Mixing
adalah proses pencampuran bahan pakan sesuai dengan formulasi ransum yang akan
dibuat, hasil mixing harus bersifat
homogen sehingga jika sampel diambil pada suatu titik mixer akan menghasilkan nilai yang refresentatif. Refresentatif
memiliki arti bahwa sampel tersebut dapat mewakili data nutrisi dan kualitas
hasil mixing tersebut. Homogenitas
dari suatu hasil mixing sangat
penting. Penambahan antibiotik, hormon, dan additive lainnya dalam jumlah yang relatif
sedikit dalam proses mixing harus homogen,
hasil mixing yang tidak memiliki
homogenitas yang cukup tinggi akan berdampak pada produktivitas ternak, bahkan
dapat mengakibatkan kematian jika penambahan obat-obatan dalam proses mixing tidak tercampur secara baik dan
optimal sehingga obat-obatan tersebut akan terakumulasi pada suatu titik yang
dapat menjadikan overdosis pada ternak nantinya.
Tipe
horizontal memiliki kelebihan dibandingkan tipe mesin mixer yang lain. Homogenitas yang lebih seragam dihasilkan dari
mesin mixer tipe horizontal. Mesin mixer horizontal memiliki prinsip
pencampuran dengan pengaduk yang berputar seperti helix sehingga alir
pengadukan menjadi berlawanan antara alir dalam dan luar. Proses mixing
dalam proses produksi sangat memegang peranan penting karena kapasitas produksi
pakan ternak dalam suatu feedmill
sangat dipengaruhi besar oleh kapasitas kinerja mesin mixer. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja proses mixing
adalah ukuran bahan, jenis bahan, densitas bahan, dan waktu pencampuran. Waktu
pencampuran dapat mempengaruhi efisiensi mixing,
waktu mixing yang terlalu cepat dapat
menyebabkan belum maksimalnya pencampuran sedangkan waktu mixing yang terlalu lama dapat memungkinkan terjadinya segresi
(pemisahan partikel). Jenis dan densitas bahan baku dapat berpengaruh dalam
urutan pemasukan bahan baku ke dalam mesin mixing.
Menurut Soeparjo (2010), urutan bahan baku dapat menyebabkan penyebaran bahan
baku selama pencampuran. Mixer
mempunyai ambang batas dimana bahan dalam jumlah yang kecil tidak dapat
tercampur secara homogen kedalam formulasi.
Mixing merupakan titik
pusat dari proses produksi. Mixing
dapat dianggap sebagai “Ibu” dari semua proses produksi. Mixing merupakan operasi dasar dari suatu feed manufacturing yang sangat dibutuhkan. Pakan komplit yang
merupakan campuran bahan pakan harus melalui proses mixing. Keseragaman harus dihasilkan dari proses mixing untuk memaksimalkan penggunaan
nutrient. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan, produksi, kesehatan maka ternak
haruslah mendapatkan pakan yang seimbang asupan nutrisi, feed additive pada konsentrasi yang diinginkan. Homogenitas
yang sempurna merupakan hal yang sangat diharapkan dari proses mixing. Penggunaan indikator merupakan
salah satu pengujian homogenitas. Indikator yang digunakan merupakan bahan baku
yang digunakan dalam jumlah yang cukup sedikit dalam formulasi. Indikator
seperti garam merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam pengujian
homogenitas. Sampel yang mengandung garam dalam formulasinya diuji dengan menggunakan teknik pengujian Na
(sodium). Teknik pengujian kadar garam dapat menggunakan teknik Na ataupun Cl. Konsentrasi garam dan variasi antar sampel dihitung
untuk menghasilkan koefisien keragaman (Coefficient
Of Variation). Pencampuran yang baik adalah nilai CV dibawah 10%. Tindakan
koreksi yang dapat dilakukan jika nilai CV lebih dari 10% adalah dengan
menambah waktu mixing
|
Mesin Mixer horizontal |
|
Tampak Dalam Ribbon (pengaduk) Mixer horizontal
|
|
Aliran pakan di dalam mixer horizontal |
|
Alir pakan di dalam mixer vertikal |
|
Tampak luar mesin mixer vertikal. |
saya ngin mixer hprisontal apkh bp ada stok
BalasHapus