperti metan yang
dihasilkan oleh bakteri metanogen pada ternak ruminasia, gas metan dari proses
fermentasi anaerobik pada pembuatan biogas.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Metanogenesis
pada sistem pencernaan rumen hewan ruminansia merupakan salah satu alur reaksi
fermentasi makromolekul yang menghasilkan gas CH<span style="font-family: "Cambria Math","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">₄</span> melalui reduksi CO<span style="font-family: "Cambria Math","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">₂</span> dengan gas hidrogen yang dikatalisis
oleh enzim yang dihasilkan bakteri metanogenik. Pembentukan gas metan di dalam
rumen berpengaruh terhadap pembentukan produk akhir fermentasi di dalam rumen,
terutama jumlah mol ATP, yang <span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif";">pada gilirannya mempengaruhi efisiensi produksi mikrobia
rumen. Penurunan produksi gas metan (CH</span><span style="color: windowtext; font-family: "Cambria Math","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">₄</span><span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif";">) dari ternak ruminansia merupakan
sarana untuk meningkatkan efisiensi pakan. Oleh karena itu perlu suatu upaya
manipulasi guna mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi efek negatif yang
ditimbulkan.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="Default" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: windowtext; font-family: inherit;">Fermentasi anaerobik pada pengolahan limbah ternak menjadi
biogas menghasilkan gas metan yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang
diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Gas metan ini dimanfaatkan
sebagai sumber energi, misal untuk kompor gas atau listrik serta hasil
sampingnya dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pengolahan biogas ini dapat
menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pencemaran lingkungan oleh gas metan.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span></b>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Pengertian Fermentasi Metan
dan Kriteria Bakteri Metanogen<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <i>Methane
fermentation</i> merupakan proses fermentasi biomassa hingga menghasilkan gas
metan yang dapat digunakan sebagai biogas pengganti bahan bakar berbasis minyak
bumi (Anonim, 2012). <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> Bakteri metanogen terjadi secara
alami di dalam sedimen yang dalam atau dalam pencernaan herbivora. Kelompok ini
dapat berupa kelompok bakteri gram positif dan gram negatif dengan variasi yang
banyak dalam bentuk. Mikroorganisme metanogen tumbuh secara lambat dalam air
limbah dan waktu tumbuh berkisar 3 hari pada suhu 35</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C dengan 50 hari pada suhu
10</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C.
bakteri metanogen dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1) bakteri metanogen
hidrigenotropik (seperti chemolitotrof yang menggunakan hidrogen) merubah
hidrogen dan karbondioksida menjadi metan, 2) bakteri metanogen asetotropik
atau bakteri asetoklastik atau bakteri penghilang asetat, yang merubah asetat
menjadi metan dan CO<sub>2</sub>. Bakteri asetoklastik tumbuh jauh lebih lambat
daripada bakteri pembentuk asam. Kelompok ini terdiri dari dua kelompok, yaitu
Metanosarkina dan Metanotrik. Kurang lebih sekitar 2/3 metan dihasilkan dari
konversi asetat oleh metanogen asetotropik. Sepertiga sisanya adalah hasil
reduksi karbondioksida oleh hydrogen.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Mekanisme
Fermentasi Metan<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> </span></b><span style="line-height: 150%;">Proses pembentukan
metan digunakan untuk stabilisasi limbah, seperti kotoran lumpur, pupuk
kandang, limbah industry, dan fraksi organik dari limbah kota (Classen <i>et al</i>., 1999; Finstein, 2010; Verstraete
<i>et al</i>., 2002). Dalam proses degradasi
biokimia, senyawa organik kompleks didekomposisi menjadi senyawa organik dan
anorganik sederhana. Selama proses pembentukan metan, mikroba mereduksi sulfat
menjadi sulfit dan hidrogen sulfida yang terjadi selama amonifikasi anaerobik
dan reduksi nitrat menjadi ammonia. Selain pengurangan asimilasi nitrat,
denitrifikasi dapat terjadi (Scherer <i>et
al</i>., 2000).<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> Tahap awal metabolisme anaerobik
serupa dengan proses aerobik. Ketika oksigen terlarut hilang, beberapa
organisme khemolitotrof memanfaatkan senyawa mineral teroksidasi (sulfat dan
nirat sebagai akseptor hidrogen terakhir). Oksidasi hasil itu, seperti di bawah
kondisi aerobik, melalui rantai respirasi, tetapi produk akhir adalah hydrogen
atau molekul nitrogen dan energi (Santosh et al., 2004). Proses digesti yang dilepaskan
ke lingkungan merupakan produk akhir berenergi tinggi, seperti alkohol atau
metan. Pembentukan metan adalah proses yang kompleks yang mengalami empat fase:
hidrolisis, acidogenesis-fase pengasaman, acetogenesis, metanogenesis.
Keterlibatan dalam konversi biokimia H<sub>2</sub>
dan CO<sub>2</sub> menjadi metana dan asetat menjadi metana dan CO<sub>2 </sub>adalah
berbagai enzim dan kelompok prostetik yang hanya terjadi pada metanogen. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> Senyawa ini terdiri dari: turunan
Deazariboflavine F420, methanopterin, methanofurane, nikel-tetrapyrol faktor
F430 dan koenzim M (merkaptan sulfonat). Pengikatan CO<sub>2</sub> secara
autotrof oleh metanogen terjadi tanpa bagian dari reaksi siklus ribulosa-bisphosphatic.
Sintesis bahan selular dengan CO<sub>2</sub> terjadi melalui jalur reduktif
dari asetil-CoA dengan piruvat (Mashaphu, 2005;. Saxena <i>et al</i>., 2009). Pada tahap pertama dari proses, CO<sub>2</sub> diikat
oleh methanofurane (MFR) yang kemudian dikurangi menjadi methenyl, metil metilen,
dan pada tahap akhir-metan, yang terikat oleh koenzim:
Tetrahy-dromethanopterin, 2- methylthioethanesulfonic acid dan
2-mercaptoethanesulfonic acid (Medigan <i>et
al</i>., 2000). Jumlah hidrogen untuk asimilasi H<sub>2</sub>. Sebagai hasil
dari aktivasi hidrogen dengan hidrogenase yang bereaksi dengan faktor F420. Kebanyakan
metanogen menggunakan H<sub>2</sub> sebagai sumber elektron, yang dihubungkan
dengan terjadinya hidrogenase.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Nilai
methanopterin untuk tahap pengurangan CO<sub>2</sub> kelompok metil dari
piruvat. Kelompok metil dalam proses karbonilasi diubah menjadi gugus karbonil
dengan bantuan enzim karbon monoksida dehidrogenase (Mashaphu, 2005;. Saxena <i>et al</i>., 2009). Yang terlibat dalam jalur
metanogenesis adalah koenzim banyak yang tidak memiliki kelompok flavinic atau
quinonic (Gambar 2). Metabolisme metanogenesis adalah unik, karena berjalan di
sepanjang jalur yang membutuhkan koenzim yang tidak terjadi pada organisme
lain, kecuali metanogen.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Methanogenes
C1 berpartisipasi dalam metabolisme jalur methanofurane, methanopterin dan koenzim
M, sedangkan koenzim F420 dan B bertindak sebagai elektron donor. Senyawa C1
tidak mengandung ikatan karbon-karbon. Mereka berisi monokarbon senyawa,
seperti metana (CH<sub>4</sub>), metanol (CH<sub>3</sub>OH), dimetil karbonat
(CH<sub>3</sub>OCOOCH<sub>3</sub>) dan senyawa monokarbon lainnya. Senyawa ini
muncul dalam lingkungan sebagai akibat dari pencernaan dan pembusukan produk
dari bahan nabati dan hewani dan juga pestisida. Metana dihasilkan oleh
metanogen archaeons menggunakan karbondioksida sebagai akseptor elektron (Medigan
<i>et al</i>., 2000;. Mashaphu, 2005).
Derivtif Deazariboflavine - F420 adalah koenzim transfer elektron yang
digunakan oleh banyak enzim, seperti hydrogenase, dehidrogenase format, metilen
dehidrogenase dari tetrahydromethanopterin (H4MPT), metilen reduktase H4MPT dan
reduktase heterodihydrogen sulfida. Seperti disebutkan sebelumnya, MFR
berpartisipasi dalam tahap inisiasi methanogenese hanya ketika CO<sub>2 </sub>terikat
dengan furane. Dalam tahap berturut-turut, itu dikurangi ke tingkat formil dan
ditransformasikan ke koenzim berikutnya tetrahydromethanopterin. Ada empat
jenis tetrahydromethanopterin yang mungkin terjadi dalam tiga derajat yang
berbeda dari oksidasi (Mashaphu, 2005).<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1026" style="height: 324.75pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 396.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:\Users\USER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.emz">
</v:imagedata></v:shape></span><span style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-no-proof: yes;"><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 193.5pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 396.75pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:\Users\USER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.emz">
</v:imagedata></v:shape></span><span style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Tahap Degradasi Anaerobik
Pada Limbah Organik<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> Hidrolisis. </span></b><span style="line-height: 150%;">Selama
hidrolisis dari polimer yang sebagian besar senyawa organik tidak larut, yaitu
karbohidrat, protein lemak, didekomposisi monomer larut, yaitu gula sederhana,
asam amino dan asam lemak. Tahap pembentukan metan ini melalui enzim ekstraseluler
dari kelompok hidrolisis (amilase, protease, lipase) yang dihasilkan oleh
strain yang tepat dari bakteri hidrolisis. Hidrolisis polimer yang sulit
didekomposisi, yaitu, selulosa dan cellucottons dianggap tahap yang membatasi
laju pencernaan limbah. Selama pencernaan limbah padat, hanya 50% dari senyawa
organik mengalami biodegradasi. Bagian yang tersisa dari senyawa tetap dalam
keadaan utama mereka karena kurangnya enzim yang berpartisipasi dalam degradasi
mereka (Conrad, 1999;. Parawira <i>et al</i>.,
2008). Tingkat proses hidrolisis tergantung pada parameter seperti: Ukuran
partikel, pH, produksi enzim, difusi dan adsorpsi enzim pada partikel limbah
mengalami proses pencernaan. Hidrolisis dilakukan oleh bakteri dari kelompok
anaerob relatif genera: Streptococcus, Enterobacterium.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <b>Acidogenesis.
</b>Selama tahap ini, bakteri pengasam mengkonversi zat kimia yang larut dalam
air, termasuk produk hidrolisis pendek-rantai asam organik (format, asetat,
propionat, butirat, pentanoic), alkohol (metanol, etanol), aldehida, karbon
dioksida dan hidrogen. Dari dekomposisi protein, asam amino dan peptida muncul,
yang mungkin menjadi sumber energi bagi mikroorganisme anaerobik. Acidogenesis
mungkin dua-arah karena efek dari berbagai populasi mikroorganisme. Proses ini
dapat dibagi menjadi dua jenis: Hidrogenasi dan dehidrogenasi. Jalur dasar
transformasi menghasilkan asetat, CO<sub>2</sub> dan H<sub>2</sub>, sedangkan
produk acidogenesis lainnya memainkan peran signifikan. Sebagai hasil dari
transformasi, metanogen dapat langsung menggunakan produk baru sebagai substrat
dan sumber energi. Akumulasi elektron oleh senyawa, seperti laktat, etanol,
propionat, butirat, asam lemak volatiol yang lebih tinggi adalah respon bakteri
terhadap peningkatan konsentrasi hidrogen dalam larutan. Produk baru tidak
dapat digunakan secara langsung oleh bakteri metanogen dan harus dikonversi
oleh bakteri obligatif yang memproduksi hidrogen dalam proses yang disebut
acetogenesis. Diantara produk acidogenesis, amonia dan hidrogen sulfida yang
memberikan bau yang tidak menyenangkan kuat untuk tahap ini (Ntaikou <i>et al.</i>, 2010;. Classen <i>et al.</i>, 1999; Conrad, 1999). Bakteri fase
asam termasuk anaerob fakultatif menggunakan oksigen sengaja diperkenalkan ke
dalam proses, menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pengembangan anaerob
wajib genera berikut: Pseudomonas, Bacillus, Clostridium, Micrococcus atau
Flavobacterium.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <b>Acetogenesis.
</b>Dalam proses ini, bakteri asetat termasuk dari genera dan Syntrophomonas Syntrophobacter
yang mengkonversi produk asam fase ke asetat dan hidrogen yang dapat digunakan
oleh bakteri metanogen (Schink, 1997).
Bakteri Methanobacterium suboxydans berfungsi untuk dekomposisi asam pentanoat
menjadi asam propionat, sedangkan Methanobacterium propionicum menyumbang dekomposisi
asam propionat menjadi asam asetat. Akibatnya dari acetogenesis, hidrogen
dilepaskan, yang menunjukkan beracun efek pada mikroorganisme yang melaksanakan
proses. Oleh karena itu, suatu simbiosis diperlukan untuk bakteri acetogenik
dengan bakteri metana autotrof menggunakan hidrogen, selanjutnya disebut
syntrophy (Schink, 1997;. De Bok et al, 2005). Acetogenesis adalah fase yang
menggambarkan efisiensi produksi biogas, karena sekitar 70% dari metana muncul
diproses reduksi asetat. Akibatnya, asetat merupakan produk setengah jadi kunci
dari proses metana pencernaan. Dalam fase acetogenesis sekitar 25% dari asetat
terbentuk dan sekitar 11% hidrogen, dihasilkan dalam proses degradasi limbah.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <b>Metanogenesis.
</b>Fase ini terdiri dalam produksi metan oleh bakteri metanogen. Metan dalam tahap
proses yang dihasilkan dari substrat yang adalah produk dari tahap sebelumnya,
yaitu, asam asetat, H<sub>2</sub>, CO<sub>2</sub> dan format dan metanol, atau
metilamin dimetil sulfida. Terlepas dari kenyataan bahwa bakteri hanya beberapa
mampu menghasilkan metan dari asam asetat, mayoritas CH<sub>4</sub> yang timbul
dalam proses pencernaan metana hasil dari konversi asam asetat dengan bakteri
metan heterotrofik (Demirel dan Scherer, 2008). Hanya 30% gas metana yang
dihasilkan dalam proses ini berasal dari CO<sub>2</sub> pengurangan dilakukan
oleh bakteri metan autotrofik. Selama proses ini H<sub>2</sub> habis, yang
menciptakan kondisi yang baik untuk pengembangan bakteri asam yang menimbulkan
rantai pendek asam organik di fase pengasaman dan akibatnya - terlalu rendah
produksi H<sub>2</sub> di fase asetogenik. Sebuah konsekuensi dari konversi
tersebut mungkin gas yang kaya CO<sub>2</sub>, karena hanya bagian kecil yang akan
diubah menjadi metan (Griffin <i>et al</i>.,
2000.; Karakashev <i>et al</i>., 2005).<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Faktor
Yang Mempengaruhi Produksi Metan<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> Temperatur. </span></b><span style="line-height: 150%;">Produksi
metan dapat dihasilkan pada temperatur antara 0</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C sampai 97</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C. Walaupun bakteri metan psycrophilic tidak
dapat diisolasi, bakteri termofilik beroperasi secara optimum pada temperature
50 sampai 75</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C
ditemukan di daerah panas. <i>Methanothermus
fervidus</i> ditemukan di Iceland dan tumbuh pada temperature 63 sampai 97</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 150%;"> Karena pertumbuhan bakteri metan
yang lebih lambat dibandingkan bakteri acidogenik, maka bakteri metan sangat
sensitive terhadap perubahan kecil temperature. Karena penggunaan asam volatile
oleh bakteri metan, penurunan temperature cenderung menurunkan laju pertumbuhan
bakteri metan. Oleh karena itu, penguraian mesofilik harus didesain untuk
beroperasi pada temperature anatar 30 sampai 35</span><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;">°</span><span style="line-height: 150%;">C untuk fungsi optimal.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <b>Waktu
tinggal. </b>Waktu tinggal air limbah dalam reactor anaerob, yang tergantung
pada karakteristik air limbah dan kondisi lingkungan, harus cukup lama untuk
proses metabolisme oleh bakteri anaerobic dalam reactor pengurai. Penguraian
didasarkan pada bakteri yang tumbuh menempel mempunyai waktu tinggal yang
rendah (1 sampai 10 hari) daripada bakteri yang terdispersi dalam air (10
sampai 60 hari). Waktu tinggal pengurai mesofilik dan termofilik anatra 25
sampai 35 hari tetapi dapat lebih rendah lagi. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"> <b>pH.
</b>Kebanyakan pertumbuhan bakteri metanogenik berada pada kisaran pH 6,7
samapi 7,4, tetapi optimalnya pada kisaran pH anatar 7,0 sampai 7,2 dan proses
dapat gagal jika pH mendekati 6,0. Bakteri acidogenik menghasilkan asam organik
yang cenderung menurunkan pH bioreaktor. Salah satu metode untuk memperbaiki
keseimbangan pH adalah meningkatkan alkalinity dengan menambah bahan kimia
seperti lime (kapur), anhydrous ammonia, sodium hidroksida atau sodium
bikarbonat.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> Komposisi kimia air limbah. </span></b><span style="line-height: 150%;">Bakteri
metanogenik dapat menghasilkan metan dari karbohidrat, protein, dan lipida, dan
juga senyawa komplek aromatic (contoh: ferulik, vanilik, dan asam syringik).
Walaupun demikian beberapa senyawa lignin dan n-parafin sulit terurai oleh
bakteri anaerobic. Rasio C:N:P untuk bakteri anaerobic adalah 700:5:1.
Metanogen menggunakan ammonia dan sulfur sebagai sumber nitrogen dan sulfur.
Walaupun sulfide bebas adalah toksik terhadap metanogen bakteri pada tingkat
150 sampai 200 mg/l, unsur ini sumber sulfur utama untuk bakteri metanogen.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> Kompetisi metanogen dengan bakteri
pemakan sulfat. </span></b><span style="line-height: 150%;">Bakteri pereduksi sulfat dan metanogen
memperebutkan donor electron yang sama, asetat dan H<sub>2. </sub>Bakteri
pemakan sulfat memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap asetat (Ks= 9,5
mg/l) daripada metanogen (Ks=32,8 mg/l). Ini berarti bahwa bakteri pemakan
sulfat akan memenangkan kompetisi pada kondisi konsentrasi asetat yang rendah.
Bakteri pemakan sulfat dan metanogen sangat kompetitif pada rasio COD/SO<sub>4</sub>
berkisar 1,7 sampai 2,7. Pada rasio yang lebih tinggi baik untuk metanogen,
sedangkan bakteri pemakan sulfat lebih baik pada rasio yang lebih kecil.<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> Zat toksik. </span></b><span style="line-height: 150%;">Beberapa
zat toksik yang dapat menghambat pembentukan metan antara lain: 1) oksigen,
metanogen adalah bakteri anaerob dan dapat terhambat pertumbuhannya oleh
oksigen dalam kadar trace level, 2) ammonia, ammonia beracun untuk bakteri
metanogen karena produksi ammonia tergantung pH (ammonia bebas terbentuk pada
pH tinggi), sedikit toksisitas yang dapat diamati pada pH netral. Ammonia dapat
menghambat pembentukan metanogen pada konsentrasi 1500 sampai 3000 mg/l, 3)
hidrokarbon terklorinasi, kloroform sangat toksik terhadap bakteri metanogen
dan cenderung menghambat ecara total, hal ini dapat diukur dari produksi metan
dan akumulasi hydrogen pada konsentrasi di atas 1 mg/l, 4) senyawa benzene, 5)
formaldehid, 6) asam volatile, 7) asam lemak rantai panjang, 7) logam berat, 8)
sianida, 9) sulfide, 10) tannin, 11) salinitas, 12) efek balik, sistem anaerobik
dapat dihambat oleh beberapa hasil antara selama proses. <o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">Manfaat
Bakteri Metanogen<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 150%;"> </span></b><span style="line-height: 150%;">(Haryati, 2006), proses
pencernaan anaerobik , yang merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses
pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri
asidogenik pada kondisi tanpa udara . Bakteri ini secara alami terdapat dalam
limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan
sampah organik rumah tangga . Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob
juga memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total
solid, volatile solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri coliform
dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun.
Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan
untuk belajar dan melakukan kegiatan komunitas di malam hari . Beberapa alasan
lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin
mendapat perhatian yaitu :<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">(a) Harga bahan bakar yang terus meningkat .<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">(b) Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan
bakar lain yang dapat diperbaharui .<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">(c) Dapat diproduksi dalam skala kecil di
tempat yang tidak terjangkau listrik atau energi lainnya .<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">(d) Dapat diproduksi dalam konstruksi yang sederhana.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" />
</span>
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 150%;">DAFTAR
PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Anonim. 2012. Methane Fermentation. <i>Available at</i>
http://id.scribd.com/doc/50947036/Methane-Fermentation. <i>Accessed date</i> 12 Desember 2012.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Classen PAM, Van Lier JB, Lopez Contreras AM, Van Niel EWJ,
Sittsma L, Stams AJ, De Vries SS, Westhuis RA (1999). Utilisation of biomass
for the supply of energy carries. Appl. Microbiol. Biotechnol. 52: 741-755. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Conrad R (1999). Contribution of hydrogen to methane production
and control of hydrogen concentration in methanogenic soils and sediments. FEMS
Microbiol. Ecol. 28: 193-202. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">De Bok FAM, Harmsen HJK,
Plugge CM, De Vries MC, Akkermans ADL, De Vos WM, Stams AJM (2005). The first
true obligatory syntrophic propionate-oxidizing bacterium, <i>Pelotomaculum
Schinkii </i>sp. nov., co-culture with <i>Methanospirillumhungatei</i>, and
emended description of the genus <i>Pelotomaculum</i>. Int. J. Syst. Evolut.
Microbiol. 55: 1697-1703.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Griffin ME, McMahon KD, Mackie RI, Raskin L (2000). Methanogenic
population dynamics during start-up of anaerobic digesters treating municipal
soild waste and biosolids. Biotechnol. Eng. 57: 342-355.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Haryati, T. 2006. Biogas: Limbah
Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Wartazoa Vol. (16):3 160-169.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Karakashev D, Batstone DJ, Angelidaki
I (2005). Influence of environmental conditions on methanogenic compositions in
anaerobic biogas reactors. Appl. Environ. Microbiol. 71: 331-338.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Medigan MT, Martinko JM, Parker J
(2000). Brock biology of microorganisms. Prentice Hall International, New
Jersey.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Ntaikou I, Antonopoulou G, Lyberatos G
(2010). Biohydrogen production from biomass and wastes via dark fermentation: a
review. Waste Biomass Valor, 1: 21-39.<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Tabatabaei M, Zakaria MR, Rahim AR, Wright ADG, Shirai Y, Abdullah
N, Sakai K, Ikeno S, Mori M (2009). PCR-based DGGE and FISH analysis of
methanogens in an anaerobic closed digester tank for treating palm oil mill
effluent. Electron J. Biotechnol. 12: 1-12.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: inherit;">Verstraete W, Doulami F, Volcke E, Tavarnier M, Nollet H, Roels J.(2002).
The importance of anaerobic digestion for global environmental development. J.
Environ. Syst. Eng. 706: 97-102.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: small;"><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14206140697114948063noreply@blogger.com0