RUMINANSIA
Perbedaan antara ternak ruminansia dengan ternak non ruminansia adalah ternak ruminansia dikaruniakan tuhan sebuah perut jamak yang sering disebut kompleks retikulorumen. Kompleks retikulorumen ini mengandung populasi mikrobia, salah satu mikrobia yang terdapat di dalam rumen adalah mikrobia selulolitik, yaitu mikrobia pendegradasi selulosa menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti Volatil fatty acid (VFA), VFA inilah yang dijadikan ternak inang seperti sapi sebagai sumber energi dan asam lemak susu (untuk sapi perah). Bayangkan saja, ketika ternak sapi dengan bobot badan 500 kg tidak dikaruniakan tuhan sebuah komplek retikulorumen, kemungkinan tidak dapat menggunakan selulosa sebagai substratnya sehingga kebutuhan akan jagung, bungkil kedelai atau pakan konsentrat lainnya akan sangat banyak. Ternak ruminansia adalah kelompok ternak yang mempunyai tulang belakang, mempunyai rahang, dan pada bagian alat reproduksinya mempunyai plasenta. Ternak ruminansia mempunyai empat bagian perut yaitu :
Rumen |
3.
Omasum adalah bagian perut setelah
retikulum yang mempunyai bentuk permukaan berlipat-lipat dengan struktur yang
kasar. Bentuk fisik ini dengan gerakan peristaltik berfungsi sebagai penggiling
makanan yang melewatinya dan juga berperan menyerap sebagian besar air.
Omasum |
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo (2007)
menyatakan bahwa kambing peranakan etawah (PE) merupakan hasil persilangan
kambing etawah (kambing jenis unggul dari India) dengan kambing kacang (kambing
asli Indonesia). Kambing PE dapat beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia,
mudah dipelihara, dan merupakan ternak jenis unggul penghasil daging juga susu.
Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang.
Bobot badan kambing PE jantan dewasa antara 65 sampai 90 kg dan yang betina
antara 45 sampai 70 kg. Produksi susu mencapai 1 sampai 3 liter/hari. Ciri-ciri
kambing PE adalah sebagai berikut: postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan
dewasa gumba atau pundak mencapai 90 sampai 110 cm dan betina 70 sampai 90 cm;
kaki panjang dan bagian paha ditumbuhi bulu atau rambut panjang; profil tampak
cembung; telinga panjang (25 sampai 40 cm) terkulai ke bawah; dan warna bulu
umumnya putih dengan belang hitam atau coklat, tetapi ada juga yang polos
putih, hitam, atau coklat.
BAHAN PAKAN
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat
dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, tidak membahayakan
bagi pemakannya dan bermanfaat bagi ternak.
Berdasarkan sifat fisik dan kimia yang spesifik sesuai
dengan kegunaannya maka bahan pakan
dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas yaitu:
Kelas 1: Hijauan
kering dan jerami kering
Kelas 1, meliputi
berbagai hijauan pakan yang sengaja dipanen dan dikeringkan, dan juga berbagai
jerami kering yang sengaja dipanen dan dirawat. Kelas 1 ini mengandung
serat kasar dan dinding sel yang tinggi yaitu masing - masing
> 18% dan > 35 % dalam bahan kering, sehingga rendah
kandungan energi tersedia per unit bobot.
Kelas 2: Hijauan segar dan jerami
segar
Kelas 2, meliputi berbagai hijauan pakan dan jerami yang belum
ataupun sudah dipanen dan diberikan kepada ternak masih dalam keadaan segar.
|
Kelas 3: Silase (silage)
Kelas 3, meliputi berbagai hijauan pakan yang telah
dipotong-potong dan telah
mengalami proses fermentasi terkontrol, tidak termasuk silase ikan,
butir-butiran sebangsa padi, biji-bijian sebangsa legum , dan umbi-umbian.
Kelas 4: Sumber Energi
Kelas 4, meliputi berbagai bahan pakan
yang mengandung protein
kasar < 20% dan serat kasar < 18% atau dinding sel <
35% dalam bahan kering. Kelas 4 ini termasuk pula sumber energi yang telah
mengalami proses fermentasi (silase).
Kelas 5:
Sumber Protein
Kelas 5, meliputi berbagai
bahan pakan yang mengandung
protein kasar ³ 20%
dalam bahan kering. Kelas 5 ini ada yang berasal dari hewan dan ada yang
berasal dari tanaman. Sumber protein ini disebut pula sebagai konsentrat
protein.
Kelas 6: Sumber Mineral
Kelas 6, meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan mineralnya.
Kelas ini ada yang sebagai sumber mineral makro dan ada yang sebagai sumber
mineral mikro, baik yang mengandung satu macam atau lebih dari satu macam
mineral. Sumber
mineral ini disebut pula sebagai konsentrat mineral.
Kelas 8: Sumber Vitamin
Kelas 7,
meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya dan termasuk
pula preparat vitamin. Kelas 7 ini ada yang mengandung satu macam vitamin
ataupun lebih dari satu macam vitamin. Sumber vitamin ini disebut pula sebagai
konsentrat vitamin.
Kelas 8: Additif
pakan
Kelas 8,
meliputi berbagai bahan yang tidak berfungsi sebagai sumber nutrien atau non nutrien. Penggunaannya adalah dengan
cara ditambahkan atau diimbuhkan ke dalam pakan dalam jumlah sedikit dengan
tujuan tertentu. Misalnya untuk memacu pertumbuhan, memacu produksi, memberi
warna, memberi bau ataupun sebagai bahan pengisi.
PAKAN
Pakan adalah satu macam atau campuran lebih dari satu macam
bahan pakan yang khusus disediakan untuk ternak.
Konsentrat. Konsentrat adalah bahan pakan yang rendah kandungan
serat kasar dan tinggi kandungan nutriennya. Pangan demikian dapat dinyatakan
pula bahwa bahan pakan konsentrat adalah setiap bahan pakan yang kandungan
serat kasarnya kurang dari 18% dan TDN-nya di atas 60% berdasarkan bahan
kering. Dalam penggolongan bahan makanan secara internasional, ada dua golongan
konsentrat berdasarkan kadar proteinnya, yaitu sumber energi dan sumber
protein. Termasuk dalam kelompok konsentrat sumber energi adalah bahan-bahan dengan
protein kasar kurang dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dab dinding sel
kurang dari 35%. Sebagai contoh konsentrat sumber energi adalah biji-bijian,
limbah penggilingan, buah-buahan, kacang-kacangan, akar-akaran, serta
umbi-umbian. Termasuk dalam konsentrat sumber protein adalah bahan-bahan yang
mengandung protein kasar 20% atau lebih dari bahan yang berasal dari hewan
maupun berasal dari bungkil, bekatul, dan lain-lain.
Hijauan. Hijauan
merupakan makanan utama kambing atau bagi ternak ruminansia lainnya dan
berfungsi sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan
mineral. Untuk penyediaan hijauan yang berkelanjutan maka
pembudidayaan hijauan makanan ternak yang unggul perlu ditingkatkan. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya mutu hijauan yang diberikan dapat dilakukan secara
cepat dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai patokan, seperti lembut
atau tidaknya permukaan bahan pakan tersebut, bentuk bahan pakan dan waktu
potong bahan pakan atau hijauan tersebut. Adapun hijauan
unggul yang sudah banyak dikenal antara lain rumput gajah, kolonjono, Gliricideae
maculata, lamtoro, kaliandra.
PENYUSUNAN RANSUM
Ransum adalah sejumlah pakan yang dikonsumsi ternak selam
24 jam tanpa memperhatikan nutrien yang ada untuk seekor ternak
Ransum seimbang atau ransum serasi (balanced ration)
adalah ransum yang mengandung semua nutrien yang dibutuhkan ternak sesuai
dengan tujuan pemeliharaan. Kegunaan dari formulasi ransum adalah untuk
menuangkan pengetahuan tentang zat atau bebrapa zat makanan, bahan atau
beberapa bahan makanan menjadi suatu bahan makanan (ransum) yang dapat memenuhi
kebutuhan ternak yang mempunyai tingkat produksi tertentu yang dikehendaki oleh
peternak
Tipe ransum yang diberikan ada dua yaitu complete feed (ransum
lengkap) dan pemberian terpisah antara konsentrat dan hijauan. Complete feed (ransum lengkap) adalah
ransum yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan lagi tambahan
bahan makanan atau zat makanan apapun dari luar; siap diberikan kepada ternak
untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Membuat atau menyusun ransum ternak yang seimbang
dibutuhkan data yang meliputi :
1. Kebutuhan ternak, dapat menggunakan
data dari Nutrient Requerment of Goat
(NRC, 1981)
2. Komposisi bahan pakan atau
kandungan gizi bahan pakan. Dapat diperoleh dari publikasi ilmiah misal Hari
Hartadi et., al (1980), atau hasil analisis yang
ada di referensi lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun
ransum adalah sebagai berikut:
a. Menentukan
bahan pakan apa saja yang akan digunakan dalam menyusun ransum.
b. Mengetahui
kandungan nutrien masing-masing bahan pakan. Kandungan nutrien dapat dilihat
pada NRC (1994), hasil analisis laboratorium, peneliti, lembaga penelitian
ternak atau yang lainya.
c.
Mencari data kebutuhan standar ternak. Hal ini dapat
dilihat pada tabel NRC (1994), ARC (British), INRA (Prancis), Morrison’s
Feeding Standar, Lembaga penelitian atau tabel lainnya,
d.
Mengetahui harga bahan pakan per kg.
Formulasi ransum dapat dilakukan melalui beberapa metode,
antara lain:
a. metode coba-coba (Trial and Error Method)
b. metode bujur sangkar (square method)
c. metode eksak (exact method)
d. simultaneous equation method
e. linier
programing method
PENCAMPURAN
Pencampuran atau Mixing merupakan proses
pencampuran bahan pakan yang mencakup proses pengadukan dan pengacakan.
Pengadukan berarti meningkatkan keseragaman, sedang pengacakan berarti
meningkatkan keragaman. Pencampuran bahan pakan menggunakan mixer horisontal dan mixer vertikal. Teknik pencampuran
konsentrat dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga mekanis (mixer) maupun manual. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pencampuran konsentrat maupun ransum yaitu: kestabilan bahan
pakan, jarak waktu pencampuran dengan penggunaan dan peralatan yang digunakan.
Dalam
formulasi ransum tujuan pencampuran adalah untuk mengkombinasikan kedua proses
diatas yaitu pengacakan komponen pakan yang berbeda menjadi satu bentuk
campuran. Pencampuran pakan melibatkan kombinasi pencampuran antara
bahan bentuk padat dan padat-cair. Bahan pakan utama dicampur pertama
kali kemudian diikuti dengan material cair. Vitamin dan berbagai mineral
ditambahkan setelah premix. Berbagai tipe pencampuran pakan ditujukan agar
bahan pakan dapat tercampur menjadi campuran yang homogen.
Prinsip pencampuran yaitu menggabungkan beberapa bahan
dengan cara menyebarkan bahan sehingga pada jumlah tertentu dari campuran
terdapat komponen bahan dalam perbandingan tetap. Kualitas mixing dipengaruhi oleh ukuran partikel, bentuk partikel, berat
spesifik, higroskopisitas dari partikel, kepekaan terhadap muatan elektronik,
daya rekat sejati pada permukaan yang kasar atau ditimbulkan akibat penambahan
minyak.
:D info bagus ... kunjung balik yha ... nambah relasi yang suka dunia peternakan
BalasHapushttp://wsejati.wordpress.com/